Oleh: Devi Aryani Ika
Ibu Rumah Tangga
Saat ini sedang ramai pemberitaan tentang Khilafah yang katanya bermuatan Radikalisme, mengajarkan teroris, sehingga pemerintah akan menghapusnya dari kurikulum pembelajaran tentang sejarah Islam. Hal ini dikarenakan pemerintah khawatir hal tersebut akan memunculkan banyaknya perpecahan negara, keributan, bahkan tidak ada kata tentram didalamnya, padahal tidak seperti itu buktinya.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menjelaskan yang dihilangkan sebenarnya bukan hanya materi khilafah dan perang. Setiap materi yang berbau ke kanan-kananan atau ke kiri-kirian dihilangkan. Dia mengatakan, setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi juga dihilangkan. "Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah," kata Umar kepada Republika.co.id, Sabtu (7/12). Dia pun menerangkan, dulu Rasulullah mengajarkan semangat perjuangan. Tapi semangat perjuangan dalam konteks saat ini tidak lagi model perjuangan perang. Nanti dalam sejarah kebudayaan Islam tetap membahas Rasul pernah berperang.
Dia menambahkan, semua buku-buku ajar di MI, MTs, dan MA berorientasi pada penguatan karakter, ideologi Pancasila, dan anti korupsi. Paling utama mengajarkan Islam wasathiyah. "Jadi kita ini menyiapkan generasi yang akan datang generasi yang betul-betul bisa menjaga perdamaian, persatuan dan toleransi demi keutuhan NKRI dan kejayaan Islam di Indonesia," jelasnya.
Menurut dia, anak-anak diajari harus bagaimana pandangan Islam terhadap membangun negara dan pemerintahan. Jadi perspektifnya beda dengan khilafah yang dimaksud oleh pihak-pihak yang ingin mendirikan khilafah di negara Pancasila.
Dari fakta diatas jelaslah bahwa pemerintah ingin "mengebiri" ajaran islam yang seharusnya. Konsep khilafah dan jihad yang dimaknai pemerintahan islam dan perang akhirnya akan mereka jelaskan dengan penjelasan yang sesuai dengan pancasila. Mereka akan tetap menjelaskan bahwa Rasul pernah berperang, tapi mungkin tidak akan menjelaskan kenapa Rosul berperang dan untuk apa Rosul berperang. Padahal sudah sangat jelas Rosul hanya memerangi negeri-negeri yang memerangi dan memusuhi islam, serta menghalangi dakwah islam. Singkatnya perang yang dilakukan Rosul adalah bagian dari dakwah islam.
Maka jelas, pembahasan khilafah dan jihad dengan perspektif yang baru (sesuai dengan pancasila) tanpa mengacu pada kitab akan memunculkan pemahaman yang sesat ditengah-tengah umat terutama kaum terpelajar. Hal ini memang sengaja dimunculkan oleh rezim sekuler liberal agar generasi penerus saat ini jauh dari islam. Karena jika mereka memahami islam dengan pemahaman yang sebenarnya, tidak menutup kemungkinan kebangkitan islam yang mereka takutkan akan segera tegak. Dan itu yang mereka halang-halangi pada saat ini. Sayangnya mereka tidak bisa menahan kebangkitan ini lebih lama lagi. Karena bangkitnya islam dalam naungan khilafah adalah janji dari ilahi yang pasti di tepati. Wallahu’alam Bi Shawwab