Penipuan di BPJS, Bukti Rusaknya Sistem Kehidupan Kapitalis




Oleh Verawati S.Pd
(Member Akademi Menulis Kreatif)

Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Barangkali demikianlah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan layanan sosial Badan Pelayanan Jaminan Sosial ( BPJS). Sedari awal sistem ini mengalami kontroversi karena banyak hal yang salah dan merugikan rakyat. Misalnya dari status hukumnya, merupakan bentuk pelepasan tanggung jawab pemerintah dan sudah dipastikan BPJS ini adalah bentuk pemalakan paksa kepada rakyat serta masih banyak masalah lainnya pada sistem tersebut. 

Namun rezim  terus menutupi berbagai kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhirnya bau aroma yang tak sedap dan kebobrokan tercium juga. Baru-baru ini aroma kebubrokan dan keburukan tersebut makin menguat. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan terjadinya penipuan ditubuh BPJS.

Sebagaimana dilansir oleh media Kompas.com 13/10/2019.  Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan 49 potensi fraud atau penipuan yang dilakukan baik oleh peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan, BPJS sendiri, maupun penyedia obatnya. Perwakilan ICW Dewi Anggraeni mengatakan, sejak tahun 2017 pihaknya memantau banyak jenis fraud yang dilakukan dalam penyelenggaraan BPJS. Hasil temuannya di seluruh Indonesia, hampir sama. 

Kasus penipuan ini menambah panjang deretan permasalahan dalam tubuh BPJS. Kasus yang masih hangat diperbincangkan adalah defisitnya anggaran BPJS. Ini pun belum ada kata sepakat. Namun ujungnya Adalah naiknya tarif iuran hingga 100 persen dan telah dimulai pertanggal 1 September 2019. Reaksi dari berbagai kalangan masyarakat pun terus bermunculan. Pasalnya dengan  kenaikan tersebut beban hidup rakyat semakin berat. 

Kapitalisme, Akar Permasalahan

seperti benang kusut, yang sulit untuk diuraikan. Karut marut sistem BPJS terus bergulir dan sangat sulit diselesaikan. Berbagai pihak melakukan penipuan termasuk rakyat. Inilah bentuk Penipuan berjamaah.  Sungguh sangat miris! Apa penyebab dan akar permasalahnnya?

BPJS merupakan badan atau aturan yang dilahirkan oleh sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme sendiri adalah sistem yang memisahkan kehidupan dari aturan agama. Artinya dalam mengatur kehidupan ini diserahkan kepada manusia. Manusialah yang membuat aturan dan hukum. Manusia yang mana? Tentunya mereka yang memiliki modal atau uang. Makanya sistem hidup ini dikenal dengan kapitalisme atau paham uang/materi. Adapun tujuan dan pandangannya adalah materi dan keuntungan semata. 

Ciri khas sistem kapitalis adalah penguasa hanya sebagai fasilitator atau regulator saja. Semua pelayanan akan diserahkan kepada pasar (pemilik modal). Termasuk kesehatan adalah hal yang dikomersialisasikan. Jadi adanya Jaminan kesehatan masyarakat hanya slogan saja. Faktanya masyarakatlah yang membiayainya. Dengan sejumlah premi ala asuransi.

Sistem kehidupan seperti ini membawa kekacauan hidup. Terbukti adanya BPJS membuat rusaknya moral masyarakat. Semua pihak baik penguasa, penyelengara, pihak rumah sakit dan juga pasien (masyarakat) melakukan kecurangan. Karena tidak adanya nilai ketakwaan individu dan salahnya aturan. Kapitalisme telah mejauhkan keimanan seseorang dan juga masyarakat. 

 Sejatinya penguasalah yang mengurusi semua urusan masyarakat termasuk kesehatan. Para penguasa seharusnya ingat dengan sabda Rasul SAW telah bersabda

“Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya”. ( HR Muslim) 

Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasullah SAW. Pada saat di Madinah Rasul pernah mendapatkan hadiah seorang dokter. Kemudain dokter tersebut tidak hanya melayani Rasul saja. Rasul memerintahkan bagi siapa saja yang membutuhkan pelyanan dari dokter dipersilahkan untuk berobat secara gratis. Kemudian hal ini, diteruskan oleh para khalifah selanjutnya. Bahkan akhirnya banyak berdiri rumah sakit  yang sangat bagus dengan fasilitas mewah diberikan secara cuma-cuma.  

Begitulah Islam memberikan tuntunan hidup.  Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan. Sehingga muncul misi kehidupan yang jauh menembus waktu. Tidak hanya di dunia namun juga hingga akhirat. Keridhoan Allah SWT adalah tujuan hidup sekaligus kebahagiaan. Halal dan haram menjadi standar pasti yang wajib ditaati. Kebaikan masyarakat  dijaga tanpa mengabaikan individu. Pemimpin mencintai rakyatnya begitupun rakyat mencintai pemimpin karena Allah SWT. Masyarakat seperti inilah yang akan membawa keberkahan. Sebagaimana firman Allah SWT

 Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,...(TQS Al-‘Araf 96 )

Wallahu ‘alam bishoab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak