Oleh : Leni Andriyanti
Gelombang K-Pop di dunia hampir tembus 90 juta orang. Indonesia berada diurutan ke 2 setelah Korea Selatan.
Pernyataan Sari (nama samaran) ia seorang gadis mantan K-Popers yang sempat menggandrungi korea kala itu.
Awal mulanya Sari senang Meliat drama korea dan Dia hafal flim dan aktris korea. Sampaimengoleksi tas, pin dan poster-poster aktris korea. Karena nge-fans dengan salah satu band korea Super Junior (Suju) maka Sari sangat suka mengoleksi berbagai aksesoris yang mereka gunakan.
Sari rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk bisa mendapatkan gambar idolanya. Pernah saat ikut konser Sari nangis-nangis saat Meliat idolanya ber-pelukan dengan wanita lain selain dirinya. Dia merasa kalau idolanya hanya boleh menjadi miliknya seorang. Dunia berasa milik berdua, yang lain hanya boleh numpang hidup🤣
Sari berhenti dari nge-fans K-Pop karena menganggap hanya buang-buang waktunya. Dia merasa tidak punya waktu untuk belajar Islam. Kehidupannya hanya dijadikan senang-senang tanpa peduli dengan ibadahnya pada Alloh. Merasa tidak punya waktu untuk belajar islam maka Sari segera taubat nasuha dari perilaku menggandrungi K-Pop yang diangganya merusak masa depannya saat itu.
Menjadikan Jauh dari Aqidah dan Akhlak Islami
Demam Korea (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat Islam. Hal ini disebabkan selain mencemari budaya Indonesia yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan mendonstruksi prinsip-prinsip dalam Aqidah. Korean style sebagai produk globalisasi dalam bidang hiburan, telah mengikis akhlak umat Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan matrealistis dalam alur cerita sinetronnya yang bernuansa cinta-cintaan, serta pakaian serba mini dalam model busananya, menggeser polapikir dan pola nafsiyah ( perilaku) para penikmatnya.
Tengok saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset, pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari mereka dianggap positif dan selalu di up-date. Bahkan Minuman Wine (bir) beras khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan menyehatkan meski agak memabukkan.
Pandangan K-Pop Dalam Islam
Jika dikaji dalam perspektif hukum Islam, gelombang Korean Style tidak saja bisa mengikis akhlak umat Islam, tapi juga merusak keimanan para remaja. Hal ini disebabkan karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai artis idola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku sehari-harinya menyebabkan seorang muslim menjadi munafik atau keluar dari akhlak dan aqidah Islam.
Sebuah peringatan keras dalam al-Qur’an bagi mereka yang menjadikan idola selain orang Islam akan dibangsakan sebagai orang munafik. Firman Allah An Nisaa Ayat 138 – 140:
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”
Menurut Ibn Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan lafadz “auliya’” itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim, bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari mukmin menjadi munafiq.
Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat. Mereka lebih hina daripada orang kafir. Siksaan bagi munafikin-pun lebih pedih, bahkan mereka ditaruh di dasar neraka (inna al-munaafiqina fi al-darki al-asfal mi al-naar).
Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa’ 144, Allah melarang orang-orang beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja dengan mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya. Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).” (QS: Al-Nisaa’. 144).
Ternyata virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele, sebatas gandrung menikmati musik dan sinetronya semata. Disamping produk hegemoni Barat, lebih dari itu, gelombang Korean style telah menjadi problem yang serius bagi umat Islam, problem yang menyebabkan rusaknya akhlak dan aqidah.
Karenanya, segenap kaum Muslimin, mari kita rapatkan barisan, guna membentengi umat dari serangan virus yang lahir dari globalisasi-modernisasi Barat. Yang tanpa sadar, keberadaannya dapat menghapus nilai-nilai ajaran agama. Serta memalingkan pengikutnya dan tidak akan kembali.
Wallahu ‘a’lam bi shawwab
Penulis adalah Pengurus Forum Muslimah Cinta Islam Purbalingga