Oleh Alin FM
Praktisi Multimedia dan Penulis
Monsterisasi Khilafah bagian dari agenda Barat Kapitalisme-sekuler untuk mengalihkan pandangan rakyat dalam keterpurukan yang terjadi saat ini dan menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya dan nyaman dalam kondisi terjajah. Para Kapitalis asing dan aseng paham, hanya Khilafah yang mampu membebaskan umat Islam dari segala bentuk imperialisme mereka. Mestinya umat Islam sadar hal ini.
Pada Desember 2004, Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council/NIC) merilis laporan dalam bentuk dokumen yang berjudul Mapping The Global Future. Dokumen ini berisikan prediksi atau ramalan tentang masa depan dunia tahun 2020.
A New Caliphate provides an example of how a global movement fueled by radical religious identity politics could constitute a challenge to Western norms and values as the foundation of the global system" [Maping The Global Future: Report of the National Intelligence Council’s 2020 Project]
Dalam dokumen tersebut, NIC memperkirakan bahwa ada empat hal yang akan terjadi pada
1.Davod World: Digambarkan bahwa 15 tahun ke depan Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia.
2.Pax Americana: Dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax Americana-nya.
3. A New Chaliphate: Berdirinya kembali Khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global Barat.
4. Cycle of Fear (Munculnya lingkaran ketakutan). Di dalam skenario ini, respon agresif pada ancaman teroris mengarah pada pelanggaran atas aturan dan sistem keamanan yang berlaku. Akibatnya, akan lahir Dunia ‘Orwellian’ ketika pada masa depan manusia menjadi budak bagi satu dari tiga negara ootoriter. (https://www.google.com/amp/s/kuliahpemikiran.wordpress.com/2010/07/04/skenario-dunia-2020-khilafah-akan-berdiri/amp)
Dari dokumen tersebut jelas sekali bahwa negara-Negara Barat meyakini bahwa Khilafah Islam akan bangkit kembali. Menurut mereka, Khilafah Islam tersebut akan mampu menghadapi nilai-nilai peradaban Barat. Khilafah dianggap oleh Barat sebagai suatu ancaman yang menakutkan bagi mereka. Sebab, ketika tegak, Khilafah akan menghentikan hegemoni Kapitalisme Barat atas dunia, yang akan mengganggu kepentingan mereka, khususnya dalam masalah politik dan ekonomi.
Ketika Kekhilafahan Turki Utsmani dibubarkan pada 3 Maret 1924 oleh Mustafa Kemal Attaturk sang penghianat umat Islam, 14 tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 1938, Duta Besar Amerika Joseph Clark berdiri dengan Mustafa Kemal dan menyatakan, "Nama Mustafa Kemal akan selamanya dikaitkan dengan pembangunan, pendiri Turki, negara Turki baru yang modern, dan selamanya akan tertulis tanpa terhapuskan dalam perjalanan sejarah." Hal itu dilakukan agar negara Turki tetap berpegang pada sistem demokrasi-sekular; tidak berubah kembali menjadi negara yang menganut sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah. Ketakutan Barat tersebut dibuktikan dengan terus membuat opini buruk tentang Khilafah secara berulang. Sebut saja sewaktu George Walker Bush masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat yang berkuasa dari Januari 2001 hingga Januari 2009. Sebagaimana transkrip pernyataan Bush yang dilansir oleh situs washingtonpost.com pada 5 September 2006, dikatakan, "This caliphate would be a totalitarian Islamic empire encompassing all current and former Muslim lands, stretching from Europe to North Africa, the Middle East and Southeast Asia (Khilafah ini akan menjadi Imperium Islam totaliter yang meliputi semua negeri-negeri Muslim saat ini dan yang dulunya adalah negeri-negeri Muslim, yang membentang dari Eropa hingga Afrika Utara, dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara)."
Henry Kissinger, Asisten Presiden AS untuk urusan Keamanan Nasional 1969-1975, dalam sebuah wawancara November 2004, mengungkapkan pandangannya dengan menyatakan, "...What we call terrorism in the United States, but which is really the uprising of radical Islam against the secular world, and against the democratic world, on behalf of re-establishing a sort of Caliphate (...Apa yang kita sebut sebagai terorisme di Amerika Serikat, tetapi sebenarnya adalah pemberontakan Islam radikal terhadap dunia sekular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian semacam Kekhalifahan)."
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada bulan November tahun 2002, saat dilakukan News Conference pada Pertemuan Tingkat Tinggi ke 10 antara Rusia-Uni Eropa (The 10th Russia-European Union Summit) di Brussels, menyatakan, “By the way, I would like you to note that the creation of a caliphate on the territory of the Russian Federation is only the first part of their plan. Actually, if you follow the developments in that sphere, you ought to know that the radicals have much more ambitious goals. They speak about creating a world caliphate.”
Tony Blair, saat menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, pada pidato di depan Konperensi Partai Buruh, menyatakan, "What we are confronting here is an evil ideology. ...They demand the elimination of Israel; the withdrawal of all Westerners from Muslim countries, irrespective of the wishes of people and government; the establishment of effectively Taleban states and Sharia law in the Arab world en route to one caliphate of all Muslim nations (Apa yang sedang kita lawan adalah ideologi setan.…Mereka menuntut penghancuran Israel, penarikan mundur semua orang Barat dari negara-negara Islam, dengan mengabaikan kemauan rakyat dan pemerintahnya, pendirian negara-negara semacam Taliban dan hukum syariah di dunia Arab dan berujung yang sama pada Kekhalifahan untuk semua negara-negara Muslim).
Prediksi yang lain dari NIC Dalam laporannya yang disebarluaskan melalui situs internet www.dni.gov ini, NIC memprediksi Dominasi AS Segera Pudar. Secara mengejutkan, Kamis at Saturday, 22 November 2008 (20/11), Badan Intelijen AS (NIC) mengeluarkan laporan yang berisi prediksi tentang melemahnya pengaruh AS secara global. Dunia akan berada dalam keadaan bahaya, dengan ditandai kelaparan dan pengembangan program senjata berbahaya, di antaranya nuklir.
"Jurang pemisah antara AS dan negara lainnya akan berkurang. Momen unipolar (satu blok) berakhir,” ungkap DeputiDirektur AnalisisNIC Tom Fingar ketika menggambarkan penemuannya tersebut. Dalam Global Trends 2025, NIC memperkirakan dominasi politik, ekonomi, dan militer AS menurun dalam 20 tahun mendatang.(http://waonepalesu.blogspot.com/2008/11/nic-dominasi-as-segera-pudar.html?m=1)
Maka umat Islam harus sadar, monsterisasi Khilafah bagian dari agenda barat untuk menghalangi bangkitnya Khilafah yang telah dijanjikan Allah SWT. Khilafah bagian dari ajaran Islam yang Agung. Khilafah layak diperjuangkan oleh orang-orang yang merindukan surga dan kejayaan peradaban manusia. Hanya dengan Khilafah, manusia akan kembali beradab. Karena Khilafah mewujudkan peradaban mulia dengan keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana firman Allah SWT :
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (TQS Al-araf ayat 96)
Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir oleh Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, keberkahannya Bukan satu berkah saja, bahkan berkah yang banyak dari langit dan bumi yang akan diraih oleh umat manusia jika mereka memenuhi syarat yang ditetapkan oleh syari'at. Syari'at Islam tidak sempurna tanpa Khilafah sebagai pelaksana hukum Syariat Itu sendiri. Maka mari kita sambut jelang tegaknya Khilafah dengan menjadi pejuangnya. Allahu Akbar.