Holiday ala Sekulerisme vs Holiday ala Islam, Pilih Mana?



Oleh : Anggraini Putri M

Ngomong-ngomong soal liburan, setuju nggak sih kalau liburan itu adalah momen yang paling ditunggu oleh semua orang terutama nih para pelajar?
Kalau udah denger kata liburan, bahagianya mungkin sampai ubun-ubun. Begitulah euforia liburan bagi kebanyakan pelajar.
Wajarlah ketika liburan itu jadi sesuatu hal yang menyenangkan bagi mereka karena kita tahu kan bahwa sekolah 8 jam setiap harinya, berangkat pagi pulang sore, pagi cantik-cantik dan ganteng-ganteng.. Eh pulangnya kusut, kusut baju kusut wajah. Dan semua itu emang cukup melelahkan, maka dari itu butuh liburan juga bagus sih. Biar ga mbledoss otaknya. Wkwk

Bagi kebanyakan remaja jaman now ntuk mengisi liburan pun banyak ragamnya. Dari jalan-jalan, kuliner, nonton bioskop, reuni sama teman lama, ada juga yang marathon drama, sampai memilih rebahan sebagai kegiatannya. Ada juga, liburan tahun baru kayak gini nih ngisi liburannya dengan jalan-jalan dan pesta sampai pergantian tahun.

Kegiatan liburan ala remaja jaman now, emang ga pernah jauh-jauh dari yang telah disebutkan guys. Kebanyakan dari remaja pasti kegiatan liburannya seputar itu-itu aja. Percaya deh, apalagi nih perlu banget diketahui bahwa liburan bagi kebanyakan remaja sekarang itu udah bergeser loh maknanya, bukan lagi sekedar waktu untuk melepas penat.
Lebih dari itu bahkan terkadang liburan itu bisa jadi ajang eksistensi diri loh. Contohnya nih, kalau liburan pasti yang dicari adalah spot foto yang bagus, feed foto yang bagus, tempat liburan bergengsi biar bisa upload di sosmed terus dapet like deh. Hayo kalian termasuk yang kayak gitu gak?? Ngaku deh wkwk.

Dan ada juga yang memaknai liburan sebagai ajang ngabisin duit. Keluar sini, pergi sana, makan-makan sama temen ini, apalagi makannya kudu di tempat tongkrongan hitzz. Hmm ngikutin gengsi doang yang model gini nih, katanya kalau belum pernah ke tongkrongan yang hitz itu ga keren. Alhasil rela habisin duit demi nongkrong di tempat hitz.
Atau ada yang sebagai ajang ketidakproduktifan ya contohnya rebahan mulu sambil nonton drama lah, atau rebahannya tidur mulu sampai lupa waktu sholat. Ada loh yang kayak gitu.

 _*Kegiatan Liburan Unfaedah dan Itu-Itu Aja, Ada Apa??*_

Sadar ga sih guys, kalau ternyata kebanyakan dari remaja dalam mengisi liburan itu modelannya masih gitu loh, banyak unfaedahnya. Atau mungkin jangan-jangan nih dari kita juga masih mengisi liburan dengan kegiatan-kegiatan unfaedah kayak gitu tuh. Hmmm.

Tau ga sih guys, kenapa masih banyak nih dari kita ngisi liburan tuh seringnya dengan kegiatan-kegiatan unfaedah semacam itu, atau bisa jadi ga sekedar unfaedah loh bahkan lebih dari itu dan secara ga sadar mengantarkan kita pada sebuah kemaksiatan? Hmmm ngeri ya?? Kira-kira kenapa pada tau ga??

Simple sih jawabannya, apa itu?
Karena kebanyakan dari remaja atau mungkin kita sendiri memaknai kesenangan atau kebahagiaan ukurannya hanya dari dunia. Banyak dari kita tahunya yah liburan tuh emang waktunya senang-senang dan untuk mendapatkan kesenangan itu kita cari dengan hal-hal yang ga ada faedahnya, karena bagi kebanyakan dari kita itu mungkin udah cukup senang dengan hal-hal tersebut.
Padahal kita masih sering nih gapaham bahwa ketika kita mencari kesenangan dunia, maka yang kita dapat adalah kesenangan sementara. Ga heran kalau kita ga pernah dapat kepuasan dan ketenangan ketika kita mengejar kesenangan duniawi.
Kita juga ga pernah tau dan ga berusaha cari tau bahwa udah bener ga sih kesenangan yang selama ini kita cari, dan udah ga sih kesenangan yang kita cari itu udah kesenangan sejati yang membawa pada kepuasan dan ketenangan?
Udah ga kira-kira???

Jadi guys, kegiatan liburan ala generasi muda jaman now sebenarnya secuplik fakta bahwa ada sesuatu yang salah di tengah-tengah remaja. Sadar atau nggak sebenarnya masih banyak lagi kebobrokan yang sedang terjadi di tengah-tengah remaja dan dialami oleh sebagian besar remaja. Dan semuanya itu bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa alasan.
Dan perlu teman-teman tahu nih bahwa ditengah-tengah remaja saat ini sedang berkembang suatu pemikiran yang mungkin telah merasuki para remaja yaitu menjadikan orientasi hidup hanya pada kesenangan duniawi semata atau biasa dikenal sebagai hedonisme.

Berdasarkan psikologis, remaja memang sedang berada pada tahap transisi menuju kematangan berpikir, kematangan emosi dan kematangan untuk mengidentifikasi dirinya sendiri. Oleh karena itu, remaja rentan sekali dirasuki pemikiran atau pemahaman salah satunya pemikiran berbahaya semacam hedonisme.
Dan paham hedonisme sendiri tidak pernah lepas dari lingkungan atau sistem yang ada saat ini yakni Sekulerisme. Sekulerisme ada untuk memisahkan peran agama dalam kehidupan, sehingga siapapun yang berada pada lingkungan atau sistem ini maka bebas tanpa aturan agama. Agama cukup di masjid saja, kalau udah nggak di masjid agama ga boleh ngurusin hidup, begitulah jalannya sekulerisme.

Bahaya dari sekulerisme pun ngga main-main guys. Karena sekulerisme, remaja muslim kehilangan identitasnya sebagai seorang muslim, menjadikan budaya barat atau budaya luar yang tidak sesuai dengan Islam sebagai contoh. Dan juga telah mampu mengubah cara pandang manusia termasuk para remaja tentang makna kebahagiaan yang hakiki. Dimana makna kebahagiaan menurut sekulerisme adalah mencari kesenangan dunia dan mencari materi sebanyak-banyaknya.

Harusnya sampai sini, kita mulai sadar guys bahwa banyak dari kita mengisi waktu liburan dengan kegiatan-kegiatan yang unfaedah atau bahkan mengarah pada dosa ternyata penyebabnya adalah karena kita belum paham nih makna kebahagiaan yang hakiki. Justru yang kita tahu adalah makna kebahagiaan ala sekulerisme, yang menuntut kita mencari kesenangan dunia yang artinya kesenangan semu.

 _*Kebahagiaan Hakiki, Gimana Ya?*_

Lantas, kebahagiaan hakiki itu yang kayak gimana sih?
Tentu kebahagiaan hakiki akan kita dapat ketika kita paham tentang standart kebahagiaan dalam Islam guys, yakni tidak lagi memaknai kebahagiaan hanya sekedar materi, namun lebih dari itu kebahagiaan yang sejati akan kita raih ketika kita mendapatkan ridho Allah. Simple ga sih guys??
Cukup mendapatkan ridho Allah, kita udah bisa merasakan bagaimana kebahagiaan yang membawa kita pada ketenangan dan kepuasan loh.
Caranya gimana? Sederhana kok, hanya dengan mengaitkan segala hal atau kegiatan kita agar sesuai dengan perintah Allah dan Allah ridho.
Emang bisa segala hal disangkut pautkan dengan ridho Allah?
Bisa kok, contohnya sekolah kita niatkan menuntut ilmu karena Allah, makan kita niatkan untuk mengisi tenaga karena Allah agar ibadah lebih seger dan khusyu, atau apapun itu kita niatkan untuk mendapat ridho Allah termasuk ketika kita mengisi liburan.

 _*Liburan ala Sekulerisme vs Liburan ala Islam, Pilih Mana?*_

Karena hukum asal dari liburan itu sendiri adalah mubah.
Jadi kalo mubah, berarti posisinya ada di tengah, bukan yg sunnah atau wajib, bukan juga makruh atau haram.
Nah karna posisi ada di tengah ini, jadi liburan bisa disetir ke positif atau negatif, dimanfaatkan untuk mendapat pahala atau dapat dosa.

Liburan berpotensi membawa kita dalam kubangan dosa adalah ketika kita mengisi liburan untuk mendapat kebahagiaan ala sekuler tadi karena dalam sekuler kan kita ga memikirkan Allah, liburan ya liburan gausah bawa-bawa Allah mau cambur baur cewe cowo, mau lihat drama yang isinya maksiat aja, mau jalan-jalan pokoknya abaikan Allah dulu.
Liburan yang model beginilah membuat kita mendapat dosa dari Allah.

Sedangkan liburan yang mengarah kita untuk mendapat ridho atau pahalanya Allah, tentunya dengan menggunakan standart kebahagiaan islam yang didalamnya membawa Allah selalu dalam setiap langkahnya.
Mau ke pantai atau ke gunung masa gaboleh?
Boleh banget, asalkan saja kembalikan pada Allah, niatkan untuk tadabbur alam agar semakin bersyukur pada Allah.
Mau ke sodara? Boleh banget, niatkan menjalin silaturahim karena Allah.
Dibuat beres2 rumah aja, silahkan
Niatkan untuk berbakti pada orang tua karena Allah.

Kalau udah begitu, percaya deh In Syaa Allah hati kita akan tenang, sebab kita udah berusaha untuk menjalankan segala kegiatan sesuai dengan perintah Allah.
Dan kebahagiaan yang kita dapat bukan lagi kebahagiaan receh nan semu, tapi sejati a.k.a long lasting.

Wallahualam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak