Oleh Mardina, S.Pd
Satu Januari merupakan pertanda bahwa tahun juga akan berganti, begitupun dengan tahun ini, 2019 menjadi 2020. Di akhir tahun 2019 atau lebih tepatnya 31 Desember semua orang berkumpul untuk merayakan lahirnya tahun yang baru dengan berbagai macam dan cara. Untuk sebagian orang, tahun baru merupakan tempat untuk meraih harapan-harapan baru dan sebagian lainnya melakukan introspeksi sehingga bisa berbenah untuk memperbaiki diri. Tahun 2020 yang menarik sebenarnya bukanlah perayaan atau bagaimana cara merayakannnya, tapi kebijakan apa yang akan dihadirkan pemerintah dalam melakukan perbaikan negeri. Sayangnya, kita sebagai rakyat banyak yang dibuat terlena karena menganggap bahwa tahun baru adalah kesempatan untuk berlibur dan mnghabiskan waktu luang bukan memikirkan bagaimana nasib bangsa satu tahun kedepan.
Baru beberapa bulan rezim ini di lantik untuk melanjutkan kekuasaannya, sudah terlihat bagaimana kebijakan-kebijakannya. Rezim sangat ngotot menaikkan tarifdan harga barang yang digunakan oleh rakyat kebanyakan. BPJS misalnya akan mulai dinaikkan di tahun 2020. Tidak hanya BPJS kenaikan tarif harga juga akan berlaku untuk rokok, Tol, Damri bahkan parkir. Di sisi lain, Menjelang tahun baru 2020, kebijakan seputar nasib dan hidup buruh sedang digodok pemerintah.
Mulai dari rencana upah per jam, sampai terbukanya keran pekerja asing. Buruh harus lebih bersiap dalam menghadapi persaingan antar pekerja. Pasalnya, pemerintah akan mempermudah perizinan TKA (tenaga kerja asing) untuk masuk ke dalam negeri. Yakni melalui RUU Omnibus Law soal Cipta Lapangan Kerja (NEWS - FerrySandi , CNBC Indonesia, 29 December 2019)
Kenaikan harga dan juga tarif sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di setiap pergantian tahun, tak luput juga di tahun ini. Rezim sudah tidak malu bahkan terkesan terang-terangan dalam menaikkan tarif yang angkanya mencapai 100%. Kenaikan harga dan pelayanan public menandakan ada yang bermasalah dengan pengaturan perekonomian di negeri ini. Padahal jika di lihat dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini mustahil rakyat tak bisa terlayani secara cuma-cuma. Namun begitulah fakta yang dihadapi oleh rakyat di negeri ini, kaya raya alamnya namun asing dan aseng penikmat sebenarnya. Semakin lama Rezim kapitalis sekuler bercokol, makin banyak kebijakan yang menyengsarakan rakyat, menyulitkan pemenuhan hajat hidup masyarakat dan menghalangi pemanfaatan kekayaan negeri untuk kemaslahatan rakyat. Ditambah lagi, bukan menyediakan lapangan kerja yang menjadi jalan rakyat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, malah memberikan lapangan kerja itu pada pekerja asing.
Berkebalikan kondisinya dengan penguasa pada sistem Islam. Yang selalu berorientasi menjamin terpenuhi kebutuhan dasar rakyat per individu dan memberi peluang masuknya asing baik permodalan maupun orang dengan pertimbangan kebolehan syariat dan kemaslahatan rakyat, bukan malah merugikan kemaslahatan rakyat. Penentuan upah buruh dalam Islam memang bukan dengan pematokan standar minimum sebagaimana mekanisme UMR saat ini, namun kesejahteraan rakyat bisa diwujudkan karena negara bertanggung jawab menjamin layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan secara berkualitas dan gratis. Begitu pula pemenuhan hajat air, energy/listrik dan bbm, jalan dan transportasi tidak akan dikapitalisasi sebagaimana saat ini karena semuanya merupakan hak milik umum yang dikelola oleh negara dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Khirasy bin Hausyab Asy Syaibani dari Al Awwam bin Hausyab dari Mujahid dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal; air, rumput dan api. Dan harganya adalah haram." Abu Sa'id berkata, "Yang dimaksud adalah air yang mengalir." (HR. Ibnu Majah)
Saat pengelolaan kekayaan negeri ini tak sesuai dengan aturan Al-Khaliq, maka yang akan terjadi bukanlah kesejahteraan melainkan masa depan yang semakin suram akan terus terjadi. Untuk itulah, kembali kepada aturan Islam adalah solusi terbaik untuk semua permasalahan di negeri ini bahkan untuk seluruh dunia saat ini. Wallahu’alam bishowab….