Ketika Keping Rupiahku Cukup





Oleh : Lilik Yani

Diijinkan Allah bisa menginjakkan  tanah suci adalah sebuah karunia. Niat tertancap sejak lama. Tentunya bukan sekedar niat semata. Ada wilayah kita yang harus ditunaikannya. Salah satunya mengupayakan biaya untuk perjalanan ke sana.

Selain keping tabungan untuk Qurban agar bisa istiqomah setiap tahunnya. Kusiapkan kaleng lain untuk wujudkan impian ziarah ke tanah haram. Perlahan tapi pasti, keping itu makin bertambah. Semakin hari semakin penuh. Hingga kesempatan itu tiba. Kuhitung keping rupiahku, dan cukuplah untukku berangkat mendaftar umroh seorang diri.

Saat itu juga, aku mendapat maklumat dari ustadzahku. Dimana seorang perempuan jika menjalankan safar harus disertai mahramnya. Maka demi sebuah ketundukan pada hukum Allah, segera kudatangi biro travel untuk menunda keberangkatanku.

Kembali kukumpulkan keping rupiah untuk menambah biaya mahromku. Keping demi keping dengan Istiqomah kami kumpulkan. Alhamdulillah, kekuatan niat menambah motivasi untuk memancing pertolongan Allah. Rejeki bisa datang dari siapa saja. Ada kerabat yang simpatik pada semangat kami, hingga digenapkan keping rupiah kami sampai cukup untuk biaya umroh saya dan suami. 

Sungguh, pertolongan Allah datang pada saat yang tepat. Ada promo menarik dari travel yang membuat paket umroh panjang dengan harga ekonomis. Kami mendaftar dan mencocokkan dengan jadwal kerja. Surat cuti dan semua agenda sudah terencana matang. Lagi-lagi manusia hanya bisa merencanakan. Hak prerogatif Allah untuk memilih siapa tamu pilihan yang didahulukan.

Rencana keberangkatan kami tertunda sekitar satu bulan. Sedikit kecewa karena semua persiapan berubah total. Surat cuti yang sudah beres, juga berbagai persiapan dan pengaturan jadwal tugas. Apapun tetap hisnudzon kepada Allah.

Alhamdulillah, buah kesabaran dan husnudzon kepada Allah teramat manis. Ternyata Allah hendak memilih kami untuk menjadi tamu-Nya di bulan Maulid. Bulan di mana Rasulullah Saw dilahirkan. Allahu Akbar

Yach, kami bisa berada di masjid Nabawi pada bulan Maulid ini. Berjuta orang berkumpul. Saya membayangkan, ini baru umroh. Bagaimana kalau bulan haji ya? Sungguh sebuah rasa cinta yang hendak disampaikan kepada junjungan tercinta. Pembawa risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. 

Tak hentinya kami bersyukur atas karunia indah ini. Hak prerogatif Allah, memilih siapa yang akan menjadi tamu-Nya. Tugas kita hanya berdoa dan berupaya. Memaksimalkan usaha di wilayah kita. Menguatkan niat dalam dada. Selanjutnya Allah yang akan memanggilnya, sesuai yang dikehendaki-Nya. Semoga kita semua akan mendapat giliran, menjadi tamu-tamu Allah dan bisa bersimpuh di tanah suci Makkah Madinah. 

Wallahu a'lam bisshowab

Madinah, 11 November 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak