Oleh : Netty Susilowati, SPd
(Kepala Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Malang)
Umat Islam memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang pada tahun ini bertepatan dengan hari Sabtu, 9 November 2019. Peringatan Maulid kali ini hendaknya menjadi momentum meneladani kehidupan Rasulullah. Sejak beliau lahir hingga wafatnya.
Peringatan Maulid Nabi identik dengan sholawatan, berbagi berkah atau makanan, buah-buahan yang melimpah. Juga pesan sejarah dari kelahiran Nabi. Anjuran meneladani sifat-sifat Nabi yang pemurah, jujur, sabar, dan seterusnya. Yang pesan-pesan itupun akan menguap seiring waktu berjalan. Tidak bertahan lama bahkan hanya sehari dua hari pasca peringatan. Rindu yang terucap hanya sesaat. Tanpa bekas tanpa sisa. Syafaat yang diharap, hanya di bibir saja tanpa ada upaya mewujudkannya.
Yang lebih miris orang-orang yang mengaku cinta Nabi, rindu Nabi, mengharap syafaatnya kelak, justru memusuhi orang-orang yang menyebarkan risalah Nabi. Sekelompok orang yang ingin meneladani Nabi pada seluruh aspek kehidupan. Berislam kaffah seperti masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin penerusnya.
Jadi, bagaiamana sebenarnya cara tepat mencintai Nabi? Bagaimana cara agar mendapat syafaatnya kelak? Bagaimana agar maulid tidak hanya berlalu begitu saja, tetapi membawa pengaruh dalam kehidupan kita? Setidaknya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan sebagai berikut ;
1. Ngaji Islam Kaffah
Jika hari ini kita sudah melaksanakan syariat Islam dalam hubungannya dengan Allah, maka kita pun perlu mempelajari sistem Islam yang lain. Karena hakekatnya Islam bukan sekedar agama ritual yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Islam juga mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam seluruh aspek kehidupan. Dalam bidang ekonomi misalnya. Allah menjelaskan dalam Qur’an Surat Al hasyr : 7, Al Baqarah 282-283, Ali Imran 37, Ali Imron 130, An Nisa 43, Al Baqarah 219, Al Maidah 90 dan sebagainya. Dalam bidang pendidikan ada dalam surat Luqman 13-19, Pergaulan : An Nuur 30-31, Yunus 40-41. Dalam bidang politik pemerintahan Allah menjelaskan dalam Surat An Nisa 59. Dalam masalah Uqubat/sanksi bagi pencuri (QS Al Maidah : 38,), pembunuh (QS Al Baqarah : 178) dan masih banyak yang lain. Hatta hubungan manusia dengan diri sendiri, yang sering diklaim sebagai hak asasi manusia, Allah pun mengaturnya. Misalnya tentang pakaian wanita (QS An Nuur ; 31, Al Ahzab : 59), tentang makanan (QS Al Baqarah : 168).
Tidak ada yang luput dalam kehidupan ini dalam pengaturan Islam. Bisa jadi, kitalah yang belum memahaminya. Belum tahu. Hingga kadang mengklaim satu aturan tidak ada dalam Islam. Atau klaim bahwa Islam tidak relevan dengan zaman karena semakin berkembangnya sarana dan teknologi yang ada.
Di sinilah pentingnya kita mengkaji Islam Kaffah. Tidak setengah-tengah. Tidak dipilih yang menguntungkan atau tidak. Jika hari ini banyak yang belum kita tahu tentang Islam, hukum-hukum yang ada di dalamnya, maka mari mengkaji Islam Kaffah. Tak perlu malu dan ragu. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat.
2. Menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Begitu sempurnanya Allah memberikan aturan kepada kita dalam kitab sucinya Al Qur’an Al Karim, yang jika kita mengikutinya, menerapkan secara sempurna, keberkahan dari langit dan bumi akan kita dapatkan. Islam rahmatan lil ‘alamin akan terwujud.
Ini terbukti pada masa Rasulullah dan para kholifah pengganti beliau. Hampir 1300 tahun, dunia dipimpin dengan sistem Islam, dua per tiga dunia tunduk pada pengaturan Islam, kesejahteraan hidup, keberkahan tidak hanya milik kaum muslim. Tetapi seluruh penghuni langit dan bumi.
Hanya saja seluruh aturan Allah yang ada dalam Al Qur’an hanya bisa kita terapkan pada satu institusi negara. Karena dalam beberapa seruan, yang diseru dalam ayat tersebut adalah penguasa kaum muslimin. Misalnya tentang ayat-ayat uqubat, ayat-ayat perekonomian, ayat-ayat tentang kepemimpinan. Dan sistem pemerintahan yang bisa menerapkan Islam dengan kaffah hanya Khilafah.
Hari ini ketika Islam terpinggirkan, kaum muslimin menderita, kehidupan sempit menguasai seluruh dunia, maka saatnya kembali kepada Syariat Islam. jika hari ini kita menyatakan cinta Rasulullah, maka cintailah syariat Islam. Terapkan dalam setiap aspek kehidupan. Tegakkan institusi yang akan menjamin pelaksanaan Islam dengan kaffah. Khilafah Islamiyah ‘ala manhaj nubuwah. Bukan malah mengkriminalkan dan memburu para pejuangnya. Waalahu’alam bi showab.