Oleh: Hermida IdrisMember AMK, Mahasiswa Ideologis, Sastrawan
Baru-baru ini beredar berita dan fakta tentang penindasan muslim Uighur.
Dilansir oleh m.cnnindonesia.com, pada tanggal 21 Juni 2019, bahwa Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) menyatakan sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo yang hingga kini masih 'bungkam' atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang berkaitan dengan urusan ekonomi. Menurut analisis mereka, salah satu faktor utama adalah dugaan ketergantungan Indonesia terhadap modal dari Cina yang cukup besar.
Bahkan dalam laporannya yang berjudul Explaining Indonesia's Silence on the Uyghur Issue, IPAC menuturkan "Cina adalah mitra dagang terbesar dan juga investor kedua terbesar Indonesia."
Ada 22 negara yang mengecam Cina atas penindasan muslim Uighur, diantaranya: Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Findlandia, Prancis, Jerman, Islandia, Jepang, Lathvia, Lithuania, Luxembourgh, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Swedia, Swiss, Britania raya dan Irlandia Utara, Austria, Irlandia, dan Spanyol. Namun, bagaimana dengan Indonesia saat ini yang mayoritasnya Muslim?.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Artinya: "Seorang muslim adalah saudara orang muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang muslim, maka Allah akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya pada hari kiamat."
Muslim merupakan satu tubuh, jika saudaranya dibantai maka yang lain juga akan ikut merasakan. Mereka tidak akan tinggal diam. Tentunya peristiwa ini bukan hal yang sepele untuk diungkapkan.
Memang wajar saja jika kapitalisme membutakan mata hati. Berupaya untuk melakukan mitra kerja dengan negara pembantai hingga akhirnya ketergantungan modal yang cukup besar dari Cina. Otomatis utang semakin menumpuk.
Bagaimana dengan saudara-saudara kita di Uighur. Mereka muslim yang dibunuh, diperkosa, dan tentu saja untuk saat ini hidup mereka terancam. Ini benar-benar kekejaman yang nyata tapi lebih kejam lagi jika muslim yang melihat ini hanya membiarkan saja.
Bahkan saat kita melakukan perlawanan untuk saat ini tentu saja akan menimbulkan konflik dan tuduhan terorisme itu akan semakin kuat.
Upaya-upaya yang dilakukan kaum muslim sekarang dalam membela muslim Uighur, dari donasi, aksi hingga opini. Tetap butuh negara selevel adidaya yaitu khilafah.
Coba saja jika kita tengok sejarah masa kekhilafahan yang mengikuti metode kenabian pasti hal ini tidak akan terjadi, tentu saja khalifah tidak akan tinggal diam saja. Sebagaimana al kisah seorang lelaki yang sengaja mengganggu seorang wanita muslimah sehingga wanita tersebut jilbabnya (gamisnya) tersingkap lalu wanita tersebut melaporkan kepada khalifah. Tentu saja, khalifah tidak tinggal diam dan melakukan perlawanan.
Wallahu a'lam bishshawab.