Oleh : Ummu Dinar
Tahun masehi telah berganti, 2019 pun berlalu. Namun bila kita tengok serentetan persoalan yang dihadapi negeri ini seperti tak kunjung usai. Masalah demi masalah kian menumpuk menjadi catatan merah bagi rezim penguasa.
Kebobrokan dan kegagalan rezim saat ini kian jelas terlihat. Bagi siapa saja yang mau menilai secara objektif akan bisa melihat bahwa rezim yang ada belum mampu mensejahterakan rakyat. Alih-alih mensejahterakan rakyat seperti janji manis yang diumbar saat kampanye, setelah menjabat justru keberpihakan kepada asing dan aseng kian nyata.
Ambil saja contoh dalam mengurusi kesehatan rakyat, bukannya diberikan pelayanan terbaik dan biaya yang murah bahkan gratis, justru biaya dibebankan kepada rakyat sendiri. Dan yang lebih parah lagi iuran BPJS selalu naik, rencananya diawal tahun 2020 akan naik 100%. Hal ini benar-benar menegaskan bahwa pemerintah berlepas tangan dari urusan umat.
Ditambah lagi naiknya tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak, tentu hal itu akan sangat meresahkan para pelaku usaha kecil dan menengah. Apalagi hal ini diikuti oleh naiknya harga sejumlah bahan makanan pokok lainnya yang semakin membelit dan menyengsarakan rakyat, terutama kalangan bawah yang tidak berpenghasilan tetap.
Bukannya mengoptimalkan sumber daya alam yang melimpah ruah di negeri ini seperti minyak, emas batu bara dan lain-lain, pemerintah justru menyerahkan pengelolaanya kepada penjajah asing. Negara justru mengambil langkah praktis yang mencekik rakyat yaitu menjadikan pemasukan utamanya dari sektor pajak, yang pada tahun 2019 naik berlipat-lipat baik pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan dan lain-lain. Lagi-lagi rakyat yang menjadi tumbal.
Belum lagi masalah hutang yang membelit negeri ini. Bukannya semakin berkurang justru di rezim Jokowi utang luar negeri Indonesia semakin membumbung naik bak "sundul langit". Mana mungkin kesejahteraan dan kebahagian hidup bisa diraih bila modal utamanya adalah hutang berbasis riba yang sangat dibenci Allah Swt?
Disisi lain, nasib umat Islam kian terpojokkan. Mulai dari tudingan intoleran, kaum pemecah belah, radikal hingga teroris. Pada awal pelantikannya, presiden Jokowi sudah mewanti-wanti kepada Menteri terpilih bahwa masalah utama negeri ini adalah radikalisme. Yang sejatinya itu adalah narasi perang melawan Islam.
Selain tudingan radikal, kasus penistaan agama yang dilancarkan kepada Islam kian subur dan terpelihara. Jangankan dihukum dan diadili para pelaku justru mendapat pembelaan dari negara dan bebas melenggang untuk melakukan hal yang sama dikemudian hari. Padahal sudah banyak umat yang geram dan marah menuntut para pelaku untuk diadili.
Namun, perlakuan berbeda kepada ulama-ulama yang lantang menyerukan Islam. Tanpa proses yang panjang mereka langsung dipenjara dengan tuduhan radikal dan pelopor teroris, lihat saja kasus yang dialami ustad Alfian Tanjung, Gus Nur terlebih ulama sepuh seperti ustad Abu Bakar Ba'asir yang sampai sekarang tetap dipenjara tanpa tuduhan yang jelas. Bila tak sampai dipenjara, minimal pencekalan dan persekusi dilakukan untuk membungkam dakwah.
Pengkerdilan Islam juga mulai merambah dunia pendidikan. Mulai dari wacana penghapusan materi ajar yang bermuatan jihad dan perang hingga penghapusan materi khilafah dari kurikulum. Semua itu menambah catatan buruk rezim Jokowi yang semakin terlihat jelas anti kepada Islam dan ajarannya.
Tahun Baru, Harapan Baru
Carut marut yang terjadi di negeri ini meliputi seluruh bidang kehidupan, tak lain dan tak bukan karena penerapan sistem hidup yang tidak berlandaskan Islam. Begitu nyata kesengsaraan itu kita rasakan. Namun, sebagai hamba Allah yang beriman tidak sepantasnya kita hanya mengeluh dan pasrah terhadap keadaan. Sebagai orang beriman yang meyakini Islam sebagai jalan hidup yang hak, sudah sepantasnya kita menyerukan Islam sebagai solusi atas semua keterpurukan ini. Penerapan Islam dalam seluruh aspek kehidupan akan menjamin rahmat Allah dari langit dan bumi. Karena Allah lah pencipta manusia dan seluruh alam ini, maka Dialah yang paling tahu tentang hukum dan aturan yang paling sempurna bagi kita semua. Semoga di tahun yang baru ini kita senatiasa menumbuhkan harapan baru bahwa sebentar lagi fajar kemenangan itu akan datang.
Wallahualam bishawab.