Berikan Amanah Memimpin Pada Ahlinya




Oleh: sunti
Tanggal 20 Oktober 2019 kemarin Bapak Jokowi dan KH.Makruf Amin dinyatakan resmi menjabat sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Dengan demikian tibalah saatnya nama-nama menteri atau pembantu presiden di umumkan dan dilantik presiden. Menurut berita yang dilansir oleh KOMPAS.com tanggal 23 Oktober 2019 bahwa Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dan melantik para menteri yang mengisi kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Selain dari unsur TNI dan Polri, menteri-menteri Jokowi juga diisi dari kalangan partai politik serta profesional.
Dari daftar nama-nama para menteri Kabinet Indonesia Maju ini kita bisa melihat beberapa wajah lama dari kabinet sebelumnya dan ada beberapa wajah baru. Pemilihan menteri wajah baru ini beberapa diantaranya mengundang kontroversial di masyarakat, salah satunya adalah Menteri Agama Fachrul Razi, beliau dianggap kontroversi, lantaran backgroundnya yang berasal dari militer dan tidak memiliki riwayat tergabung dalam basis keagamaan. Sehingga ketika suatu pekerjaan diamanahkan kepada yang bukan ahlinya apakah akan mampu bekerja dengan baik?
Belum ada sebulan menjabat, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi telah menggulirkan beberapa pernyataan yang kemudian memancing kontroversi dan meresahkan masyarakat. Dari mulai soal pernyataan bahwa beliau bukan menteri agama islam tetapi Menteri Agama Republik Indonesia yang di dalamnya ada lima agama, doa disisipi bahasa Indonesia hingga wacana pelarangan cadar dan celana cingkrang dikalangan pejabat pemerintahan.
Didalam Islam keharusan pemberian amanah kepada ahlinya ini sudah diatur. Seperti sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam “Jika amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya, bagaimana maksud amanah disia-siakan? Nabi menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR.Bukhari). Dan hadist yang lain, "Barangsiapa yang memegang kuasa tentang sesuatu urusan kaum muslimin, lalu dia memberikan suatu tugas kepada seseorang, sedangkan dia mengetahui bahwa ada orang yang lebih baik daripada orang itu, dia telah mengkhianati Allah, RasulNya dan kaum muslimin." (HR. Al-Hakim).
Kompetensi menjadi perhatian khusus dalam Islam. Intinya, berdasarkan hadits di atas, serahkan urusan pada ahlinya berdasarkan kompetensi dan keilmuannya, bukan atas dasar kolusi, nepotisme, balas jasa, atau bagi-bagi jabatan. Ketahuliah bahwa Semua amanah yang diberikan kepada manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang apa/siapa yang di bawah kepemimpinannya. Kepala negara adalah pemimpin. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak suaminya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) terhadap apa yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 
Amanah yang paling pertama dan utama bagi manusia ialah amanah menjalankan ketaatan kepada Allah Sang Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa alam semesta dengan segenap isinya. Manusia hadir ke muka bumi ini telah diserahkan amanah untuk berperan sebagai pemimpin yang diwajibkan membangun dan memelihara kehidupan berdasarkan aturan dan hukum Yang Memberi Amanah, yaitu Allah subhaanahu wa ta’aala. Oleh karena itu sebagai manusia ciptaan Alloh kita harus menjalankan amanah secara sempurna. Wallohualam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak