Peran Ibu Sebagai Pencetak Peradaban





Oleh : Lilik Yani

Seorang ibu mempunyai peran sangat mulia, tidak bisa digantikan oleh para lelaki sehebat apapun. Hingga Rasulullah saw memberikan penghargaan kepada seorang ibu. Dimana penghargaan itu menempatkan bakti anak lebih didahulukan daripada kepada bapak.

Dari Abu Hurairah ra, seseorang datang kepada Rasulullah saw dan berkata: 
“Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti? Rasulullah menjawab : Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali : Kemudian kepada siapa lagi? Rasulullah menjawab : Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali : Kemudian siapa lagi? 
Rasulullah menjawab : Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali : Kemudian siapa lagi? 
Rasulullah menjawab : Kemudian Bapakmu! 
(HR. Bukhari No 597 dan Muslim No 2548)

Sungguh mulia peran seorang ibu. Ibu telah mengandung, melahirkan, menyusui anak-anaknya selama 2 tahun. Ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Peran agung dan mulia itu diberikan Allah kepada seorang perempuan.

Islam telah menempatkan perempuan pada dua peran penting yaitu :
1) Perempuan sebagai ibu bagi generasi masa depan
2) Perempuan sebagai manajemen rumah tangga suaminya.

Rasululllah saw bersabda,
"Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya." (HR Muslim)

Seorang perempuan yang menyadari kewajibannya seperti itu akan berupaya untuk memantaskan diri menjadi seorang ibu yang bisa dibanggakan. Karena di pundaknya ada tanggung jawab menjadi seorang pencetak generasi cemerlang. Generasi tangguh pejuang agama Allah yang memberi peran terbaik bagi peradaban Islam.

Syarat menjadi Ibu pencetak generasi cemerlang yang bisa mengubah peradaban Islam adalah :
1. Menjadi Muslimah beraqidah

Dengan aqidah atau keimanan yang kuat memiliki konsekuensi untuk taat kepada Allah dalam segala aktivitas. Menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Ia sadar bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah dilihat dari ketaqwaannya. Maka setiap mukmin (orang beriman) baik laki-laki maupun perempuan, terikat dengan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupannya.

Ia akan berupaya menjadi muslimah yang berkepribadian Islam yang tangguh. Maka dari itu, sekalipun menjadi seorang ibu, ia tidak akan meninggalkan aktivitas untuk thalabul 'ilmi (menuntut ilmu) dalam rangka melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

2. Memiliki Visi Jauh ke Depan

Sadar bahwa anak adalah aset generasi mendatang. Visi yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan. Jangkauannya tidak sekedar untuk kebahagiaan dunia tetapi juga untuk keselamatan di akherat.

Tantangan zaman yang semakin berat, maka ia sandarkan semua masalah dan urusan kepada Allah. Termasuk dalam mendidik dan menyiapkan anak menjadi generasi cemerlang.

Ibunda Muhammad al Fatih meyakini kalau putranya akan menjadi penakluk Konstantinopel. Setiap hari beliau membacakan hadist Rasulullah saw,
"Sesungguhnya akan ditaklukkan kota Konstantinopel. Sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu. Dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang ikut berperang saat itu."

Kemudian al Fatih kecil bertanya, "Bagaimana caranya aku bisa membebaskan wilayah sebesar itu, wahai ibu?"
Ibunya menjawab, "Dengan al Qur'an, kekuatan persenjataan dan mencintai manusia."

3. Menguasai Tehnik Mendidik Anak dan Managemen Rumah Tangga

Ibu pencetak generasi cemerlang harus memantaskan diri terlebih dahulu. Menyiapkan ilmu dan tsaqofah yang cukup untuk mendidik anak dan mengatur keluarga. 

Karena ia memahami arah dan tujuan mendidik anak serta tehnis praktis dalam mendidik anak. Misalnya :
-menjalin komunikasi efektif kepada anak dan pasangan
-memahami fase perkembangan usia anak
-managemen waktu
-managemen rumah tangga
-menjalin silaturahim dengan kerabat dan orang-orang di sekitarnya.

4. Menjadi Ibu Peduli Umat

Ibu pencetak generasi cemerlang paham betul bahwa mendidik tidak hanya untuk keluarganya sendiri saja. Tetapi juga mendidik masyarakat.

Ia menyadari bahwa dirinya menjadi bagian dari masyarakat. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak-anaknya. Maka ia harus peduli untuk menjadikan lingkungan di sekitarnya menjadi lingkungan yang baik. 

Apalagi peran ini adalah bagian dari dakwah yang merupakan kewajiban dari Allah swt. Dengan cara amar ma'ruf nahi munkar, saling menasehati dalam kebaikan, sudah menjadi aktivitas sehari-hari. 

Menjadi ibu pencetak generasi cemerlang memang tidak mudah. Tapi sungguh menjadi cita-cita mulia jika bisa menerapkannya. Suatu cita-cita agung yang pantas untuk diperjuangkan secara maksimal.

Jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah dalam setiap aktivitas yang dijalaninya. Hingga Allah akan memberi arahan yang benar dan kita mendapat kemudahan untuk menjalaninya.

Mari kita para ibu memantaskan diri untuk menjadi pencetak para generasi cemerlang yang akan menjadi pejuang Islam dan terlibat dalam barisan mujahid penolong agama Allah. Ibu yang berperan menjadikan generasi mulia, pencetak peradaban Islam.

Wallahu a'lam bisshawab


Surabaya, 16 Desember 2019










Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak