Oleh: Afiyah Rosyad
Sejatinya, berita ini telah terdengar 10 tahun silam. Banyak muslim Uighur tertindas oleh kekejaman Rezim anti Islam.
Malapetaka itu datang karena etnis Uighur beragama Muslim. Dan jumlah yang minoritas di negeri gurun yang luas itu menjadi bulan-bulanan Rezim.
Pembantaian, genosida, penyiksaan, pelecehan dan pemerkosaan dengan cara sadis akrab dengan kehidupan Muslim uighur. Astaghfirullah.
Kalaulah pemerintah negeri panda itu berkilah bahwa tidak ada pembantaian atas mereka. Namun media dalam negeri mereka dan media Internasional membeberkan kekejaman pembantaian mereka. Semakin hari, Uighur semakin terkubur.
Pembantaian Muslim Uighur sama dengan pembantaian Muslim Rohingya. Begitupun dengan yang terjadi di Yaman, Palestina, Suriah, Kashmir, India, Iraq, dan bencana yang menimpa kaum Muslim lainnya.
Kesamaan motif pembantaian terhadap Muslim semakin mengukuhkan kiblat Ideologi yang diemban masing-masing pembantai. Tentu bukan Ideologi Islam.
Ideologi Islam yang diemban oleh Negara, tak kan membiarkan setetes darah warga Negaranya meski ia non muslim (kafir dzimmi) mengucur karena pedang. Karena darah, harta dan jiwanya dilindungi oleh Negara.
Dalam Negara yang berideologi Islam, keselamatan jiwa akan dijamin. Keselamatan aqidah sesuai dengan keyakinan mereka juga dijamin dan difasilitasi oleh Negara.
Tahukah dunia, apa Negara yang berideologi Islam itu? Ah, sepertinya sudah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat dan petinggi rezim di dunia ini.
Khilafah Islamiyah adalah solusi atas pembantaian yang terjadi di muka bumi ini. Secara historis, lebih dari 13 abad kegemilangannya memayungi 2/3 dunia.
#SaveUighur
#DuniaBerkahdenganSyariahKaffah
#TolakRezimantiIslam