Oleh : Neno Salsabillah
Dosa? belum mulai tahun baru kok udah ngomongin dosa. Yup betul banget tahun baru masehi memang belum di mulai, tapi nggak terasa ya tahun 2019 sudah mau berakhir. Pastinya banyak banget yang kalian alamin di tahun 2019, dari mulai yang baru hijrah, mulai berhijab, mulai meninggalkan “OPPA” nan jauh di sana yang boro-boro dia kenal kita tapi kitanya yang histeris luar biasa (hehehe…) dan pastinya masih banyak lagi ya… proses atau perubahan yang temen-temen alamin ditahun ini.
Seperti yang sudah-sudah, tahun baru Masehi lebih ramai dari tahun baru Hijriyah. Maraknya pesta penyambutan tahun baru seolah mau nunjukkin bahwa tahun baru masehi itu layak disambut dengan suka-cita dan meriah bin cetar membahana. Semua kalangan merayakannya dengan pesta pora semalam suntuk. Adik-kakak kita, ponakan, paman-bibi, ayah-ibu, kakek-nenek, tetangga jauh tetangga dekat, pak RT dan pak RW sampe pejabat di atasnya ikutan latah menyambut momen pergantian tahun. Pokoknye semua merasa kudu merayakan tahun baru. Betul apa bener ?
Di berbagai Media khususnya televisi sudah memberikan iklan jauh-jauh hari terkait perayaan tahun baru, setiap chanelnya mengundang berbagai artis untuk memeriahkan moment tersebut. Mulai dari MC penyanyi pelawak baik mulai dari papan atas sampai papan bawah, semuanya dapet Job yang komisinya lebih besar dari hari biasa. Sehingga mereka pun para artis sangat bersuka cita dengan moment tahun baru ini.
Belum lagi acara-acara televisi yang menayangkan para dukun kekinian dengan sebutan paranormal yang bisa membaca sistuasi dan kondisi di tahun yang akan datang dengan didamping tamu artis yang menjadi pasiennya. Sehingga paranormalpun bersikeras memangil “jin dan jun” untuk menerawang peristiwa demi peristiwa yang di request oleh acara tersebut. Selain itu ramalan via kartu tarot, teropong lewat bola kristal, atau cuma dengan melihat garis-garis di telapak tangan langsung kebaca gimana nasib pasienya plus dibumbui trik and tips kalo terjadi sesuatu di kemudian hari. Percaya gengs?
Nah…nggak sedikit juga loh dari kalangan remajanya yang merayakan dan mengabadikan moment-moment tahun baru bersama sahabat, kerabat ataupun “ TTM” alias teman tapi mesra (ups…). Sampai bela-belain nggak jajan sebulan karna uangnya ditabung untuk acara yang nggak bermutu ini. Entah yang buat jalan-jalan ke pantai, ke alun-alun, kemonas dan tempat-tempat lainnya yang ada event-event tahun barunya. Kalo yang hemat paling tiup terompet bersama di rumah sambil bakar jagung dan ditambah cipika cipikinya ketika jam 12 teng telah berbunyi…sambil ngucapin “Happy New Year” (hadeehhh…)
Ada juga yang tipenya “Santuy”, mereka anggap biasa aja dan biarkan jalan sendiri. Sayangnya, mereka emang udah kebiasaannya nggak punya planning: dari waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan nggak ada peningkatan yang lebih baik. Prinsip hidupnya “gimana nanti aja” yang penting jalanin aja kaya air yang mengalir. Wah, kacau banget kan guys ? iya klao airnya mengalir ke tempat yang bersih dan baik kalo ke comberan yang penuh sampah dan limbah…naudzubillah deh…, ini sih golongan orang yang nggak punya harapan dan cita-cita. Jangan sampe kita kayak gitu ya gengs.(Aasiapp…)
By the way…tau nggak si asal usul tahun baru ? jangan-jangan auto ngikut aja ni gengs, biar di bilang gaul dan modern alias nggak ketinggalan jaman. Mau tau nggak asal-usulnya? Kita ulas sedikit ya tentang tahun baru, biar yang belum tau jadi tau…setuju? (SETUJU)
Ternyata peringatan tahun baru sudah dimulai sejak 45 tahun SM (Sebelum Masehi) pada masa Kaisar Julius Caesar. Bulan Januari sendiri dipilih menjadi bulan pertama karena dikaitkan dengan nama dewa Janus yaitu Dewa yang memiliki dua wajah satu menghadap ke (masa) depan dan satu lagi menghadap ke (masa) lalu atau ke belakang. Pada tahun 1582 M, Paus Gregorius XIII mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari. Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender Masehi dibuat berdasarkan kelahiran Yesus Kristus dalam keyakinan Kristen. Seiring muncul dan berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai suatu perayaan “suci” satu paket dengan hari Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu (Merry Christmas and Happy New Year).
Nah itu sedikit penjelasan yang gengs, jadi jangan sampai kita ikut-ikutan perayaan yang belum tau asal usulnya dan nggak mau cari tau infonya plus nggak tau hukumnya haram atau tidak ikut-ikutan acara tersebut. Karena kebiasaan buruk tersebut yang cuman ikut-ikutan tanpa landasan syariat islam kita merasa sah-sah aja bahkan dijadikan legalitas untuk nge-follow yang bukan berasal dari Islam. Astaghfirulloh
Tegas Rasulullah SAW mengingatkan :
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Jangan sia-siakan waktu
Sahabat taman syurga yang dirahmati Allah udah saatnya kita becermin alias muhasabah diri. Apa sih yang dimaksud dengan muhasabah diri ? Duile hari gini nggak ngerti muhasabah, kuy lah kita simak.
Bro en Sis fillah, Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Hasyr [59]: 18)
Ayat ini merupakan isyarat untuk melakukan muhasabah setelah amal berlalu. Karena itu Umar bin Khaththab ra berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab” (Ibnu Qudamah, Minhajul Qashidin (terj.), hlm. 478)
Guys…sampai kapan kita jadi remaja santuy…? sebagai manusia sadar nggak sih kita itu mahluk yang terbatas dan nggak sempurna. Itu sebabnya, kita jangan sampe melupakan siapa kita dan misi keberadaan kita di dunia ini. Ini wajib kita pahami betul, jangan sampai kita jadi budak dunia ataupun bucin alias budak cinta yang nggak ada manfaatnya. Malahan kita jadi terjerumus ke lembah hitam yang semakin membawa kita larut dalam kemaksiatan. Berasa hidupnya masih lama, hidupnya suka semau gue, nggak peduli tentang sekitar, apalagi saudara islam yang tertindas di ughyhur.(Hmmm…jauh deh nggak akan tau…nyebut kata “ughyhur”nya aja susah…hihihi)
Rasulullah saw bersabda: “Ada dua nikmat, dimana manusia banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhari)
Nah nikmat sehat ini nih…yang kadang buat kita lalai, padahal kalo lagi sakit kita ngeluh-ngeluh dan berdoa sama Allah untuk diberikan kesehatan. Tapi pas udah sehat kita lalai dalam beribadah, padahal Allah kasih kesempatan kita untuk beribadah tapi kita malah memilih aktivitas lain yang tidak bermanfaat ketimbang hadir di majelis ilmu untuk menambah tsaqofah Islam. Alhasil kesehatan dan kesempatan yang Alah berikan jadi sia-sia deh.(Hiks..)
Kejadian demi kejadian yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun ini harusnya menjadikan kita semakin dekat dengan Allah. Seperti kemaksiatan yang semakin merajalela di tengah remaja entah itu terjerat narkoba, pergaulan bebas hingga LGBT, belum lagi kemiskinan dan pengangguran di mana-mana, ketidakadilan dan kedzoliman yang terus berkepanjangan. Yang seharusnya menjadikan kita sadar dan bertaubat untuk tidak mengulanginya lagi. Karena inilah saatnya kita menjadi agent of change…kalo bukan kita siapa lagi pemuda yang mau peduli dengan umat Islam.
Jadi jangan sampe kita nyesel seumur hidup akibat kita menzalimi diri sendiri. Sebab, kita nggak bakalan diberi kesempatan ulang untuk berbuat baik atau bertobat, bila kita udah meninggalkan dunia ini.
Firman Allah Swt.: “Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.” (QS ar-Rûm [30]: 57)
Kuy…saatnya kita berubah, menjadi pribadi yang baik dengan mengkaji Islam. Ingat nggak ada kata terlambat selama kita masih bernafas. Yuk evaluasi diri, siapkan bekal sebelum bertemu Allah, jangan kebanyakan numpuk dosa. Karena sebaik-baik bekal adalah takwa. Mau berangkat sekolah aja kita butuh bekal untuk menunut ilmu, mulai dari bekal buku pelajaran, bekal uang untuk ongkos, jajan & quota. Apalagi bekal menghadap Allah harus dipersiapkan dengan matang. Jangan sampai ajal menjemput kamu pada momen pergantian tahun ketika kamu sedang maksiat. Naudzubillahi min dzalik.