Oleh : Ummu Qutus
(Aktivis Pergerakan Muslimah dan Member AMK)
Sejatinya kaum fasik dan kaum munafik akan selalu ada di setiap masa. Mereka mengaku Islam tapi menolak sebagian besar ajaran Islam. Bahkan mereka bekerja sama dengan kaum kafir untuk menghancurkan Islam dari dalam dengan melakukan pendangkalan idiologi kaum muslimin.
Salah satu upaya mereka adalah membisikkan kalimat indah untuk menipu kaum mukmin. Pernyataan itu diantaranya "Allah tidak perlu dibela, "Islam tidak perlu dibela" atau "Kemuliaan Allah, Rasul-Nya dan al-Quran tidak akan berkurang meski dinista".
Upaya ini dilakukan untuk memprovokasi kaum mukmin agar meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar. Persis seperti yang di firmankan Allah dalam al-Quran surat at-Taubah ayat 167 yang berbunyi,
"Kaum munafik laki-laki dan perempuan satu sama lain saling memerintahkan yang mungkar dan melarang yang ma'ruf."
Mereka melabeli "radikal" pada kaum muslim yang berusaha berpegang teguh pada agamanya.
Allah SWT, Rosul-Nya dan al- Quran memang mulia. Tidak akan berkurang kemuliaannya meski dinista dan direndahkan. Ini adalah ranah aqidah. Ranah keyakinan dan keimanan. Sebaliknya membela dan menjaga kesucian Allah SWT. adalah ranah amal kita sebagai muslim. Dan keyakinan inilah yang sejatinya mengharuskan kita berusaha untuk menjaga kemuliaan Allah SWT, Rosul-Nya dan al- Quran.
Andai saja Allah SWT, al-Quran dan Rosul-Nya tidak perlu dibela, Allah SWT. tentu tidak memerintahkan kita menjadi pembela-Nya. Padahal Allah SWT. berfirman dalam al-Quran surat ash-Shaf ayat 14 yang artinya,
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah para penolong agama Allah."
Menolong dan membela agama Allah adalah "wasilah" agar kita mendapatkan pertolongan-Nya. Dengan memperjuangkan agama-Nya, maka Allah akan menolong kita. Seperti firman-Nya dalam al-Quran
surat Muhammad ayat 14 yang artinya,
"Hai orang orang yang beriman jika kalian menolong (agama) Allah niscaya dia akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan kalian."
Andai Allah tidak perlu dibela, tidak akan pernah ada "Auliya Allah (para wali/ kekasih Allah). Adanya "Auliya Allah" merupakan konsekwensi dari adanya para penolong agama Allah. Ketika mereka menolong agama Allah maka Allah pun menjadi Wali (penolong/kekasih) mereka. Mereka tak punya lagi rasa takut dan sedih sedikit pun. Seperti firman-Nya dalam al-Quran surat Yunus ayat 10, yang artinya,
"Ingatlah sungguh para wali/kekasih Allah itu tidak ada rasa takut sedikitpun pada diri mereka dan mereka pun tidak bersedih hati."
Andai saja Allah SWT. dan agama-Nya tidak perlu dibela maka Nabi Muhammad SAW. dan para shahabat saat itu tidak perlu bersusah-payah bahkan sampai berdarah-darah untuk berdakwah di Mekkah. Begitu pula pada generasi selanjutnya dalam perjuangan dakwah dan jihad. Semua itu bukti bahwa "Auliya Allah" selalu ada untuk membela, menjaga dan memperjuangkan kemuliaan agama Allah.
Jadi jelas, Allah SWT, al- Quran, agama dan kesuciannya harus dijaga dan dilindungi. Ini merupakan kewajiban kita. Ketika kita menunaikan kewajiban ini, kita pun layak mendapatkan gelar dari Allah SWT. sebagai "Auliya Allah".
Wallahu 'alam bisshawwab