Oleh : Alin FM
Praktisi Multimedia dan Penulis
Sudah banyak tulisan-tulisan mengkritik celotehan ngawur Sukmawati karena dianggap menghina Rasulullah Saw disebabkan membandingkan dengan Jasa Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia abad 20 dalam forum diskusi bertema 'Bangkitkan nasionalisme, bersama kita tangkal radikalisme, dan berantas terorisme' di gedung Tribrata, Darmawangsa, Jakarta Selatan 11 November lalu. Karena kelancangan mulutnya, akhirnya justru peran Soekarno dipertanyakan oleh masyarakat dalam pencapaian kemerdekaan negeri ini. Berbagai data atas peran dan sepak terjang Soekarno beredar luas di sosial media, Soekarno adalah romusha bernomor lengan 970. Sesungguhnya akulah Sukarno yang mengirim mereka kerja paksa. Ya, akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, ya akulah orangnya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan romusha. Aku bergambar dekat Bogor dengan topi di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan enaknya menjadi seorang romusha. Dengan para wartawan, juru potret, Gunseikan Kepala Pemerintahan Militer- dan para pembesar pemerintahan aku membuat perjalanan ke Banten untuk menyaksikan tulang-tulang-kerangka-hidup yang menimbulkan belas, membudak di garis-belakang, itu jauh di dalam tambang batubara dan tambang mas. Mengerikan. Ini membikin hati di dalam seperti diremuk-remuk .(https://m.inilah.com/news/detail/2127251/soekarno-romusha-bernomor-lengan-970)
Jika Sukmawati ingin menceritakan peran Soekarno dalam kemerdekaan, maka ceritakan saja menurut catatan sejarah. Namun jangan pernah menyinggung dan membandingkan dengan Rasulullah Saw, maka sama sekali tak bisa dibandingkan antara keduanya. Membandingkan Rasulullah Muhammad Saw dengan Soekarno, berarti sebuah pelecehan, bisa dikatakan sebagai bentuk penistaan. Fenomena celotehan Sukmawati menimbulkan kemarahan kaum muslimin. Umat Islam sebenarnya telah menjaga nama baik Soekarno, tapi karena ulah anaknya, kini nama bapaknya tercoreng
Rasulullah Saw adalah manusia terbaik
Michael H. Hart, seorang cendekiawan Barat dalam bukunya Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, bahkan menempatkan Rasulullah Saw sebagai urutan pertama tokoh dunia paling agung dan berhasil dalam menegakkan peradaban Manusia bermartabat dengan Ideology Islam. Menurutnya, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih kesuksesan luar biasa dalam hal dunia maupun agama.
Bahkan Nabi Isa AS dan Nabi Musa AS Pun Memohon Menjadi Umat Muhammad ﷺ di Detik-detik Akhir Zaman. dipublikasikan oleh Islam populer di kanal youtubenya. (https://m.youtube.com/watch?v=ZnN6LOaugKo)
Setiap kali Nabi Musa AS bermunajat kepada-Nya supaya sifat-sifat itu diberikan kepada umatnya, Bani Israil, jawaban yang sama datang dari Zat Yang Mahakuasa: "Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam." Karena itu, Nabi Musa AS kemudian berkata, "Ya Allah, ingin sekali aku menjadi umatnya (Muhammad SAW)." .Maka Allah berfirman kepadanya, "Wahai Musa, Aku telah memilih engkau dan segenap manusia untuk menerima risalah-Ku dan firman-Ku. Maka terimalah apa yang telah Aku beri kepadamu. Jadikanlah dirimu termasuk orang-orang yang bersyukur.(https://khazanah.republika.co.id/berita/poapxy458/bahkan-nabi-musa-ingin-jadi-umat-rasulullah-saw)
Bagaimana mungkin Sukmawati Soekarno Putri bisa membandingkan kemuliaan Rasulullah Saw dengan bapaknya, sementara bapaknya sendiri adalah salah satu pengagum kepemimpinan Rasulullah Saw. Harusnya yang dinyatakan, jika benar Sukmawati cinta Rasulullah Saw sebagaimana pengakuannya, adalah bahwa Rasulullah Saw adalah sumber inspirasi bagi kemerdekaan negeri ini dari belenggu penjajah, karena Soekarno yang sangat mengagumi sosok Rasulullah Saw.
Rasulullah adalah pribadi luar biasa. Pemimpin Para Nabi. Nurul Mustofa, manusia pilihan Allah untuk mengemban Risalah Islam ke seluruh penjuru Dunia. Sosok inspirasi bagi kehidupan manusia sampai akhir zaman. Dan di akhirat tidak ada satupun manusia yang bisa manusia masuk surga sebelum Rasulullah Saw masuk kedalamnya. Bagaimana tidak teriris hati ini mendengar celotehan ngawur Sukmawati? Setiap insan yang cinta Rasulullah Saw pasti tersayat hatinya. Dan ingin membela Rasulullah Saw sampai titik darah penghabisan.
Wahai Sukmawari, kemanakah engkau akan lari?
Sudah kedua kalinya engkau membuat kontroversi yang menyakiti umat Islam. Kali pertama kau boleh lari dengan permintaan maaf melalui K.H Ma'ruf amiin. Tapi sekarang, Umat menanti proses hukum bagimu. Memantau kinerja kepolisian untuk memeriksa kasusmu dan menindakmu. Jika kepolisian tak serius menangani kasusmu, bukan tidak mungkin ada gelombang massa seperti pada kasus penodaan agama oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada tahun 2016. Walaupun engkau menitikan air mata darah sekalipun, umat Islam tidak akan luluh. Umat terlanjur cinta Rasul Saw, insan yang ingin mendapatkan syafaat Rasul tidak akan diam.
Sejumlah kelompok yang melaporkan Sukmawati Sukarnoputri dengan tuduhan penodaan agama. Sejauh ini, mereka yang melaporkan Sukmawati antara lain FPI DKI Jakarta, Koordinator Bela Islam (Korlabi), Forum Pemuda Muslim Bima, serta Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Ada pula yang melaporkan atas nama Irvan Noviandana. Laporannya teregister dengan nomor LP/7456/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum tanggal 18 November 2019. Bahkan MUI Provinsi DKI Jakarta akan menempuh jalur hukum dan melaporkan pernyataan Sukmawati ke Aparat hukum dengan Tuduhan Penistaan Agama sesuai Pasal 156a KUHP," mengutip poin 2 keterangan tertulis dari MUI DKI Jakarta.( https://m.cnnindonesia.com/nasional/20191125173644-20-451369/mui-dki-polisikan-sukmawati-jika-tak-lekas-minta-maaf).
Wahai Sukmawati.. Ingatlah setiap jiwa akan merasakan kematian sebagaimana tertulis di dalam Al-qur'an surat Ali Imran ayat 185. Kemana engkau akan lari? Engkau bisa lari dari hukum manusia, tapi di pengadilan Allah Yang Maha Adil kau akan diadili seadil-adilnya. Pengadilan Allah ta’ala di padang mahsyar nanti amatlah dahsyat dan Maha adil.
Setiap apa yang kita lakukan sekecil apapun, pasti akan ditulis oleh para malaikat yang mulia. Perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak terlewatkan oleh pena para malaikat.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan yang dia ucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat yang selalu hadir”.( TQS. Qaf ayat 18).
Allah SWT berfirman:
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ، وَيَقُولُونَ: “يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا” وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا”
“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar tercatat semuanya”. Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Rabbmu tidak menzalimi seorang jua pun”. (TQS. Al-Kahfi: 49)
Perbuatan kita bukan hanya dicatat, namun juga akan diganjar sesuai dengan apa yang kita lakukan termasuk menghina Rasulullah Saw
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat debu, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat debu, niscaya dia pun akan melihat (balasan)nya”. TQS. Az-Zalzalah: 7-8).
Bagaimanakah prosesi pertanggungjawaban Sukmawati di hadapan Allah ‘azza wa jalla kelak? Bagaimana pula gerangan pengadilan akhirat akan digelar untuknya?
Kelak Sukmawati akan maju seorang sendiri di hadapan pengadilan Allah Yang Maha adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatannya menghina Rasulullah Saw. Tidak akan ditemani siapapun, walaupun ia orang terdekatnya sekalipun. Tidak akan bisa menyewa pengacara Petrus Selestinus, tidak pula didampingi keluarga, sanak saudara ataupun siapapun jua. Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong. Wahai Sukmawati, sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Sukmawati maju seorang sendiri di hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatannya.
Allah SWT berfirman:
وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
“Pada hari kiamat, setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri”. (TQS Maryam ayat 95).
Saat itu, mulut Sukmawati akan dibungkam dan dikunci rapat. Jika di dunia, lisan Sukmawati bisa berbicara, bersilat lidah, berkelit atau bahkan bisa berdusta, maka pada pengadilan akhirat nanti mulutnya ini akan terdiam, kelu dan tak bisa berucap, kendati hanya sepatah kata. Sebaliknya seluruh anggota tubuhnya dipersilahkan untuk bersaksi. Mata, telinga, tangan, kaki, bahkan kulit, semuanya berbicara membeberkan apa yang ada di dalam hatinya dan membuka apa yang pernah dilakukan di dunia yaitu menghina Rasulullah Saw.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia)”. (TQS. Yasin ayat 65).
Keadilan hari itu akan dijunjung tinggi dan timbangan akan ditegakkan dengan sangat akurat. Tidak ada yang dapat berkelit, menyogok ataupun merubah keputusannya. Karena yang bertindak sebagai hakim di padang mahsyar nanti adalah Allah subhanahu wa ta’ala sendiri, Pencipta manusia dan alam semesta ini.
Tidak akan ada lagi sogok menyogok, beking membeking, ngeles mengeles, kongkalikong maupun pasal-pasal karet, yang dapat ditafsirkan semau sendiri. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut di hadapan kekuasaan dan keperkasaan Allah.
Selihai apapun Sukmawati mempermainkan hukum di dunia, dan walaupun Sukmawati lepas dari pengadilan dunia, Sukmawati tak akan pernah bisa melepaskan diri dari jeratan hukuman di pengadilan akhirat. Di dunia boleh saja Sukmawati bisa terhindar dari sel penjara. Namun, di akhirat mustahil dia bisa lari dari hukuman dan azab Allah ‘azza wa jalla.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا، وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا، وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan”. (TQS. Al-Anbiya’ ayat 47).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ، لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ، لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ . الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ، لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ، إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju mahsyar); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), “Kepunyaan siapakah kekuasaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang dilakukannya. Tidak ada yang dizalimi pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya”. (TQS. Ghofir (40) ayat16-17)
Pengadilan akhirat begitu menegangkan. Harta, jabatan, kedudukan, pangkat, keturunan, pengikut dan apapun yang dibanggakan di dunia ini, tidak akan berguna sama sekali saat itu.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya: “Pada hari (akhirat) tidak akan bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih”. QS. Asy-Syua’râ’ (26): 88-89.
Maka, Sukmawati
Takutlah Akan pengadilan Akhirat. Wahai Sukmawati kemana engkau akan lari?