Oleh : Khalida Abdul Rahman
Pernah dengar khilafah ? The best System yang ada di dunia. Tak jarang dunia tahu, Islam masuk di Indonesia melalui dakwah atas perintah khilafah di Turki Utsmaniyah, oleh Sultan Mahmud I. Mereka adalah para Walisongo, dengan misi Islam yang harus disampaikan di seluruh penjuru dunia.
Tak terbayangkan, bagaimana jika kepemimpinan Khilafah tak pernah berlangsung di muka bumi, tentu abad kejahiliyyaan yang mewarnai sejarah perdaban manusia. Sistem kepemimpinan Khilafah yang di dasarkan pada Islam, telah dicontohkan oleh Rasulullah beribu tahun yang lalu. Membebaskan manusia dari bentuk penyembahan yang merusak, pemikirannya, masyarakatnya, bahkan tatanan kehidupannya. Sumbangsih yang membuat kita bangga, dengan terwujudnya Islam.
Umat Islam, khususnya di Indonesia tentu amat bersyukur dengan identitasnya sebagai Muslim. Bangga dengan konsep hidupnya, bahkan mereka giat mentadabburi Al-Qur'an, Hadits, dan sebagainya. Berlomba menjadi tokoh agama, ikut terlibat dalam organisasi Islam, berdakwah, bahkan turut menjadi pendiri pesantren-pesantren.
Kebanggaan ini, tentu atas kenikmatan yang Allah berikan, dengan sumbangsih darul Islam terdahulu. Namun nyatanya, ini pun membawa pilu yang amat. Bagaimana kejayaan Islam berabad-abad lamanya, melihat kondisi dunia tak seindah dahulu kala. Umat Muslim terpecah belah, jiwanya rapuh, mereka cenderung pada kemaksiatan, orang nya individualisme, sampai akidahnya pun tak terjaga. Mereka kehilangan perisai, kehilangan jati dirinya, lihat saja Muslim Palestina. Muslim Palestina bahkan mencari perisainya pada saudaranya, di belahan dunia. Kepada Indonesia, mayoritas muslim terbesar di dunia. Namun apa yang di dapatkan ? Nyatanya perisai itu tak ada.
Umat Muslim memiliki aturan hidup yang lengkap, entah politik, ekonomi, pendidikan, dan masih banyak lagi. Semuanya telah rinci, dari hal kecil sampai besar, dari problem individu, masyarakat, sampai pada tatanan negara. Telah tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an dan hadits, dalam beberapa kitab-kitab yang di hasilkan ulama-ulama klasik, sampai kontemporer. Namun, perisai mereka tak ada. Ia mungkin hilang ditelan bumi, atau pergi, atau telah tertidur pulas, ataukah..?
Bukankah suatu kewajaran, jika kita merindukan perisai ? Merindukan Khilafah ? Merindukan kejayaan Islam ? Merindukan umat yang satu bagaikan satu tubuh ? Merindukan Islam Rahmatan Lil'Alamin.
Merindukan bagaimana Islam dan seluruh agama di dunia ini, berada dalam pemeliharaan negara Islam, bagaimana jiwa dan darah di lindungi sang Khalifah.
Khilafah sistem terbaik, menjadi impian di setiap relung hati umat. Akan tegak atas izin Allah, membasmi mulkan jabariyyah ini, meski berbagai macam makar yang dilucuti kaum kafir harbiy, ia akan tetap berjaya apapun kondisinya. Allah akan balas makar-makar musuh-Nya, dengan balasan setimpal mungkin.
Kelak, para musuh Allah akan Allah hinakan, mereka mencari kesenangan yang fana ini, mengorbankan kebahagiaan hakiki. Tegaknya Khilafah telah menjadi janji yang akan tercapai, tanda-tandanya telah jelas, bagaimana setiap orang berbicara tentang Khilafah tanpa memandang status. Bukankah tanda-tanda Islam berjaya ketika itu, adalah dengan bagaimana ramainya orang-orang Mekkah berbicara tentang “Muhammad dan Islam ?.” Dan kini mulkan jabariyyah ramai berbicara tentang “Khilafah”
Tegaknya Khilafah akan membawa umat pada kemenangan hakiki, tegaknya tak akan ada pertumpahan darah, karena ia murni dari umat yang tunduk kepada Allah, mereka ridho dengan kepemimpinan ini, masyarakatnya adalah mereka yang ikhlas, dan cinta kedamaian, jiwanya bersih dan tangguh. Tak heran Allah mempersiapkan kematangan umat menghadapi kemenangan ini dengan berbagai macam cobaan, untuk menyeleksi para pejuangnya, apakah mereka yakin dan ikhlas dalam berjuang, ataukah tidak. Allah menyiapkan tempat terbaik untuk titik mula tegaknya Khilafah ini, karena Khilafah adalah yang terbaik, maka butuh masyarakat dan tempat terbaik pula untuk Islam, rahmat bagi seluruh alam, bagi setiap umat tanpa memandang ras, agama, bangsa, bahkan negara.
Tags
Opini