Oleh: Fityah Sholihah
Sistem ekonomi kapitalis, alih alih akan membuat rakyat ini sejahtera, yamg ada rakyat ini semakin menderita saja. Rakyat selalu dibuat ketar-ketir dan spot jantung menghadapi perekonomian bangsa yang smakin loyo dan melambat. Mulai dari naiknya harga-harga, diikuti dengan melemahnya daya beli rakyat. Belum lagi lapangan kerja menyempit bahkan yang sudah bekerja saja mengalami PHK besar-besaran. Bisa kita lihat bank terbesar Eropa, HSBC yang dilaporkan bakal merumahkan 10.000 pegawainya, dan diikuti bank-bank besar lainnya yang mengikuti trend serupa yang akan mem-PHK 60 ribu karyawan. Bahkan CNBC Indonesia telah merangkum perusahaan-perusahaan non bank yang melakukan PHK pada 2019 dan pada akhir 2018 sebagai berikut: HP mengumumkan rencana memangkas lebih dari 10% karyawannya di seluruh dunia. Uber melakukan pemangkasan pada 435 karyawannya, LG Display Co Ltd, perusahaan asal Korea Selatan, mengumumkan rencana PHK karyawan pada 17 September, Ford Motor Co dikabarkan akan melakukan PHK pada 12.000 karyawan dan menutup sejumlah pabrik. Sementara 60 Ribu Pegawai Bank Besar Terancam PHK Tahun Ini.
Rakyat kecil semakin berjibaku dan ber-sikut-sikutan berebut sisa remahan rizki. Sementara pundi-pundi kekayaan negara telah dikuasai sekelompok konglomerat dan asing. Tragis memang, karena disini kemiskinan rakyat bukan perkara miskinnya sebuah negeri, atau alam yang sudah tak ramah lagi melainkan sebuah kemiskinan dalam sebuah cengkeraman ekonomi yang dzolim. Begitu rumitkah sehingga umat ini semakin terbelenggu dalam keterpurukan dan nyaris sulit keluar.
Apa yang salah?
Tahukah anda, bahwa sistem ekonomi kapitalis yang telah dibanggakan dan diadopsi ini adalah sistem ekonomi yang batil dan banyak mengandung kemudhorotan (kerugian) bagi umat. “Cekidot” pilar-pilar ekonomi kapitalis: sistem ribawi sistem yang diharamkan Islam (QS: An Nisa 160-161), privatisasi sumber daya alam milik negara dan rakyat semakin merajalela hal ini tentu saja bertentangan dengan hadits: Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api (HR. Abu Dawud dan Ahmad), belum lagi sektor bisnis non riil seperti riba, jual-beli saham, valuta asing membuat manusia menguasai kekayaan secara pongah dan tidak adil tanpa harus bekerja secara riil. Dan ketahuilah ini merupakan deretan bukti bahwa sistem ekonomi kapitalis yang telah diimpor dari sistem asing ini tidak cocok dan tidak berpihak kepada rakyat banyak. Sistem ini membuat distribusi kekayaan harta yang tidak merata dengan kata lain membuat si kaya makin kaya sementara si miskin semakin miskin.
Bukankah kita adalah negeri yang berdaulat sobat, kita bisa menentukan nasib umat sendiri. Terlepas bawa negeri ini mayoritas muslim, Islam telah mempunyai sistem ekonomi yang handal dan jauh lebih mampu menghantarkan manusia didunia pada kondisi yang adil dan sejahtera, harmonis dan menenangkan. Tak lain dan tak bukan dia adalah sisitem yang berasal dari Alloh SWT. Kabar gembira tentang investasi hanya kabar burung saja, karena pada kenyataannya bahwa investasi ini hanya menguntungkan segolongan kecil pihak tertentu saja. Karena mustinya semakin banyak investor harusnya rakyat semakin sejahtera tapi kenyataannya, semakin lama beban ekonomi rakyat semakin lama semakin berat saja.
Para investor hanya mencari keuntungan saja, tapi begitu kurang menguntungkan , mereka segera balik badan dengan meninggalkan limbah investasi yang lagi-lagi harus ditanggung oleh rakyat yang merana. Ketahuilah bahwa sistem kapitalis ini sudah seharusnya dan sudah waktunya kita tinggalkan.
Yuk Bangkit!
Masihkah kita nyantai-nyantai saja dalam cungkeraman ekonomi kapitalis, sementara dari asal negaranya sendiri sistem ekonomi ini sudah kedodoran. Hutang negara Paman Sam yang semakin banyak mengharuskan melebarkan kepakan sayap penjajahannya ke negeri-negeri lain. Masihkah kita menutup mata dan telinga sobat, sudah saatnya kita bumbata buka mata-buka telinga lebar-lebar. Berpikir lebih terbuka mengakui yang haq itu haq yang batil itu batil. Dan yang haq itu adalah berasal dari Alloh SWT. Sistem ekonomi Islam tentu saja tidak akan memberi ruang bagi pihak-pihak lain yang akan menguasai harta milik umat dan negara. Karena kekayaan itu akan diolah sebagaimana mestinya dan akan dikembalikan kepada rakyat baik berupa pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis, fasilitas umum, sehingga biaya hidup menjadi murah. Usaha tidak riil seperti seperti riba, saham, dan valuta asing dalam Islam jelas tidak akan diperbolehkan karena selain jelas keharamannya juga akan merusak sendi-sendi ekonomi kerakyatan. Upaya pengayaan diri dengan cara haram seperti korupsi dengan memakan harta rakyat akan mendapat sanksi yang tegas dan massif sehingga tidak menjadi penyakit masyarakat yang menggurita seperti saat ini. Sistem ekonomi Islam tidak hanya milik umat Islam tapi juga menjadi rahmat seluruh alam secara mendunia, karena sejatinya Islam adalah Rahmat seluruh Alam. “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. AlAnbiya:107)