Oleh : Lilik Yani
Zaid bin Tsabit bin adh-Dhahakbal-Anshari
Berasal dari Banj Najjar di Medinah
Ketika Rasul datang hijrah ke Madinah
Kondisi Zaid adalah seorang yatim
Usia Zaid 11 tahun saat tahun pertama hijriah
Zaid bin Tsabit, sewaktu kecil
Ia bersama orang-orang dewasa menemui Rasulullah saw
Untuk turut serta dalam perang Badar
Rasulullah tak mengijinkan karena terlalu muda
Badannya pun masih kecil
Tak menyerah ditolak pada perang Badar
Ketika Rasul siapkan pasukan perang Uhud
Zaid kembali mendaftarkan diri
Kali ini berangkat dengan rombongan remaja sebayanya
Berharap Rasulullah mengikut sertakan mereka
Rasulullah memandangi mereka dengan pandangan terima kasih
Seakan-akan beliau mengijinkan mereka ikut perang
Majulah seorang anak muda Rafi bin Khadij
Memamerkan keahliannya memegang senjata belati dan tombak
Rafi berkata, "Sesungguhnya aku mahir melempar senjata. Maka ijinkanlah aku."
Rasulullah pun mengizinkannya
Kemudia Samurah bin Jundap pun maju.
Salah seorang anggota keluarganya mengatakan
"Sesungguhnya Samurah lebih hebat dari Rafi."
Rasulullah pun mengijinkan Samurah
Tersisalah enam orang pemuda pemberani lainnya
Termasuk Zaid bin Tsabit
Dan Abdullah bin Umair
Mereka keluarkan segala kemampuan membujuk rayu Rasulullah
Tak mempan dengan lesan
Mereka bujuk dengan air mata
Tak berhasil dengan cara mengiba
Mereka unjuk kekuatan dengan menunjukkan otot-otot mereka
Tapi usia mereka masih terlalu muda
Tubuh mereka masih begitu kecil
Rasulullah menolak secara halus sekaligus menghibur mereka
Rasulullah berjanji akan mengajak mereka pada perang berikutnya
Zaid bin Tsabit bersama teman seusianya
Memulai pengalaman jihad saat Perang Khandaq tahun 5 hijriah
Zaid memegang bendera Bani Najjar di Perang Tabuk
Yang menghafal al Qur'an diutamakan
Zaid lebih banyak hafalannya daripada yang lain
Zaid bin Tsabit, pemuda Anshar yang cerdas
Memiliki keistimewaan dalam berbagai bidang
Penghafal al Qur'an dan juru tulis Rasulullah
Menulis wahyu yang turun pada Rasulullah
Memiliki kualitas ilmu dan hikmah mendalam
Ketika Rasulullah mulai menyampaikan risalah Islam keluar Madinah
Melakukan surat menyurat kepada Raja dan Kaisar
Rasulullah perintah Zaid pelajari bahasa mereka
Zaid pun berhasil menguasai berbagai bahasa dalam waktu singkat
Zaid bin Tsabit, penghafal al Qur'an
Sejak mulai dakwah Islam
Terdapat para sahabat mampu menghafal al Qur'an
Ada yang mampu menghafal biasa
Ada yang menghafal semua yang tertulis
Ada yang menggafal semua ayat yang tersusun
Diantara mereka ada
Ali bin Abi Thalib
Ubay bin Ka'ab
Abdullah bin Mas'ud
Abdullah bin Abbas
Zaid bin Tsabit
Setelah Rasulullah saw wafat
Kaum muslimin dibuat sibuk dengan konflik melawan orang-orang murtad
Kaum muslimin banyak jatuh korban
Dalam perang Yamamah
Perang menghadapi nabi palsu
Musailimah al Khadzab
Sejumlah penghafal Qur'an gugur
Umar bin Khattab khawatir
Jika penghafal al Qur'an semakin berkurang
Umar mendiskusikan ide membukukan al Qur'an
Pada zaman khalifah Abu Bakar
Beliau memanggil Zaid bin Tsabit
"Sesungguhnya engkau seorang pemuda cerdas
Aku akan memberimu tugas penting.."
Abu bakar memerintahkannya membukukan al Qur'an
Zaid memegang tanggung jawab besar
Mengecek dan menelaah
Hingga terkumpullah al Qur'an
Tersusun dan terbagi sesuai surat masing-masing
Sungguh ini amanah yang sangat berat
Hingga Zaid berkata,
"Demi Allah! Kalau sekiranya kalian bebankan aku untuk memindahkan bukit dari tempatnya.
Hal itu lebih ringan daripada kalian
Perintahkan aku untuk membukukan al Qur'an ini.
Pada masa khalifah Utsman bin Affan ra,
Jumlah pemeluk agama Islam makin bertambah
Terjadi di berbagai daerah
Muncul qira'at berbeda-beda
Perlu penyeragaman bacaan Al Qur'an
Khalifah Utsman bertanya,
"Siapakah orang yang paling dipercaya untuk
menulis?"
Orang-orang menjawab, "Penulisnya Rasulullah saw, Zaid bin Tsabit."
Khalifah Utsman bertanya lagi,
"Siapakah yang paling fasih bahas Arabnya?"
Mereka menjawab, "Said bin al-Ash. Ia orang yang dialeknya paling mirip dengan Rasulullah."
Kemudian Khalifah Utsman berkata, "Said yang mendikte dan Zaid yang menulis."
Zaid bin Tsabit ra
Kedudukaannya sangat mulia
Kaum muslimin sangat menghormatinya
Beliau wafat tahun 45 H
Masa pemerintahan N
Muawiyah bin Abu Sufyan
Abu Hurairah berkata,
"Pada hari ini telah wafat tintanya umat ini"
Tinta adalah ungkapan keluasan ilmu
Zaman dulu menulis ilmu dengan tinta.
Subhanallah, kisah yang menggugah
Anak muda pemberani dan cerdas
Jiwanya dipenuhi iman dan ketaatan
Cintanya kepada Allah dan Rasulullah sangat besar
Sejak kecil sudah ingin berperang
Segala upaya untuk merayu Rasul dilakukan
Agar diijinkan berjihad di medan laga
Sungguh, Zaid bin Tsabit
Pemberani semenjak kecil
Beliau banyak hafal al Qur'an
Dipercaya Rasulullah mencatat
Ketika ada wahyu turun
Beliau penghafal al Qur'an
Yang membukukan al Qur'an pada masa Abu Bakar ra
Agar tetap terjaga kebenarannya
Hingga akhir masa
Semoga kita dan generasi selanjutnya
Bisa menjaga kemurnian al Qur'an
Dengan terus mempelajarinya
Kemudian menerapkan dan mengajarkannya
Agar semua orang paham
Kebenaran ajaran Islam
Pedoman hidup karunia Allah
Membawa kita pada keselamatan
Jika diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan
Mari kita ajarkan pada anak-anak kita
Tentang patriotisme Zaid bin Tsabit
Dan kecintaannya pada Al Qur'an
Agar mereka paham aturan
Jalankan kehidupan berdasar syariat Allah
Hingga Islam kembali menang
Memimpin dunia penuh kasih sayang
Dan kita menjadi bagian
Barisan yang memperjuangkan
Kemenangan itu.
Wallahu a'lam bisshawab
Surabaya, 3 Desember 2019