Omong Kosong Trias Politica


Hasil gambar untuk gambar Omong Kosong Trias Politica
Oleh : Gita (Aktivis Remaja Peduli Umat)
“Ancuuur”, Itu komentar pertama publik setelah dilantiknya Puan Maharani sebagai ketua DPR RI. Sebentar  lagi Jokowi yang menjabat presiden akan segera dilantik untuk periode yang kedua. Di sosial media, beredar viral foto Jokowi, Megawati, dan Puan maharani saat mengklarifikasi posisi Puan yang namanya masuk dalam ‘daftar penerima duit korupsi E-KTP’ bersama Ganjar, dan geng PDIP lainnya. Saat itu, Mega begitu berang anak perempuannya dikabarkan santer masuk pusara korupsi E-KTP.

            Kompas.com Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMk) Puan Maharani mengatakan, dirinya sudah mengundurkan diri dari kabinet kerja. Sebab, kata Puan,  dirinya dilantik sebagai anggota  DPR periode 2019-2024. “Sesuai dengan UU pejabat Negara tidak boleh rangkap jabatan, jadi kemarin tanggal 30 saya udah izin pamit kepada presiden untuk mengundurkan diri sebagai PMK untuk bisa dilantik 1 Oktober ini sebagai anggota DPR, “kata Puan di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa(1/10/2019). Puan mengatakan, pengganti dirinya di Menko PMK, akan segera  diumumkan oleh presiden Joko WIdodo. Ia menduga, presiden sudah memiliki nama untuk ditunjuk menggantikannya.
“plt hak prerogatif presiden, jadi sebentar lagi presiden pasti akan mengumumkan plt menko PMK karenakan saya baru dilantik, “ujarnya.
Adapun sebanyak 575 anggota DPR periode 2019-2024 resmi dilantik dalam sidang paripurna di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019). Sementara itu, sebanyak 136 anggota DPD dan 711 anggota MPR resmi dilantik. Pelantikan anggota DPR DPD dan MPR dihadiri oleh presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf kalla. Pelantikan pengambilan sumpah dipandu oleh ketua mahkamah agung(MA) Hatta Ali.

               Sekarang, Saat Puan Ketua DPR, Jokowi Presiden, runtuh sudah teori trias politica. Pemisahan kekuasaan  itu hanya mitos. Kekuasaan, realitasnya akan dijadikan sarana untuk berlaku sewenang-wenang. Korupsi kekuasaan, apalagi kekuasaan yang absolute dimana eksekutif berada pada kendali Mega, sudah pasti terjadi. Kutukan Lord Acton tentang kekuasaan yang absolut, pasti berlaku di negeri ini. Lalu, apalagi yang bisa menjamin kepentingan rakyat akan dipikirkan oleh penguasa? Jika ada kebijakan Negara, maka Megawati bisa mengundang Jokowi dan Puan Maharani untuk kongkow, memberi instruksi kepada keduanya dan dieksekusi. Jokowi sebagai tugas partai, akan diberi tugas untuk membuat kebijakan yang pro kepada partai. Sementara, Puan akan ditugaskan untuk melegitimasi kebijakan Jokowi melalui lembaga yang dipimpinnya.

               Ketika DPR tak lagi menjadi representasi rakyat, tapi justru alat legimitasi eksekutif, maka rakyat akan menempuh jalur parlemen jalanan untuk memperjuangkan hak-haknya. Apa yang dirintis oleh mahasiswa dan pelajar STM, maka kedepannya akan menjadi sarana mainstream sebagai penyalur aspirasi rakyat.

               Selamat datang di era bar-bar politik dimana setiap perselisihan akan diselesaikan melalui mimbar-mimbar jalanan. Selamat datang Kakak Mahasiswa dan Pelajar STM karena kedepannya kitalah yang akan menjadi penyambung lidah rakyat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak