Oleh : Eviyanti
Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif
Salah satu negara yang masih dibelit oleh masalah sosial salah satunya adalah negara Indonesia. Dan kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh seluruh pemerintahan yang ada di dunia ini. Kemiskinan di pengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Angka kemiskinan rakyat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan laporan dari Bank Pembangunan Asia, penduduk nasional pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2 % diantaranya hidup di bawah garis kemiskinan.
Seperti di Brebes ada satu keluarga di desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hidup di sebuah rumah yang nyaris roboh. Mereka mengaku cemas karena sewaktu-waktu bangunan tersebut bisa ambruk, sehingga membahayakan keselamatan. Fatimah mengaku, mendiami rumah ini sejak sepuluh tahun yang lalu bersama suami dan anak-anaknya. (Detiknews, Selasa, 13/11/2018)
Contoh lain, kisah seorang ibu yang terpaksa memasak batu. Dilansir oleh detiknews, Selasa, 3/11/2015. Iyah (33) memasak batu karena tujuh anaknya kelaparan. Iyah tidak punya makanan, suaminya Andun bekerja serabutan dan tidak ada penghasilan. Hingga akhirnya anak-anaknya terlelap tidur, dan ternyata merekapun selama ini tinggal menumpang di tanah orang. Gubuk reyot mereka juga hampir roboh.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar. Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh akar pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini.
Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat. Tetapi tidak demikian dengan kenyataannya.
Kemiskinan yang menimpa umat, merupakan kemiskinan yang diciptakan oleh sistem kapitalisme, liberalisme, dan sekularisme. Sistem inilah yang membuat kekayaan milik rakyat dikuasai dan dinikmati oleh segelintir orang, yang mengakibatkan jutaan rakyat terhalang untuk menikmati hak mereka atas sumber kekayaan yang sejatinya itu adalah milik rakyat.
Tetapi Islam mempunyai cara untuk mengentaskan kemiskinan.
Pertama, Allah Swt memerintahkan setiap muslim yang mampu untuk bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Sebagaimana Firman Allah Swt: "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya..." (QS. al-Baqarah:233).
Kedua, Allah Swt memerintahkan kaum muslim untuk saling memperhatikan saudaranya yang kekurangan dan membutuhkan pertolongan. Rasulullah Saw. bersabda: "Tidaklah beriman kepadaku siapa saja yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya kelaparan, padahal ia tahu." (HR. at-Thabrani dan al-Bazzar).
Ketiga, Allah Swt memerintahkan penguasa untuk bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya, termasuk menjamin kebutuhan pokok mereka. Rasulullah Saw. bersabda: "Pemimpin atas manusia adalah pengurus dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR. al-Bukhori, Muslim dan Ahmad).
Semua problematika yang dialami umat saat ini, hanya Islamlah solusinya. Sistem pemerintahan Islamlah yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa yang layak diterapkan dalam kehidupan. Karena bersumber dari Sang Pencipta dan pemilik manusia, yakni Allah Swt.
Wallahu a'lam bishshaawab