Oleh : Lilik Yani
Orang yang baik bukan mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi mereka yang setelah berbuat salah segera menyadari dosanya dan bersegera bertaubat. Bertaubat dengan sungguh-sungguh, tidak mengulangi kesalahan dan berjuang mencari Ridlo Allah.
**********
Dalam menjalani aktivitas hidup di dunia ini, tidak selamanya jalan yang kita lalui itu mulus dan lancar. Banyak rintangan , godaan, rayuan, tipuan, dan sejenisnya yang menjadi ujian bagi kita.
Saat iman tertancap kuat di hati, dengan pertolongan Allah kita bisa menghalau godaan-godaan itu. Tapi saat iman turun, terkadang kita terperosok di jalan yang berlumpur atau berlubang, bahkan kadang kesasar di jalan yang salah.
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa, karena kita bukan malaikat yang suci dari dosa. Kita juga bukan Rasulullah yang selalu dipelihara Allah dari berbuat dosa.
Kita adalah manusia biasa yang kadang benar kadang salah. Bahkan kita sering melakukan kesalahan dan lupa.
“Setiap anak Adam sering melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat (kembali kepada kebenaran).”
(HR Ahmad).
Sebagai bukti kasih sayang Allah swt kepada hambaNya, maka Allah membuka pintu ampunan dan taubat bagi seluruh hamba yang dicintaiNya.
“Katakanlah, Wahai para hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka sendiri, janganlah kalian putus asa terhadap rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Dialah dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Az Zummar : 53).
Allah mengampuni setiap dosa hamba-hambaNya, jika hamba tersebut bertaubat kepada Allah, dengan taubat yang ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Bahkan dosa yang besarpun, Allah berkenan mengampuni, asalkan hamba tersebut betul-betul bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi kesalahan dan terus berupaya untuk memperbaiki diri.
Bukankah para sahabat-sahabat dulu, ada yang tenggelam dalam perbuatan dosa dan maksiat. Namun dengan sebab taubat yang sungguh-sungguh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan Allah mengangkat kedudukan mereka. Subhanallah. Indahnya Taubat.
Maksud taubat disini adalah kembali kepada Allah dengan melakukan ketaatan dan menjauhi semua larangan Allah.
Dan taubat itu bukan hanya untuk hamba yang berbuat dosa-dosa besar, tapi juga untuk hamba yang suka lalai, malas ibadah, kurang semangat ibadah, dan sejenisnya. Itupun harus melakukan taubat kepada Allah dengan beristighfar setiap hari.
Bahkan Rasulullah saja yang dipelihara Allah dari berbuat dosa dan dijamin masuk syurga, beliau selalu beristighfar kepada Allah swt.
“Ketika hatiku malas, aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR Muslim No. 2702).
Subhanallah, Rasulullah saja beristighfar 100 kali setiap hari, bagaimana dengan kita yang sering berbuat dosa dan salah? Seharusnya lebih dari itu, mungkin perlu ribuan kali beristighfar kepada Allah, karena saking banyaknya dosa kita.
Masalahnya, sudahkah kita melakukannya? Kita terlalu percaya diri seakan tidak punya dosa atau merasa dosanya sedikit. Bahkan menganggap jatah hidupnya masih lama, ntar aja taubat kalau sudah tua. Astaghfirullahal adziim.
Padahal taubat dan istighfar yang dilakukan oleh hamba-hamba yang beriman akan menambah ketaqwaan kepada Allah swt.
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An Nisa : 31)
Saudaraku, mumpung masih ada waktu. Kita manfaatkan karunia Allah yaitu kesempatan bertaubat itu dengan sebaik-baiknya. Jangan merasa diri sudah baik dan memiliki amal yang banyak, kemudian kita tidak perlu taubat.
Jangan pernah merasa diri mulia dan merasa sudah taat kepada Allah, sehingga kita tidak mau beristighfar, Ingat, iblis yang ahli ibadah tergelincir satu kali dosa, tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Iblis merasa lebih mulia karena diciptakan Allah lebih dulu.
Iblis melihat dari sisi Nabi Adam, seorang makhluk yang baru diciptakan dari tanah. Iblis lupa kalau yang memerintah sujud adalah Allah yang menciptakan semuanya.
Saudaraku, mari kita ikuti Rasulullah saw. Walau beliau sudah dipelihara dari dosa dan dijamin masuk surga, tapi beliau masih selalu beristighfar kepada Allah. Apalagi kita yang banyak dosa dan kesalahan. Marilah kita bersegera taubat mumpung pintu taubat masih dibuka lebar-lebar.
Allah Maha Pengasih dan Penyayang, setiap saat masih setia menunggu taubat kita. Karena kita adalah hamba yang disayangiNya.
“Yaa Allah, ampunilah semua dosa-dosa kami. Dosa yang besar maupun yang kecil. Tak sanggup kami menghitungnya. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa kami, kecuali hanya Engkau yaa Allah. Karena Engkau, Allah Ghofurur Rahiim.
Wallahu a'lam bisshawab
Surabaya, 4 Desember 2019
Tags
renungan