oleh: Endah Husna
Banyak kaum fasik dan munafik terlahir dari sistem Sekular yang dipraktekkan di negeri muslim ini. Mereka menolak sebagian, bahkan sebagian besar ajaran agamanya sendiri yakni Islam. Bahkan mereka berani bekerjasama dengan kaum kafir untuk menghancurkan agamanya sendiri. Kaum kafir merusak Islam dari luar. Orang munafik merusak dari dalam dengan upaya pendangkalan Islam sebagai Ideologi.
Salah satu cara mereka menghancurkan Islam dengan saling membisikkan kalimat indah untuk menipu kaum mukmin. Diantaranya dengan pernyataan: "Allah tidak perlu dibela", atau "Islam tak perlu dibela", dan sebagainya. Pernyataan kaum munafik ini persis sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam QS.al-An'am[6]: 112, yang artinya: "Demikianlah Kami telah menjadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan ( dari jenis) manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia".
Dengan alasan Islam tidak perlu dibela mereka berusaha memprovokasi kaum mukmin untuk meninggalkan memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran. Mereka juga memberi nama "Radikal" kepada Orang muslim yang berusaha berpegang teguh pada agamanya, sekaligus berupaya membela agamanya saat dihina. Yang hakikatnya mereka ingin Islam hancur.
Benarkah Allah SWT, Alquran dan Rasul-Nya tak perlu dibela? Pertama: Pernyataan ini bukanlah hasil pemikiran tapi fantasi intelektual. Apakah disampaikan oleh Kiai, ulama, profesor, doktor, apalagi orang awam. Fantasi ini terlihat masuk akal, padahal tidak. Mengapa? Karena, mereka menggabungkan dua hal yang seharusnya dipisahkan karena memang berbeda konteksnya.
Allah SWT, RasulNya dan Alquran memang mulia. Tak akan berkurang kemuliannya meski dihina dina. Ini adalah wilayah Akidah, keimanan dan keyakinan. Sebaliknya, membela dan menjaga kemuliaan Allah SWT, RasulNya dan alquran adalah wilayah amal kita sebagai muslim. Ketika kita mempunyai keyakinan ini, maka tentu kita akan beramal untuk bersungguh-sungguh menjaga kemuliaan Allah SWT, RasulNya dan Alquran.
Kedua: Seandainya saja Allah SWT, RasulNya dan Alquran tidak perlu dibela, Allah SWT tentu tidak akan memerintahkan kita menjadi pembela-Nya. Dalam Alquran surat as-Shaf[61]:14, Allah SWT tegas berfirman yang artinya: "Wahai orang-orang beriman, jadilah kalian para penolong(Agama) Allah.
Ketiga: Membela dan menolong agama Allah adalah jalan agar kita mendapatkan pertolonganNya. Sebagaimana dalam firman Allah SWT surat Muhammad 47:7, yang artinya: Hai orang-orang beriman, jika kalian menolong agama Allah, niscaya Allah akan memolong kalian dan mengokokohkan kedudukan kalian.
Keempat: Andai Allah tidak perlu dibela, tidak akan pernah ada "Awliya Allah"(para wali/kekasih Allah. Adanya Awliya Allah merupakan komsekuensi dari adanya para penolong agama Allah.
Kelima: Andai saja Allah tidak perlu dibela, maka Nabi saw pun tidak perlu bersusah payah berdakwah
Maka Allah SWT, RasulNya dan alquran harus dibela, dijaga dan dilindungi. Ini adalah kewajiban kita. Karena ketika kita menjalankan kewajiban ini, maka kita layak mendapat gelar "Awliya Allah". Sebaliknya, siapapun yang membiarkan agama ini dihina,bahkan menyeru untuk melakukan penistaan, maka mereka pantas disebut "Awliya asy'Syaitan.
Tinggal pilih mana?