Oleh : Lestia Ningsih S.Pd ( Aktivis Dakwah)
Muhammad SAW merupakan suri Tauladan bagi umat Islam. Menjadikan setiap perbuatan, perkataan, dan diamnya beliau adalah sumber hukum bagi seorang mukmin sebab Allah SWT jadikan setiap perbuatan beliau SAW adalah wahyu. Beliaulah SAW manusia suci yang Allah jadikan ia utusan untuk membawa Islam yang bukan hanya sekedar agama ritual saja namun sistem hidup yg mengatur manusia sesuai fitrahnya dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT. Sangat menyakiti umat muslim khususnya jika ada yang membandingkan, mencela atau menghina beliau baik sosok beliau, pribadi, maupun ajaran agama yang beliau bawa.
Sedihnya sampai saat ini masih saja ada para pembenci Islam yang terus menghina Rasulullah SAW sehingga membuat kaum muslimin geram dan marah. Seperti yang dilakukan oleh Sukmawati dalam pidatonya yang sempat viral diforum anak muda dengan tema membangkitkan Nasionalisme, menangkal radikalisme dan memberantas terorisme. Dalam potongan video tersebut Sukmawati berkata " Mana lebih bagus pancasila atau Al-Qur'an? Sekarang saya mau tanya nih semua, yang berjuang di abad 20 itu Nabi yang mulia Muhammad SAW apa Ir Sukarno untuk kemerdekaan?" Katanya dalam forum tersebut. Ini merupakan perbandingan yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa membandingkan seorang pahlawan sekala internasional yang ajarannya tidak hanya untuk orang arab saja namun untuk seluruh alam dibandingkan dengan pahlawan nasional Indonesia?
Selain itu seorang Youtubers terkenal Atta Halilintar yang juga dilaporkan akibat menistakan agama. Dalam video youtubenya Atta halilintar dan adik-adiknya terlihat sedang sholat berjamaah dengan menggunakan busana muslim, namun saling menginjak kaki satu sama lain. Hal ini dinilai mempermainkan agama sebab ajaran Islam bukan sebuah candaan receh untuk mencari pundi rupiah.
Hinaan kepada Nabi Muhammad SAW tidak sampai disitu. Muncul pula game remi Indonesia yang merupakan pengembangan game online yang menghina Nabi Muhammad SAW dan Islam. Di dalam game tersebut muncul kata-kata kasar yang dialamatkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Islam.
Hinaan ini tidak dilakukan satu atau dua orang atau dilakukan sekali atau dua kali saja. Para penghina Islam di sistem demokrasi nampaknya berani busung dada sebab tidak ada hukum tegas yang berikan efek jera. Inilah sistem demokrasi dengan wajah sistem yang tidak mampu menuntaskan setiap masalah termasuk pada penghina Islam dan Nabi Muhammad SAW. Hukum hanya berjalan pada mereka yang tidak punya harta dan tahta sedangkan pada kalangan atas tidak akan bisa dirasa.
Pilu yang mendalam bagi umat muslim kala Nabi Muhammad SAW dan ajarannya dihina karena menghina beliau berarti menghina Allah SWT. Lancang kiranya manusia ciptaannya menghina tuhan pencipta alam semesta, maka dalam Islam penghina Nabi dan Islam adalah "mati" sebagai hukaman yang tepat sehingga tidak akan ada lagi para penghina Islam dengan efek jera yang tegas. Tidak seperti demokrasi dengan hukumnya yang samar, tidak ada sanksi yang tegas.
Nabi muhammad diutus ditengah-tengah manusia jahiliyah dengan agama yang mampu mengubah bangsa yang keterbelakangan akhlak menjadi peradapan yang gemilang. Peradapan emas ini tidak hanya berhenti di arab dan untuk orang arab saja, namun islam yang di bawa oleh beliau SAW mampu menguasai 2/3 dunia dan dengan sistem islam ini pula mampu mensejahterakan umat manusia selama 13 abad lamanya. Jika muhammad menjadi pahlawan Nasional tentu ajarannya yang merupakan rahmat bagi seluruh alam tidak akan sampai di Indonesia. Tidak pantas membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan siapapun dalam pengorbanan, pribadi dan akhlak beliau sebab jasa beliau tidak hanya untuk arab namun untuk manusia belahan bumi manapun bahkan ajaran yang beliau bawa tidak hanya rahmat untuk manusia saja namun juga untuk semua makhluk di semesta ini. Sebagaimana Allah berfirman dalam alqur'an yang artinya: "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)
Wallahu A'lam bi Ash-sawab