ADA APA DENGAN RADIKALISME?



Oleh: Nuraizah Azura

Dewasa ini isu radikalisme semakin digembar-gemborkan diberbagai kampus-kampus terkemuka. Seperti yang di lansir oleh KOMPAS.COM bahwasannya Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (MENKO PMK) Puan Maharani mengingatkan maba UI untuk mewaspadai paham radikalisme yang bertentangan dengan pancasila. Kalian harus mewaspadai paham radikal yang bertentangan dengan pancasila" kata  Puan dalam sesi memberikan motivasi kepada maba UI, di Depok, Jum'at (23/8).
Isu mewaspadai adanya paham radikalisme terus di boomingkan terutama kepada mahasiswa baru yang baru saja menginjak dunia kampus, tujuannya agar mahasiswa baru ini tidak tergabung dalam paham radikalisme menurut versi mereka. Bahkan isu radikalisme ini dibeberkan secara gamblang tentang bagaimana ciri-ciri radikalisme dan terorisme menurut versi mereka juga. Pasalnya dari isu yang berkembang ternyata berdampak kepada Islam, sebab ciri-ciri radikalisme versi mereka menunjukan tentang ciri-ciri para aktivis Islam. Mereka ungkapkan bahwa yang berpaham radikalisme dan terorisme adalah mereka yang berciri khaskan semisal sering menggunakan atribut tauhid, seperti bendera al-liwa dan ar-royah, topi bertuliskan tauhid, mereka yang sering mengadakan kajian rutin seperti liqo', perhalaqohan dan mereka yang sering memberi pencerahan kepada umat Islam bahwa Islam pernah berjaya sewaktu di masa kekhilafahan dulu juga mereka cap sebagai pelaku radikalisme dll. Bahkan ada yang menstigma negatifkan cadar, jubah bahkan celana cingkrang sebagai pelaku teroris. Naudzubillah mindzalik
Sebenarnya ini adalah mega proyek bagi Barat. Seharusnya umat Islam harus tau dengan strategi yang digencarkan oleh Barat melalui corong media mereka. Seperti isu radikalisme yang mereka sebut sebagai Islam radikal adalah tujuan Barat untuk mengadu domba sesama muslim. Maka Baratpun membuat istilah tandingan kontra radikalisme yang mereka namakan Islam moderat. Baik itu Islam radikal atau Islam moderat sesungguhnya keduanya adalah istilah yang diproklamirkan Barat untuk menyerang Islam. Ibaratkan politik belah bambu, yaitu setelah dibelah satu diinjak dan satunya lagi diangkat lalu diadu, itulah yang mereka gunakan untuk memecah belah Islam. Mereka membagi Islam menjadi 4 bagian. Yang pertama mereka menamakannya Islam radikal (Islam fundamentalis). Bagi mereka Islam fundamentalis ini harus segera di tangani dan di waspadai, sebab mereka sangat teguh dengan ajaran syari'at Islam. Namun dengan kelicikan yang ada mereka memberi stigma negatif bahwa Islam jenis ini adalah Islam yang penuh kekerasan diakibatkan menerapkan syari'at islam secara kaffah (keseluruhan). Yang kedua mereka menamakan Islam tradisional. Bagi mereka Islam tradisional ini masih terlategori waspada ringan. Artinya tidak terlalu mengganggu kepentingan mereka untuk berbuat seenak hatinya dalam berwenang. Selagi mereka hanya membahas  agama dalam perkara ibadah saja, mereka tak akan menudingnya. Sebab Islam jenis ini menurut mereka tidak mengganggu mereka  dalam perkara politik. Yang ketiga mereka menamakannya Islam moderat. Artinya Islam jenis ini bisa dibawa untuk mempropagandakan nilai-nilai barat dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka Islam jenis ini harus mereka dukung, akibat sikap open terhadap nilai-nilai kemoderenan yang berkembang begitu pesat meskipun nilai-nilai kemoderenan itu jauh dari syari'at yang telah ditetapkan Allah. Yang keempat mereka menamakan Islam liberal. Yaitu mereka yang menginginkan kebebasan-kebebasan tanpa batas. Dan ini juga sangat mereka dukung, sebab mereka memiliki visi yang sama.
Lantas benarkah Islam seperti itu?
Perlu diingatkan kembali bahwasannya Islam adalah ibarat satu tubuh yang tidak bisa dipisahkan. Propaganda-propaganda yang digembar-gemborkan tersebut tak lain hanya untuk memecah belah umat agar umat menjadi pecahan-pecahan yang terpisah.  Lantas bagaimana dengan radikalisme yang dicapkan kepada mereka yang kokoh dengan ajaran Islam itu sendiri? 
Perlu diketahui kembali bahwa Islam adalah agama kedamaian. Islam adalah agama yang berasal dari sang pencipta alam semesta. Islam tidak hanya sekedar agama namun juga mabda' yang realistik dan manusiawi, dengan berbagai susunan, sistematika, kondisi, nilai, kepribadian, ritual, begitu juga dengan atribut syiarnya. Karenanya akidah  Islam mampu melahirkan sistem aturan peradaban yang maju dan mulia. Hal ini akan terjadi apabila Islam diterapkan secara kaffah yang direalisasikan dalam kehidupan dan ditopang oleh institusi pemerintahan yang berlandaskan dengan hukum sang Pencipta alam.
Radikalisme adalah istilah yang diguanakn Barat dan bukan dari Islam. Dan stigma ini hanya berlaku bagi siapa saja yang teguh dalam pendirian keIslamannya. Setidaknya ada 4 tujuan dari mempropagandakan istilah radikalisme oleh Barat kepada umat Islam, yakni pertama Harakah At-tasykik yakni menumbuhkan keraguan (skeptis) pada umat Islam atas kebenaran Islam. Yang kedua Harakah at-Tasywih, yaitu menghilangkan rasa kebanggan terhadap ajaran Islam dengan cara memberi stigma buruk kepada Islam. Mereka gencar mencitrakan Islam secara keji ke media-media. Bahkan dipresentasikan sebagai agama yang antagonistic terhadap ide-ide kebebasan, HAM, Demokrasi, pluralisme dan nilai-nilai Barat lainnya. Ketiga Harakah At-tadzwib yaitu gerakan pelarutan atau akulturasi peradaban dan pemikiran. Dampaknya adalah keterjebakan umat Islam dalam pemikiran pluralisme agama. Keempat Harakah At-tghrib yaitu gerakan westrenisasi segala aspek kehidupan kaum muslimin, paradigm Barat dijadikan kiblat kaum muslimin berupa Fun, Fashion, Film, dan Food. Barat terus mempropagandakan ideologinya di tengah-tengah umat Islam.
Maka kita dapat melihat bahwa radikalisme merupakan propaganda asing yang berasaskan ideologi kapitalis dalam rangka untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya bahkan merupakan bentuk perlawanan asing terhadap mabda' Islam. Hal ini tentu karena ketakutan mereka terhadap kebangkitan umat  Islam tatkala umat mulai menyadari atau mengetahui agamanya secara keseluruhan (kaffah). 
Wallahu'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak