Dari Ayam Menuju Stunting




Oleh : Sri Mardiantini
(Muslimah Peduli Umat)

Pemerintah akan memprogramkan satu keluarga memelihara satu ayam untuk mengentaskan stunting. Penggagas ide ini adalah Moeldoko yang didukung Mentan, menurut Moeldoko dengan memelihara ayam maka asupan gizi setiap keluarga akan terpenuhi. Dari ayam tersebut akan menghasilkan telur dan setiap anak akan diwajibkan untuk mengkonsumsi telur setiap harinya (cnnindonesia.com, 24/11/2019).

Padahal stunting terjadi akibat asupan gizi yang jelek pada anak. Tidak terpenuhinya asupan protein (susu, daging, telur dan ikan). Kalaulah memang pemerintah merujuk pada tumbuh kembang anak-anak di negara maju, kita akan melihat perbedaan pola makan atau kebiasaan makan masyarakatnya. Dimana asupan karbohidratnya cuma sekadarnya (hanya untuk memberikan energi), asupan sayurannya juga sekadarnya. Sedangkan asupan proteinnya diperbanyak (sekali makan mereka menghabiskan 1/4kg daging atau sebanyak 250ml susu). Berbeda dengan kebiasaan masyarakat kita yang justru memperbanyak nasi atau karbohidrat, sedangkan protein sekadarnya.

Jadi kalau memang pemerintahan serius ingin menangani stunting. Pemerintah harus mengubah kebiasaan pola makan masyarakat kita, juga pemerintah harus bisa menurunkan harga bahan makanan sumber protein (susu, ikan, daging, dan telor) jadi lebih terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Dan jika masyarakat kita diprogram satu keluarga memelihara satu ayam justru akan menimbulkan polemik baru atau masalah baru. Apalagi di lingkungan kumuh atau padat penduduk, di lingkungan perumahan menengah ke bawah. Karena di tempat tersebut tidak tersedia lahan untuk memelihara ayam. Dan juga akan menimbulkan masalah polusi udara dan limbah kotoran.

Jika kita menengok di zaman keemasan Islam, dimana sistem Islam diterapkan, stunting termasuk pada masalah kesehatan. Dalam pemerintahan Islam kesehatan warga negara sangat diperhatikan. Asupan gizi terhadap anak-anak sangat dijamin. Pengawasan terhadap makanan sangat ketat, tidak boleh ada makanan haram yang dikonsumsi oleh kaum muslimin. Harga makanan dikontrol jangan sampai tidak terjangkau oleh masyarakat. Itulah indahnya Islam. Indahnya dalam naungan syariat Islam.
Wallahu a'lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak