Oleh: Dhewy Aneisha
#SaveUighur
#Khilafahsolusiterbaik
#pejuangistiqomah
Tentang uighur, aku tidak tau jika berada di posisi mereka. Apakah tetap konsisten tegar berdiri di atas tauhid ataukah... entahlah. Yang kutahu, baru dicibir perihal hijrahku, sudah ngeluh.
Tentang Uighur, aku tidak tau jika berada di posisi mereka. Apakah aku tetap meyakini pertolongan Allah, ataukah... entahlah. Yang kutahu baru dihantam opini radikalisme saja sudah sempat menggoyahkan spirit dakwah.
Tentang Uighur, aku tidak tau jika berada di posisi mereka. Apakah akan semakin semangat memperjuangkan islam ataukah... Entahlah. Yang pasti, sakit sedikit saja sudah mager menghadiri halaqoh.
Tentang Uighur, aku tidak tau jika berada diposisi mereka. Apakah aku tetap mengatakan permasalahan umat cukup didoakan dan memperbaiki individu semata, tidak perlu memperbaiki sistem negara menjadi khilafah? Ah, entahlah... Yang pasti sudah ribuan kali kisah semisal Uighur tidak kunjung selesai. Belum usai Palestina, Uighur menyusul. Dan, logisnya negara harus lawan negara. Kecaman, pidato, begitu kecil pengaruhnya bagi mereka.
Tentang Uighur, aku tidak tau jika berada di posisi mereka. Apakah akan tetap berfikir bahwa khilafah dan jihad adalah ancaman ataukah... Entahlah... Yang pasti kaum muslimin justru menjadi buih di lautan, banyak tapi sedikit, tertindas, sejak hidup dalam sistem Kapitalisme sekuler.
Tentang Uighur, Aku tidak tau jika berada di posisi mereka. Apakah akan tetap menganggap kritik penguasa di muka umum adalah haram dan ghibah, ataukah... Entahlah. Yang kulihat, penguasa begitu diam, bungkam seribu bahasa, padahal derita Uighur bukan pembunuhan individu semata, tapi penyiksaan dan pembantaian massal kaum muslimin. Sementara penguasa punya kekuasaan memutuskan hubungan diplomatik bahkan menurunkan militer untuk menolong mereka.
Tentang Uighur, aku tidak tau jika berada di posisi mereka....