Surat Cinta dari Allah




Oleh : Lilik Yani

Saudara muslimku, bagaimana perasaan kalian jika kita mendapat surat dari kekasih hati? Kedatangan surat yang disampaikan pak Pos dari orang yang kita rindukan (anak, sahabat, pasangan, atau yang lain) yang sudah lama kita nantikan kehadirannya, akan membuat hati senang. Kemudian kita akan bergegas untuk membuka dan membacanya. 

Hati berdebar dan berbunga-bunga ketika membaca surat itu. Mencermati setiap kata yang terangkai, dan menikmati dengan penuh suka cita. Lalu kita akan membacanya berulang-ulang jika belum paham isinya. Kita tak keberatan sedikitpun ketika mengeja setiap hurufnya,  karena yang ada adalah kebahagiaan dan harapan bisa mengetahui kabar kekasih hatinya. 

Bagaimana jika surat cinta itu datang dari Allah Sang Pencipta dan Sang Pengatur segala kebutuhan kita? Tentunya kita akan merasa senang sekali. Dan jauh lebih membahagiakan daripada surat dari kekasih hati. 

Saudaraku, Allah sangat mencintai hamba-Nya. Allah ingin agar hamba yang dicintai selalu berada di jalan keselamatan yang penuh berkah.  Maka Allah mengirimkan surat cinta melalui malaikat jibril kepada Rasulullah saw. Yach,  Rasulullah Muhammad yang dipilih Allah untuk menerima pertama kali surat cinta yang suci itu.

Kemudian Rasulullah saw diutus Allah untuk menyampaikan surat cinta Allah yang terdiri dari ribuan ayat.  Beliau menyampaikan ayat-ayat cinta itu dengan penuh kasih sayang kepada umatnya.  Hingga ayat demi ayat seluruhnya tersampaikan dengan sempurna. 

Surat itu berlaku hingga akhir zaman. Tidak perlu ada revisi sedikitpun karena sudah teramat lengkap. Isinya tetap up to date untuk diterapkan pada situasi apapun.  Hingga sekarang kita bisa membaca surat cinta Allah, yang sudah terangkum indah dalam sebuah kitab suci yaitu al-Qur'anul kariim. Allahu Akbar. 

Saudara muslimku,  membayangkan betapa Allah sangat mencintai kita. Sungguh luar biasa. Allah menganggap manusia sebagai makhluk yang mendapat posisi istimewa.  Hingga Allah menurunkan petunjuk berupa ayat-ayat cinta kepada kita. Agar kita dapat menjalankan aktivitas hidup ini dengan lancar dan selalu dalam dalam keberkahan. 

Para salafush-shalih, ketika membaca al-Qur`an, mereka sangat menghayati makna ini. Sehingga ketika membaca al-Qur`an, seolah-olah seperti seorang perantau yang sedang membaca sebuah surat dari kekasihnya.

Al Hasan al Basri berkata,”Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap al-Qur`an adalah surat-surat dari Rabb mereka. Pada malam hari, mereka selalu merenunginya, dan akan berusaha mencarinya pada siang hari.” ( At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur`an, Imam an Nawawi)

Saudara muslimku,  jika para ulama dahulu berupaya siang malam untuk meraih cinta Allah.  Mereka menganggap al-Qur'an sebagai surat cinta dari Rabb-Nya.  Bagaimana dengan kita saat ini? 
Sudahkah kita mencintai Allah dan merasa senang untuk senantiasa membaca surat cinta dari Allah? 

Adakah ayat-ayat cinta dari Allah itu sudah menancap di hati kita? Menjadikan hati kita sangat terkesan,  terbayang-bayang dan kita mengikuti apa yang dikehendaki Allah.  Kita menjalankan seluruh perintahnya dengan penuh ketaatan. Kita meninggalkan apapun yang dilarang Allah tanpa mencari tahu alasannya apa. 

Saudaraku,  sudahkah ada kerinduan bagi kita untuk ingin membacanya berulang-ulang ayat-ayat cinta dari Allah itu? Rindu jika ada yang lupa maknanya. Rindu untuk merasakan kehadiran Allah ketika kita mentadaburi setiap ayatnya. Rindu seakan-akan Allah mengajak dialog dengan kita, merengkuh hati kita hingga terasa tenang,  tentram dan penuh kedamaian. 

"Tidak ada satu kaum yang sedang membaca,  mempelajari dan mendiskusikan kitab Allah,  kecuali para malaikat akan menaungi mereka dan rahmat Allah akan tercurah kepadanya dan sakinah (kedamaian)  akan turun di atasnya,  dan Allah akan menyebutkan mereka pada makhluk yang ada di sisinya. (HR.  Ahmad dari Abu Hurairah)

Saudaraku, mari kita meluangkan waktu untuk meraih lembar-lembar surat cinta itu.  Kita baca kembali setiap hari.  Kita renungi makna setiap ayat yang tersurat dan tersirat. Agar kita memahami maksudnya, kemudian diterapkan di seluruh aktivitas kehidupan. Hingga keberkahan dan Ridlo Allah yang kita rasakan setiap saat. 

Wallahu a'lam bisshawab


Surabaya, 10 November 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak