Meneladani Nabi Muhammad SAW. dalam Membangun Negara




Oleh : Sri Gita Wahyuti, A.Md
(Aktivis Pergerakan Muslimah dan Member AMK)

Wapres KH. Ma'ruf Amin ingin meneladani Rasulullah SAW. dalam membangun Indonesia, "Nabi Muhammad SAW. adalah tokoh perubahan yang luar biasa yang patut diteladani. Dalam 23 tahun, Nabi Muhammad SAW. sanggup mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat terbaik." Pernyataan tersebut disampaikannya pada sambutan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 1441 Hijriah di istana negara Jakarta, Jumat 8 Nopember 2019.

Memang sudah sepatutnya, kaum Muslimin menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai satu-satunya contoh kebaikan dalam kehidupan. Baik dalam perkara akhlak dan ibadah maupun dalam perkara politik dan pemerintahan. 

Allah SWT. berfirman dalam Alquran surat al-Ahzab (33) ayat 21 yang artinya, 
"Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi siapa saja yang mengharap rahmat Allah SWT. dan kedatangan hari akhir dan dia banyak mengingat Allah SWT."

Kunci sukses Nabi Muhammad SAW. sebagai seorang kepala negara, diantaranya, 
Pertama: Memiliki akhlak yang mulia. 
Sebagai kepala negara, Nabi Muhammad SAW. adalah pemimpin yang mengayomi dan menjadi pelayan rakyat. Beliau mengurus segala urusan masyarakat dan memenuhi segala keperluan mereka. 

Kedua: Menjadikan akidah Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara.
Nabi Muhammad SAW. mengajak umat manusia untuk mentauhidkan Allah dan tunduk pada syariah-Nya dalam segala urusan. 

Ketiga: Menerapkan Syariah Islam secara kaffah.
Allah SWT. melarang manusia tunduk patuh kepada aturan atau hukum yang bertentangan dengan syariah-Nya. Nabi Muhammad SAW. tidak pernah berkompromi dengan siapapun dalam menjalankan hukum-hukum Allah SWT.

Allah SWT. berfirman dalam Alquran surat al-Hasyr (59) ayat 7 yang artinya, 
"Apa saja yang Rasul berikan kepada kalian, terimalah. Apa saja yang Rasul larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukuman-Nya."

Ayat tersebut mengandung arti bahwa kaum Muslimin wajib mengambil semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. dan meninggalkan apa yang beliau larang. Kaum Muslimin tidak boleh mengambil sebagian keteladanan dan mencampakan sebagian yang lain, misalnya, meneladani kelembutan akhlak Nabi tetapi meninggalkan keteladanan beliau dalam pemerintahan yang hanya menerapkan syariah Islam saja. 

Jadi, sangat aneh jika ingin meneladani Rasulullah SAW. dalam membangun Indonesia tetapi menolak sistem pemerintahan Islam yang menerapkan Islam secara kaffah. Meneladani Rasulullah SAW. dengan mengambil sebagian sunnah beliau dan mencampakan sebagian lainnya adalah kedurhakaan kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Wallahu a'lam bisshawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak