Hiv/Aids merajalela, Islam punya solusinya.



Oleh: Endah Husna

          Jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Gresik terus bertambah. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Gresik, mulai Januari hingga bulan september terdapat 79 penderita. Bahkan, ada 12 penderita baru dalam bulan Agustus dan september.(JawaPos.com, 15 Oktober 2019).
          Kemudian secara Nasional, pengidap HIV di Indonesia dilaporkan berjumlah 349.882 jiwa dan AIDS sebanyak 117.064 jiwa. Jumlah kasus penyandang HIV tertinggi berada di Propinsi DKI Jakarta (62.108) dan AIDS terbanyak adalah di Wilayah Papua (22.554).( detik.com, (28/11/2019). Jumlah ini mungkin bisa bertambah, karena ini adalah jumlah yang dilaporkan, karena faktor malu dan sebagainya ada kemungkinan banyak yang tidak melaporkan.
          Penyebaran HIV/AIDS sejatinya di provokasi oleh prinsip kebebasan yang diagung-agungkan sebagai wujud mengikuti kemajuan jaman dan trend kehidupan. Yang nyatanya malah merusak dan merusak. HIV/AIDS bisa menular melalui: 
           Pertama, melalui seks bebas. Entah sudah menjadi kebiasaan atau gaya hidup gonta-ganti pasangan. Hal ini memberikan peluang pertama virus HIV/AIDS bisa menular kepada pasangannya saat mereka melakukan seks bebas dengan orang yang terinveksi virus ini. 
          Kedua, melalui keluarga. Jika seorang suami atau istri pernah "jajan" di penjual virus HIV/AIDS, maka suami atau istri ini akan ikut terinfeksi. Walhasil, tertularlah anak-anaknya melaui ibunya sendiri.
          Ketiga, jarum suntik bekas. Penularan penyakit ini melalui cairan dalam tubuh yang gerkena pada seseorang. Jarum suntik yang dipakai digunakan berlang kali dengan dalih mengirit. Maka jika jarum suntik tersebut dikenakan pada orang yang mengidap HIV, maka orang lain yang turut memakai jarum itu akan tertular. Ini biasanya ditemukan pada beberapa kasus pengonsumsi narkoba.
          Tingkah laku seseorang itu tergantung pada pemahamannya. Pemahaman tersebut dipengaruhi oleh paham tertentu. Orang yang mudah bermaksiat, mereka memahami bahwa bermaksiat itu boleh. Atau sebenarnya dia paham bahwa seks bebas tidak boleh, berdosa, tapi karena mayoritas dia bergaul dengan oramg-orang yang mekakukan seks bebas, maka dia akan ikut terbawa arus ini. Kemudian ada beberapa kasus bahwa dia melakukan seks bebas untuk bekerja, membantu ekonomi keluarga. Dan yang paling mempengaruhi adalah apa yang menjadi pemahaman pemimpin negeri ini tentang seks bebas atau kebebasan pergaulan ini.
          Dibutukan pemikiran yang cemerlang hingga menumbukan pemahaman yang benar dalam memandang berbagai permasalahan kehidupan ini. Tentang paham kebebasan (Liberalisme) di negeri ini, yang akhirnya berbuah banyaknya penyakit mematikan ini. 
Maka Islam sebagai Agama yang mempunyai seperangkat aturan datang membawa pemahaman dan solusi yang benar. Karena Islam datang dari Zat Yang Maha Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta ini. Islam dapat tegak secara kaffah (menyeluruh)jika 3 komponen ini ada. Yakni adanya individu-individu yang bertakwa, inilah benih yang akan radikal menyebarkan paham Islam Ideologis, paham bahwa hidup ini harus berada dalam aturan yang akan membawa Rahmat bagi seluruh manusia, bukan seluruh orang Islam saja. Yang kedua, adanya lingkup masyarakat yang mendorong keimanan dan ketakwaan menuju Allah SWT semata, jika dia bukan masyarakat Muslim maka dia akan sepakat dengan aturan Islam meski Agamanya bukan Islam. Yang ketiga, yakni adanya negara yang gigih menerapkan aturan Islam sebagai asas tegaknya negara tersebut.
          Yakinlah bahwa suburnya HIV/AIDS yang ada sekarang karena berakar dari pemahaman kebebasan dalam pergaulan yang dipupuk subur dalam pot Kapitalisme. Maka yakinlah pula, hanya Islam agama yang menghabisi pemahaman yang salah ini. Dengan penerapan Islam kaffah dalam bingkai Khilafah akan membawa manusia kepada ifahnya yang mulia.

Wallahu 'alam bishowwab .
           

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak