Oleh : Nur Ilmi Hidayah
Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif
Sesuai dengan perkembangan zaman, orang semakin menyadari pentingnya pendidikan karakter. Islam juga melihat bahwasanya karakter merupakan suatu hal yang harus diterapkan dalam pendidikan. Pada dasarnya, pendidikan akademik dan pendidikan karakter saling berkesinambungan.
Kecerdasan intelektual tanpa diikuti akhlak mulia maka tidak ada gunanya. Hal ini ada permasalahan dalam dunia pendidikan. Contohnya, sering terjadinya perkelahian, tawuran, dan perbuatan negatif lainnya. Demi memperturutkan emosi yang berujung pada kematian. Melihat fenomena tersebut, untuk membentuk akhlak mulia memerlukan pendidikan karakter dan pendidikan agama. Jika hanya mengutamakan kecerdasan intelektual tanpa pendidikan karakter, siswa tidak memiliki tanggung jawab dalam proses pembelajaran.
Siswa akan berkarakter islami, jika ia hidup di lingkungan yang islami pula. Pembentukan karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Keluarga, sekolah, masyarakat merupakan tiga komponen penting dalam pembentukan karakter. Ada tiga hal yang terintegrasi secara langsung. Pertama, seorang siswa mengerti baik dan buruk. Ia mengerti tindakan apa yang harus diambil serta mampu memberikan prioritas pada hal yang baik. Kedua, siswa mempunyai kecintaan terhadap kebajikan dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Ketiga, siswa di dalam lingkungannya mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai proses penanaman nilai-nilai esensial pada diri anak. Dilakukan melalui serangkaian kegiatan pembelajaran dan pendampingan. Sehingga, para siswa sebagai individu mampu memahami, mengalami, dan mengintegrasikan nilai-nilai yang menjadi cover values dalam pendidikan yang dialaminya ke dalam kepribadiannya.
Dalam Islam, karakteristik akhlak mempunyai kedudukan sangat penting. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat an-Nahl ayat 90, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Di sisi lain, pendidikan akademik dengan pendidikan karakter berkesinambungan. Oleh karena itu, tidak dapat dipisahkan. Pendidikan harus dapat menghasilkan insan-insan yang memiliki karakter mulia, kemampuan akademik, dan keterampilan yang memadai. Salah satu cara untuk menjadikan manusia yang berkarakter adalah dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan pembuatan nilai-nilai karakter dalam semua mata pelajaran. Kemudian diajarkan di sekolah dan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Untuk membentuk zaman yang memiliki keberadaan tinggi. Baik orang tua maupun guru harus mampu membekali anak. Tidak hanya dalam segi pendidikan intelektual namun juga dalam pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang islami adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang. Sehingga ia dapat berpikir, memahami, memperhatikan, berucap, bertindak dan mengamalkan nilai-nilai etika sesuai dengan ajaran Islam. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang islami sesungguhnya itulah pendidikan akhlak mulia (tarbiyah akhlaq al-mahmudah). Baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia, diri sendiri, maupun dengan lingkungan.
Tujuan pendidikan karakter yang islami, untuk mengembangkan potensi dasar seseorang agar berhati mulia, berpikiran mulia, serta bertakwa kepada Allah Swt.
Dalam mendidik karakter siswa, Rasulullah Saw menjadikan dirinya suri teladan terlebih dahulu sebelum umatnya memperhatikannya. Prinsip inilah yang harus dipegang teguh oleh para pendidik. Bahkan, para pendidik harus menunjukkan kebaikan yang lebih besar daripada yang dituntut kepada siswa-siswanya. Sehingga, siswa tersebut termotivasi dalam menjalankan kebaikan.
Keteladanan Rasulullah Saw ditegaskan Allah Swt di surat al-Ahzab ayat 21, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah Saw selalu berpegang teguh kepada perilaku terpuji sesuai ajaran Islam. Sehingga Aisyah ra menyatakan, "Akhlak Rasulullah Saw adalah (sesuai) Alquran." (HR. Muslim)
Rasulullah Saw memberikan keteladanan sekaligus membiasakan perbuatan baik melalui penerapan Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Larangan berzina misalnya, didukung dengan langkah-langkah untuk menjauhkan manusia dari berzina. Diantaranya larangan untuk berdua-duaan, kewajiban untuk menutup aurat, serta pelaksanaan hukuman bagi pelaku zina.
Rasulullah Saw tidak hanya memberikan pelajaran atau pemahaman mengenai bagaimana beribadah dan bertakwa kepada Allah Swt. Namun juga menjadi uswatun hasanah bagi pengikutnya. Demikianlah pendidikan karakter harus dicontohkan. Baik oleh orang tua kepada anak-anaknya, ataupun seorang guru kepada siswanya dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah beberapa contoh pendidikan karakter yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Saw. Memberikan contoh yang baik kepada siapa saja. Termasuk kepada siswa, kedepannya mereka akan menerapkan nilai-nilai karakter yang baik pula.
Menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentukan pedoman perilaku, pembentukan akhlak, dan pengayaan individu. Dengan cara menyediakan ruang bagi figur keteladanan dan menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamanan dan keamanan, yang membantu suasana penggambaran diri satu sama lain dalam keseluruhan dimensinya (teknis, intelektual, psikologis, moral, sosial, estetis dan religius).
Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak, agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
Wallahu a'lam bishshawab.