Oleh : Aubi Atmarini Aiza
Member AMK dan Novelis
Teroris teriak teroris, inilah yang kembali dilakukan Israel terhadap Palestina. Israel kembali melakukan agresi militernya terhadap Palestina yang berjuang mempertahankan wilayahnya.
Dilansir oleh detik.com, pada hari Sabtu tanggal 2 November 2019, sebuah pesawat tempur Israel membombardir sejumlah target di wilayah Jalur Gaza hari ini. Serangan udara ini disebut sebagai respons atas serangan roket dari Gaza. Serangan roket tersebut merusak sebuah rumah di wilayah Israel Selatan.
Sumber keamanan di Gaza mengatakan seperti dilansir oleh kantor berita AFP, Sabtu (2/11/2019), puluhan serangan udara tersebut menghantam wilayah Jalur Gaza pada Sabtu (2/11) dini hari waktu setempat, yang menargetkan posisi Hamas dan kelompok sekutunya.
Dunia seolah berkata, konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel adalah pembagian wilayah yang diklaim masing-masing berdasarkan sejarah. Konflik yang tak ada ujung tersebut, membuat negara lain tak bisa berbuat banyak dan membiarkannya terus berperang. Padahal jelas itu penjajahan Israel terhadap negara Palestina.
Ketidakadilan ini dimulai dari teritorial Palestina yang direbut dengan paksa, meluas hingga wilayah Palestina menyusut dan hampir habis. Korban jiwa melayang sampai bangunan hancur tak terhitung jumlahnya. Perjanjian-perjanjian damai yang disepakati selalu dilanggar oleh Israel. Semua jenis kutukan yang datang dari PBB dan negara-negara lain tidak ada yang bisa menghentikan keberingasan Yahudi, Israel. Sesungguhnya teroris sejati pantas disematkan pada para penjajah bukan kepada penduduk negeri Islam Palestina yang dijajah.
Aksi Israel mencaplok wilayah Palestina tidak terlepas dari dukungan penuh negara adidaya AS dan juga Inggris. Begitu pula PBB tak bisa diandalkan, setiap sanksi terhadap Israel dijatuhkan pasti negara yang memiliki hak veto akan mencabut sanksi tersebut. Israel tidak pernah menghentikan tindakan agresi militernya, walaupun seluruh dunia mengutuk tindakan mereka. Problematika ini sudah tidak bisa diselesaikan dengan perundingan yang jelas selalu dilanggar oleh pihak Israel. Disisi lain, Palestina harus tetap memperhatikan wilayahnya dengan membalas serangan agresi militer Israel. Palestina bahkan tak bisa berharap bantuan militer dari negara muslim lainnya yang tersekat oleh nasionalisme. Demikianlah kondisi negara muslim Palestina dalam tatanan sistem kapitalis sekuler.
Semenjak institusi Islam bernama khilafah itu runtuh di tangan Mustafa Kemal--sebagai antek Barat. Muslim mengalami kemunduran, negeri-negeri muslim berhasil dikuasai Barat. Sementara para petinggi negeri muslim mengalami ketergantungan pada Barat. Dengan kapitalisme, Barat mencuci otak kaum muslim sehingga muslim jauh dari Islam. Menakut-nakuti mereka pada agama, dengan isu radikalisme dan terorisme. Kedua isu tersebut dijajakan dan diadopsi negara muslim hingga banyak kaum muslim yang latah memusuhi saudaranya sendiri.
Padahal Islam merupakan akidah sekaligus aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh. Islam telah diterapkan oleh Rasulullah Saw di Madinah semenjak hijrah dari Mekkah. Berlanjut menjadi peradaban paling gemilang di sepanjang sejarah kehidupan dunia. Golden age atau abad pertengahan, dimana Islam mampu menguasai 3/4 bagian dunia, kekuatannya sampai membuat sebuah imperium besar ketakutan luar biasa dengan kaum muslim, “Lebih baik ditelan bumi ketimbang berhadapan dengan mereka (kaum Muslim),” kata Raja Romawi.
Sungguh luar biasa peradaban tersebut, jika Islam diterapkan secara menyeluruh, dari mulai hal kecil hingga sebagai aturan negara, maka tidak hanya negeri itu sendiri yang makmur. Namun, bisa menolong negeri lainnya yang tengah terjajah, apalagi menyangkut dengan kaum muslim. Satu muslimah yang dinodai kehormatannya oleh tentara Romawi saja dibela sampai menyebabkan ribuan pasukan Romawi terbunuh. Apalagi membela Palestina yang sudah tak terhitung berapa korban jiwa yang melayang.
Sistem Islam kafah satu-satunya harapan kita. Perisai yang mampu menyelamatkan Palestina dari ketidakadilan. Hanya sistem Islam kafah penyelamat sejati yang bisa membebaskan negeri Syam dari cengkeraman para teroris bengis itu. Dengan Islam yang rahmatan lil alamin, sistem Islam kafah menjaga kehormatan, tumpah darah, dan pemikiran kaum muslim. Tak hanya di negeri terjajah, namun sistem Islam kafah akan menyatukan seluruh muslim yang terpecah belah di seluruh dunia. Dengan satu pemikiran, satu aturan dan satu keyakinan, yaitu Islam.
Rasulullah Saw bersabda, "kemudian akan ada lagi khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, kemudian beliau diam." (HR. Ahmad)
.
Wallahu a'lam bishshawab.
Semoga tiba masanya khilafah Islam itu tegak di muka bumi ini.
BalasHapus