Oleh : Yogin Yuanita
( Mahasiswa UNIM )
Tawuran terjadi di kawasan Senen, Jakarta Pusat, mengakibatkan satu orang remaja tewas. Setelah kejadian itu, polisi menangkap 21 orang.
Buntut dari tawuran itu menewaskan 1 orang berinisial R (18) yang mengalami luka bacok di perut. Polisi menyebut R juga terlibat dalam aksi tawuran itu. (detikcom, Senin (6/5/2019)).
Miris sekaligus ironis melihat realitas pemuda diatas. Tak seharusnya pemuda terjebak pada perilaku rendah yang hanya mengedepankan emosi sesaat. Apabila kita menengok ke belakang tak sedikit torehan tinta emas yang dicetak oleh kalangan pemuda. Pemuda memiliki andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia. Sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-mabukan, tawuran, pornografi, dan pornoaksi, maka masa depan bangsa itu akan suram.
Padahal sejatinya seorang pemuda adalah generasi penerus yang mampu menjadi pemimpin masa depan yang baik. Sebagainana firman Allah:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
_”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”_ (QS al-Kahfi [18]: 13)
Untuk menggali karakter pemimpin Islami dari seorang pemuda, kita bisa telaah pendapat beberapa ulama yang sudah tentu telah mereka kaji dari sumber utama, yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Karakter kepemipinan Nabi Sulaiman a.s., di antara yang patut diteladani adalah adil, disiplin, _tawadhu’_ , dan tidak _ghurur_ (teperdaya). Semua karakter tersebut muncul dari keimanan (ketauhidan) Nabi Sulaiman yang kuat dan ketakwaannya kepada Allah. Selain itu, pernah suatu ketika Nabi Daud bertaubat karena melakukan kekeliruan, yakni sempat menghukumi seseorang berbuat lalim dengan lisannya hanya dari hasil mendengar pengaduan orang lain, tanpa mendengarkan pembelaan orang yang telah dikatakan lalim itu (QS Shad: 21-24). Ketika Nabi Daud menyadari kekeliruannya, Nabi Daud langsung bertaubat. Apa yang terjadi saat ini? Sungguh berbeda dari sikap para pemimpin hari ini yang bahkan belum tentu terpikirkan untuk bertaubat dari kesalahan yang lebih besar dari itu.
Dengan memiliki pemuda yang bermoral dan beriman kuat, maka kita akan mempunyai aset pemimpin yang dapat dipercayai dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Kita seharusnya meyakini janji Allah pada Surat An-Nur ayat 55 yang terjemahannya, _“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalihbahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkanbagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”_
Oleh sebab itu, sebagai bagian dari penentu masa depan Islam, pemuda harus memiliki karakter Islam yang kuat. Dibekali aqidah Islam yang kokoh. Pemuda muslim harus memiliki kepribadian Islam yang tangguh. Dan tidak ada cara lain kecuali dengan mengenal lebih dekat kepada Islam. Mempelajari dan mengambil Islam secara _kaffah_ sebagai ideologi (pandangan hidup). Paham jati dirinya sebagai muslim dengan tujuan hidup menjalani ketaatan pada Allah Swt. Senantiasa mengukur setiap hal dalam prespektif Islam. Standar hidup baginya adalah benar dan salah menurut pandangan Islam, bukan Hak Asasi Manusia (HAM), bukan pluralisme, bukan liberalisme dll.
Maka ketika hari ini Islam dinistakan, Islam dimoderasi dengan dijauhkan kemurnian ajarannya dari umat Islam, seorang pemuda muslim harus berjuang membela Islam hingga tak ada lagi keberanian musuh-musuh Islam merendahkan Islam. Pemuda Islam harus menjadi garda terdepan yang memperjuangkan Islam hingga tegak secara sempurna di muka bumi.
Sudah saatnya pemuda Islam menyadari identitasnya sebagai muslim dan memperkuat eksistensinya sebagai muslim dimanapun dan kapanpun.
_Wallahu a'lam bish-showab._