Oleh: Endah Husna
Dalam Alquran kisah-kisah para Nabi dan para Rasul mendapatkan porsi yang besar. Yakni termuat pada lebih dari 50 surat Alquran, khususnya kisah mengenai Nabi Allah Musa a.s. Kisah tersebut sering diulang-ulang, tetapi dengan gaya penuturan yang berbeda-beda. Allah SWT tidaklah mendatangkan satu hurufpun pada setiap ayat Alquran kecuali pasti ada hikmah dan tujuan tertentu.
Dibawah ini ada beberapa hikmah yang bisa dijadikan dasar pijakan oleh para pengemban dakwah dalam melakukan kajian kisah-kisah para Nabi dan Rasul:
Pertama, Keteguhan dalam dakwah yang harus dimiliki pengemban dakwah. Kedua, Sikap sabar atas berbagai pendustaan dan penyiksaan manusia yang ditimpakan kepada pengemban dakwah. Sikap sabar yang menghiasi dirinya secara terus menerus akan mendatangkan pertolongan Allah. Ketiga, seorang pengemban dakwah wajib untuk beramal semata-mata ikhlas karena Allah, tidak mencari imbalan atau balasan berupa harta, pangkat, maupun tujuan-tujuan duniawi lainnya.
Keempat, menjauhi sikap memperturutkan hawa nafsu serta memenuhi berbagai keinginan dan syahwat diatas keteguhannya dalam memegang dan terikat dengan kebenaran. Sebab, semua itu merupakan kesesatan yang nyata. Kelima, setiap pengemban dakwah wajib meyakini janji Allah berupa pertolongan, meyakini akan berpindahnya kepemimpinan di muka bumi kepada mereka, serta meyakini bahwa mereka akan mampu mengalahkan orang-orang yang durhaka, takabur, dzalim dan sekular.
Keenam, seorang pengemban dakwah meyakini bahwa keselamatan keterlindungan makhluk dari azab Allah hanya mungkin terwujud semata-mata dengan cara berlindung kepada Allah dan menjalankan perintahNya. Sebaliknya, dia juga meyakini bahwa kehancuran dan kebinasaan makhluk tidak lain karena akibat dari tindakannya yang meninggalkan petunjuk Allah serta tunduk pada kemauan akal yang serba terbatas.
Ketujuh, pengemban dakwah wajib mengemban dakwah dengan penuh ketaatan, teguh, dan bersifat menantang, tanpa mempedulikan lagi berbagai akibatdan bahaya yang bakal menimpa dirinya. Karena dakwah adalah tujuan hidupnya.
Demikian beberapa contoh yang bisa pengemban dakwah ambil hikmahnya, saat membaca, mempelajari Alquran dari ayat-ayat tentang perjuangan para Nabi dan Rasul kala berdakwah. Tidak ada teladan atau contoh lain yang pantas untuk kita jadikan sebagai contoh, kecuali yang datang hanya dari Allah SWT, yakni dalam Alquran Karim.
Dimasa-masa janji Allah yang semakin dekat ini, maka semakin pekat pula tantangan dan hujatan yang akan pengemban dakwah hadapi, hanya keyakinan kepada Allah SWT dan kegigihan untuk mencerdaskan umat yang insyaaAllah akan membuat dakwah ini terselamatkan. Kapitalisme semakin deras arusnya, melalui boneka-bonekanya akan menyisir setiap jiwa-jiwa yang tak dekat kepada Allah, setitik noda hitam dalam hati menjadi celah datangnya kemaksiatan meski hanya pengemban dakwah dan Allah saja yang mengetahui. Maka mari luruskan niat karena Ilahi Rabbi, dan berdakwah secara berjamaah untuk beramar ma'ruf nahi mungkar yang akan wujudkan kehidupan kaffah dibawah aturan Allah SWT Sang Pencipta diri-diri ini.
Wallahu a'lam bishawab.