Oleh: M Azzam Al Fatih
Cinta adalah fitroh manusia, yang selalu melekat pada dirinya sejak lahir hingga menjelang kematian. Sesorang bayi mempunyai naluri sayang dan merasa dekat dengan ibunya begitu pun sebaliknya. Seorang yang lanjut usiapun juga sama, merasa ingin diperhatikan oleh bidadari tercintanya. Maka jangan heran tatkala melihat seorang aki - aki atau ani - ani kadang masih merasa kegenitan.
Itulah cinta, sesuatu yang tak terlihat namun bisa dirasa dan dinikmati. Kadang pula bisa membuatnya emosi, sedih, bahkan bahagia. Kadang pula menguras pikiran dan waktu hingga terbuai oleh oleh angan - angan yang tak pasti.
Bagi orang yang lemah mentalnya, bisa membuat diri depresi, stres, bahkan gila gegara cintanya tak kesampaian atau putus di tengah jalan. Padahal hatinya sudah terlanjur jatuh kepelukan sang idaman hati.
Memang benar, orang yang di putusin membuat diri sakit. Dan sakitnya bikin nyesek hati bak ulu hati yang tertusuk jarum. Heee, kayak pengalaman saja. Bukan pengalaman atau tidak pengalaman so, namun emang demikian rasanya diputusin. Sakitnya tuh di sini.
Ya sakitnya di hati yang paling dalam, yang kita - kira orang lain tidak bisa mengetahui apalagi merasakannya. Namun meskipun sakitnya di hati yang dalam, bagian tubuh lainya juga merasakannya. bahkan Memberi efek yang serius, misal pikiran terganggu, suka melamun, makan susah sampai aktivitas lainya terganggu.
Sakit hati yang diakibatkan oleh cinta tersebut merupakan kesalahan seseorang dalam memposisikan cinta. Di mana seseorang mencintai pujaan hatinya tanpa didasari oleh ruh atau kesadaran hubungan dirinya dengan Allah SWT. Yang artinya tidak mau mengikatkan syariat agama dalam meraih rasa cinta kasihnya.
Padahal Islam telah mengajarkan bagaimana kita meraih cinta dari orang kita cintai. Dari mulai mengenalnya, mendekati, dan memilikinya harus terikat dengan syariat Islam. Sehingga terlepas dari hal - hal yang mendatangkan kekecewaan berakibat sakit hati, tentunya yang paling utama terbebas dari dosa besar berupa zina. Sebagaimana Allah SWT ingatkan dalam Al Qur'an surat Al isra ayat 32
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
Bagi orang yang menstandarkan pada syari'at Islam dalam meraih cinta. Diapun akan mendapatkan cinta yang membawa kebahagiaan dunia sampai akhirat, yaitu cinta Hakiki dari Allah SWT. Di dunia mendapat kan kebarokahan, kebahagiaan, keharmonisan dan kemuliaan cinta. Pasangan kekasih yang penuh kasih sayang mengarungi mahligai rumah tangga dalam meniti jalan ke surga, demi melanjutkan kasih sayangnya bersama pujaan hatinya.
Al hasil, cinta merupakan nikmat yang Allah SWT limpahkan kepada seluruh manusia. Namun cinta bisa juga membawa kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat ketika dalam meraih cinta tidak distandarkan pada syariat islam. Sebaliknya ketika manusia menstandarkan cintanya pada syariat Islam, dia akan meraih kebahagiaan yang tiada taranya. Kasih sayang yang abadi nan penuh keharmonisan. Susah terasa senang apalagi senang pasti berlipat - lipat senangnya. Tentunya kebahagiaan itu kan terbawa sampai ke surga. Mengarungi kapal cinta penuh meski diterjang badai yang besar tetaplah cinta kan abadi sampai ke surga.
Wallahu 'Alam Bhishowwab.
#Amk6
#SanggarPreatasi