Nak, Prioritaskan Waktu untuk Belajar Al Quran




Oleh : Lilik Yani

Jika ada teman setia dunia akherat, dialah Al Qur’an Al Kariim. Sungguh,  menjadi suatu prioritas yang harus diperjuangkan untuk memperolehnya. Perlu kesungguhan mempelajarinya, bukan saat tubuh lelah dan waktu sisa.

*********

Anakku, Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab karena Rasulullah saw yang diutus untuk mengembannya adalah orang Arab. Walaupun sebenarnya Rasul itu diutus untuk seluruh alam, bukan sekedar untuk orang Arab saja. 

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS Yusuf : 2)

“Kami tidak mengutus seorang utusan pun melainkan dengan bahasa kaumnya. “ (QS Ibrahim : 4).

Maka dari itu, kita semua harus benar-benar meluangkan waktu untuk mempelajari Al Qur’an. Mulai dari mengenal huruf hijaiyah, supaya bisa membaca Al Qur’an.

Kemudian membaca terjemah dan tafsir Al Qur’an supaya tahu apa makna dan kandungan Al Qur’an. 

"Bunda, belajarnya susah, memakai tulisan Arab, dengan bahasa Arab, jadi tidak bisa langsung dimengerti maksudnya. Jadinya berat, Bunda." Keluhmu ketika bunda memintamu mempelajari Al Qur'an dengan sungguh-sungguh.

Tahukah kalian, Nak. Bahwa Allah lebih tahu tentang hambaNya. Allah tidak mungkin menyusahkan hambaNya. Allah menurunkan Al Qur’an ini sebagai pedoman hidup agar hambaNya selamat dunia sampai akherat. Jadi Allah pasti akan memberi kemudahan bagi kita yang mempelajarinya. 

“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk peringatan, maka adakah yang mengambil pelajaran?“ (QS Al Qomar : 17). 

Allah mengulang ayat tersebut di QS Al Qomar ayat 22, 32, 40. Sungguh, Allah mengulang sampai 4 kali untuk ayat yang sama. Itu artinya Allah ingin menegaskan bahwa Al Qur’an itu dibuat mudah oleh Allah agar kita mudah untuk mempelajarinya.

Anakku sayang, dalam hal ini, yang perlu kita siapkan adalah kemauan yang kuat untuk mempelajari Al Qur’an. Kita harus menyediakan waktu yang optimal dan tubuh yang prima. Bukan pada saat tubuh sudah lelah sehabis bekerja atau aktivitas seharian dan waktu-waktu sisa. 

Kemudian kita tumbuhkan semangat dengan dilandasi niat yang tulus untuk mencari Ridlo Allah, Nak. Semoga kita termasuk sebaik-baik manusia karena mau mengkaji Al Qur’an.

“Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan yang mengajarkannya.” (HR. Bukhary).

"Anakku sayang, sukakah kalian bisa berdialog dengan Rabb-mu?"

"Bagaimana caranya, Bunda?" tanyamu dengan semangat.

Anakku yang sholeh sholihah, tanamkan rasa senang untuk mempelajari Al Qur’an. Karena dengan belajar Al Qur’an kita bisa interaksi dengan Allah. Dengan membaca Al Qur’an berarti kita berdialog dengan Allah. 

Sesuai sabda Rasulullah saw :
“Barang siapa berkehendak berbicara dengan Allah, maka bacalah Al Qur’an.” (Ad-Dailani–Al Baihaqi).

"Bagaimana jika belum lancar membaca Al Qur’an sehingga bacaannya masih terputus-putus? Apakah kita tidak berdosa, Bunda?" tanyamu meyakinkan.

Anakku, saat belajar, kita tidak perlu takut atau khawatir dosa karena belum lancar bacaannya. Justru kita akan mendapat dua pahala. 

“Orang yang pandai membaca Al Qur’an, dia bersama para malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat dua pahala.“ (Muttafaq Alaih).

Bagaimana mungkin kita akan selamat dunia akherat, jika tidak mau membaca dan mempelajari pedoman atau petunjuk hidupnya. Maka kita harus istiqomah dan benar-benar meluangkan waktu terbaik kita untuk mempelajari Al Qur’an. 

Untuk itu, Al Qur’an tidak cukup sekedar dibaca saja (walau dengan membaca saja sudah memperoleh banyak pahala), tapi untuk bisa menerapkan perlu memahami makna dan kandungan Al Qur’an.
Dalam hal ini, kita memerlukan ustadz atau guru yang menjelaskan.

Anakku, sungguh menyenangkan, jika hari-hari kita senantiasa diisi dengan aktivitas yang berkaitan dengan Al Qur’an. Tiada pernah habis, ilmunya untuk dipelajari. Bahkan semakin kita belajar, akan semakin haus untuk terus menyelam dan menyerap sebanyak-banyaknya ilmu dari Al Qur’an. 

Hingga saat kita sudah meninggal, maka Al Qur’an yang akan setia menemani kita. Kegelapan di alam kubur akan menjadi terang karena Al qur’an yang kita pelajari dan amalkan, akan menjadi pelita atau penerang di alam kubur. 

Kemudian ketika di akherat, Al Qur’an mampu menjadi syafaat untuk kita, yang selama di dunia selalu interaksi dan menjadikan Al Qur’an pedoman hidup.

“Bacalah Al Qur’an, karena dia akan datang pada hari akherat kelak sebagai pemberi syafaat kepada tuannya.” (HR. Muslim). 

Maka dari itu, anakku, masih adakah alasan untuk tidak mau mempelajari Al Qur’an? Masih adakah alasan untuk menunda-nunda mengkaji Al Qur’an? Atau kalaupun mau mempelajari Al Qur’an, tapi hanya di sisa-sisa waktu setelah tubuh penat?

Astaghfirullahaladziim. Ampuni kami Yaa Allah.

Maka, prioritaskan waktu untuk bermesraan dengan Al Qur'an. Agar tidak ada penyesalan ketika harus menghadap al Khaliq. Karena Al Qur'an yang kita pelajari akan menjadi hujjah yang membela diri kita.

Anakku, sungguh, tak ada alasan lagi bagi kita untuk menunda-nunda. Mumpung masih ada waktu yang menyertai kita. Jadikan Al Qur'an teman setia yang menyertaimu setiap langkahmu di dunia ini, agar dia setia menemanimu di akherat. InsyaAllah.

Wallahu a'lam bisshawab


Surabaya, 6 November 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak