Oleh : Yulweri Vovi Safitria
Seiring berkembangnya kemajuan zaman dan teknologi, memperbincangkan orang lain alias ghibah memasuki masa revolusi. Jika dulu orang-orang berkelompok dan berkumpul untuk membicarakan orang lain, sekarang sudah bisa diakses melalui media sosial dan media elektronik. Bahkan di media elektronik sebut saja televisi, ghibah sudah menjadi hal biasa. Ditayangkan setiap hari, bahkan ada yang tiga kali dalam sehari dengan cover yang berbeda-beda namun intinya tetap sama yaitu ghibah.
Tak jauh berbeda dengan itu, media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter pun sama. Ketika seseorang menuliskan sebuah berita, akan ramai orang-orang yang berkomentar bahkan tidak sedikit juga yang membagikan ulang postingan tersebut jika dianggap fenomenal. Terlepas betul atau tidak membicarakan orang lain termasuk dosa. Jika yang diberitakan adalah benar itu adalah ghibah, tapi jika itu tidak benar maka hal tersebut adalah fitnah.
Penyakit ghibah tak hanya pada orang miskin ilmu agama. Tetapi juga menimpa orang-orang yang beriman. Sebagai contoh ketika seseorang belum menunaikan kewajibannya membayar hutang, kemudian diceritakan kepada banyak orang, dan memasang fotonya di media sosial layaknya buronan. Padahal mereka tidak pernah tahu apa yang terjadi pada orang yang berhutang. Pernahkah terpikir kalau kita juga punya aib?
Allah sangat melarang keras manusia untuk mengghibah atau bergunjing. Bahkan para pelaku ghibah Allah setarakan dengan memakan daging saudaranya yang telah mati. Meskipun dilarang, aktivitas ghibah tetap saja digandrungi banyak orang terutama para wanita. Ya, pelaku ghibah memang kebanyakan adalah wanita. Naluri manusia yang ingin bercerita dan ingin mendengar merupakan sebab suburnya ghibah. Walaupun melalui media sosial.
Salah satu cara yang paling efektif mengurangi ghibah adalah kesadaran diri bahwa sebagai manusia biasa tentu ada kekurangan.
Disamping itu, agar terhindar dari ghibah, adalah menyadari bahwa segala amal perbuatan disaksikan oleh Allah Ta’ala. Ada malaikat pengawas yang mencatat segala amal perbuatan. Dengan begitu seseorang akan mawas diri sebelum bertindak.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." [QS.Hujurat/49 : 12]
Pesan tersebut merupakan jawaban terhadap fenomena ghibah. Stop mencari-cari kesalahan dan aib orang lain. Sebab semua orang punya aib. Jika saat ini baik-baik saja, itu karena Allah sangatlah berbaik hati menutupi aib kita.
Bergunjing tak hanya berakibat pada diri sendiri tapi juga pada ketenangan di masyarakat. Menyangkut hati dan perasaan banyak orang. Menyangkut harga diri dan nama baik.
Ghibah lebih cepat merusakkan. Bahkan Sebuah rumah tangga bisa tercerai-berai akibat pelaku ghibah. Persahabatan bisa putus karena ghibah. Begitu cepatnya merusak, Al Hasan sampai menyebutkan bahwa ghibah lebih cepat merusakkan dari pada ulat yang memakan tubuh mayit.
Alangkah beruntung orang-orang yang tidak berbuat ghibah. Alangkah beruntung orang-orang yang bisa menjaga lisannya dalam bertutur kata. Sebab dia tahu kekurangannya sehingga tidak terbersit sedikitpun untuk menggunjingkan orang lain. Sangat beruntung orang-orang yang membasahi lisannya dengan selalu mengingat Allah, sehingga hatinya bersih dan ikhlas mencintai saudaranya.
Untuk itu sebaiknya carilah cara agar terhindar dari ghibah, walaupun hanya mendengar tetap saja dosa, sama nilainya seperti pelaku ghibah. Jika mendengar tetapi tidak bisa mencegah lebih baik tinggalkan majelis dan itu lebih menjaga daripada berlama-lama duduk mendengar hal yang tak berfaedah. Sebab setan akan selalu mencari celah untuk menggoda dan menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Naudzubillahi min dzalik.
"Barangsiapa yang mencari aib saudaranya muslim maka Allah akan membuka aibnya. Dan barang siapa yang Allah buka aibnya maka allah membongkar keburukannya walaupun dia bersembunyi." (Hadits ini dihasankan Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi)
Wallahu'alam Bissawab
Tags
Opini