Umat Islam Kembali Tertindas



Oleh: Afika Khairunnisa
(Penulis dan aktivis dakwah kampus)

Akhir-akhir ini sering kita dapatkan kasus-kasus yang diluar logika. Maknanya adalah kasus yang terangkat seringkali berisikan kebijakan tentang berbagai pelarangan bagi muslim itu sendiri untuk menggunakan simbol-simbol kemuslimannya. Jika kemarin itu yang terjadi adalah pengkriminalisasian bendera tauhid maka sekarang cadar bagi muslimah dan celana cingkrang bagi muslim di larang dalam suatu instansi pemerintahan bahkan sampai kepada tuduhan radikalisme.. Pada rezim jilid II ternyata masih belum mengubah pandangannya terhadap umat Islam. Kaum muslim yang ingin kembali kepada ajaran agamanya dengan benar masih dianggap sebagai ancaman, sebagaimana yang telah terjadi disebelumnya. Hal ini terbukti dengan adanya pengangkutan mentri agama Fachrul Razi, dengan latar belakang militer. Disini menag Fachrul Razi bahkan mempertegas mengapa ia membuat kebijakan yang akhirnya melarang penggunaan cadar dan celana cingkrang adalah dikarenakan berkaitan dengan kasus penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto yang ditekankan oleh menag salah satu pelakunya adalah wanita bercadar dan laki-laki bercelana cingkrang.
Adapun tugas Menag kali ini ternyata tugas utamanya pun secara gamblang. Yaitu mengatasi radikalisme. Bahkan Menag sendiri mengaku siap untuk melawan radikalisme. Namun ada hal yang perlu kita kritisi saat ini sebagai kaum intelektual yang berfikir cemerlang dan peduli generasi kedepannya. Bahwasannya semua orang pasti tau bahwa siapa yang dimaksud dengan radikal? Jawabannya pasti umat Islam. Sebab, istilah radikalisme tidak pernah di sematkan kepada non muslim. Meskipun orang-orang non muslin itu melakukan tindakan kekerasan bahkan hingga menghilangkan nyawa, mereka tetap tidak disebut radikal. Paling keras cuma disematkan kata pelaku kriminal. Seperti kasus di Wamena bisa menjadi bukti nyatanya. Berbeda sekali dengan umat Islam, ketika muslim berusaha taat dengan ajaran agamanya  langsung dituding sebagai kelompok radikal. Ketika muslim bangga dengan simbol-simbol tauhid langsung di tuding teroris, ketika muslim menjalankan syari'at Islam langsng di tuding sebagai kelompok intoleran. Disini ada sesuatu yang perlu ditegaskan. Bahwasannya istilah radikalisme tidak didefinisikan dengan jelas disini. Hal yang tak penuh kejelasan semacam ini perlu di kaji ulang. Sebab jika definisi radikalisme tidak cukup jelas maka ini akan menyasar kepada siapa saja termasuk mereka yang sedang melejitkan semangatnya untuk menaati Islam sebagai agamanya.
Entah mengapa isu-isu radikalime kian digembar-gemborkan, alih-alih menangkal radikalisme namun ternyata ujung-ujungnya adalah penyudutan dan pengkriminalisasian ajaran Islam.  Padahal jika ditelisik dengan teliti bahwa sebenarnya ada kegelapan yang mengerikan yang sedang ditutup-tutupi rezim saat ini. Jika ditanya pasti tak ada satupun manusia termasuk di negri ini yang menginginkan berada dalam kegelapan. Dan ternyata memang benar adanya bahwa keterpurukan dunia saat ini adalah disebabkan Islam yang kian hari kian ditindas. Ajaran dari Islam itu sendiri selalu dikriminalisasikan. Faktanya saat ini ada kasus yang lebih serius yang butuh ditangani dengan cepat. Tapi mengapa kebijakan yang dibuat selalu menyalahkan Islam? Dan menyudutkan Islam?. khususnya dinegri ini ternyata kebijakan-kebijakan rezim sama sekali tak berhubungan langsung dengan perbaikan kondisi negara. Negara kian hari kian terpuruk, rakyatnya kian hari kian sengsara, utang negara kian menggunung, beban rakyat meningkat, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin ditambah miskin, umat Islam kian hari kian di tuding dan dikriminalisasikan ajarannya. Disini seperti ada konspirasi tertentu yang dilakukan. Naudzubilla mindzaliq.
Padahal jika kita adalah kaum yang berfikir tentu akhirnya tersadar bahwa kebijakan-kebijakan rezim beserta jajarannya saat ini ternyata banyak menimbulkan kesengsaraan yang sangat luar biasa. Bahkan acapkali kebijakan yang dibuat selalu kontraversi dengan Islam itu sendiri. Seolah-olah ajaran Islam adalah penghambat rezim untuk bergerak sesuai kehendaknya. Penudingan-penudingan yang dialamatkan kepada Islam ini ternyata sangat berdampak pada negri ini. Sebab kita tau kita manusia adalah orang-orang yang menompang hidup di bumi Allah tapi dengan pongahnya mnusia itu mencampakkan bahkan mengkriminalisasikan aturan dari Nya. Sehingga rahmat tak kunjung datang menaungi negri ini. Sekarang saatnya muslim bangkit dan kibarkan ghirah perjuangan untuk segera menuntaskan semua problemtika yang sedang dihadapi umat saat ini dengan berjuang dan bergerak serta membongkar fakta-fakta busuk yang sedang mereka rencanakan untuk menekan Islam agar tidak bangkit. Saatnya kaum intelektual berfikir cemerlang dan kritis, serta mampu melihat tanpa menguyah langsung secara mentah propaganda-propaganda yang mereka sematkan demi mencitraburukkan Islam. Sebab propaganda yang dibuat itu adalah bertujuan agar muslim tak lagi memiliki jiwa kemusliman didalam dirinya, agar muslim tak lagi mau menjalankan ajaran Islam, agar muslim jauh dari identitas kemuslimannya. Semoga kita adalah muslim yang mau berfikir hingga tidak terpengaruh akan framing-framing negatif yang mereka buat untuk menjatuhkan Islam.
Wallau'alam bi shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak