Maulid Nabi, Moment Untuk Mengembalikan Kejayaan Islam



Oleh : Iin Sapaah


Maulid Nabi SAW adalah momentum penting bagi umat Muslim untuk mengenal sosok manusia paling mulia, pembawa risalah terakhir dari pencipta dan pemilik alam semesta, Allah SWT.  Nabi SAW telah membawa manusia dari peradaban kehidupan yang gelap menuju peradaban kehidupan tinggi. Risalah yang dibawanya telah menjadi petunjuk dan penerang kehidupan.

Bertepatan dengan saat pasukan gajah raja abrahah yang dipimpin panglima Abu Rughal ingin menghancurkan Ka'bah, lahirlah Baginda Rasulullah, SAW. Lahirnya Rasulullah SAW menjadi tanda fajar bersinar dan munculnya kehidupan Islam. Berbagai peristiwa pun terjadi menandai lahirnya beliau. 

Kelahiran beliau bukan sekedar nostalgia masa lalu atau reuni spiritual. Namun justru momentum ini hendaknya memperkuat ghirah perjuangan dan semangat jihad dalam menegakkan kalimat Allah SWT.

Dengan mengenang kembali kelahiran Rasulullah SAW, maka akan terbayang oleh kita betapa besar jerih payahnya dalam perjuangan bersama para sahabatnya dalam membebaskan dan memerdekakan umat manusia dari kehidupan jahiliyah, yaitu dengan merintis dan menata kehidupan dalam bentuk peradaban Islam yang mulia. Mengenang kelahiran beliau adalah momentum  untuk memfokuskan kembali mata batin kita pada sosok manusia yang paling berjasa dalam hidup dan peradaban. Beliau adalah satu-satunya sosok panutan, suri tauladan dan contoh terbaik dalam menapaki ragam sisi kehidupan.

Allah SWT berfirman:"sungguh telah ada pada diri Rasulullah Saw Itu suri tauladan terbaik bagi kalian, yaitu bagi orang yang berharap Rakhmat Allah SWT dan kedatangan hari akhir, dan dia banyak menyebut Allah "(TQS. Al-ahzab(33):21).

Sungguh dalam diri beliau terdapat suri tauladan dalam berkeluarga, dalam memimpin masyarakat dan negara. Kehidupan dan perilaku beliau adalah teladan dalam seluruh aspek kehidupan, yang dengan itu kita akan sukses di dunia dan akhirat.

Baginda nabi Saw adalah manusia yang terbaik akhlaknya. Aisyah radiallahu'anha menyebut akhlak beliau adalah Al-Qur'an. Aisyah juga menuturkan bahwa Rasulullah Saw adalah  orang yang paling mulia akhlaknya. Tidak pernah beliau berlaku keji.

Memperingati maulid Nabi SAW juga menjadi cermin rasa cinta kita kepada beliau. Bukti kecintaan kita yang paling sederhana kepada Rasulullah Saw adalah dengan banyak bershalawat kepada beliau, banyak menyebut nama beliau. Kecintaan kepada Rasulullah 
SAW adalah kewajiban. Beliaulah yang telah membawa kita ke jalan yang benar, jalan Rabbnya,  Allah SWT.

Seorang muslim yang mencintai Rasulullah SAW akan mengikuti syari'ah Islam yang dibawa oleh beliau yang telah diwariskan kepada umatnya. Dalam HR. Imam Bukhari dan Muslim, beliau bersabda:"demi  dzat yang jiwaku ada di tangannya, tidaklah beriman dengan sempurna diantara kalian, hingga aku lebih dicintai dari pada ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia".

Bagi seorang muslim yang mencintai Rasulullah SAW, sudah pasti wajib membuktikan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dengan mengikuti, membela dan menegakan syari'ah Islam telah diwariskan kepada kita. Itulah bukti bahwa kita lebih mencintai Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman:" katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah SWT, ikutilah aku, niscaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang."(TQS. Al-imran(3):31). Cinta nabi SAW berarti menerima apa yang datang dari beliau, yaitu syari'ah Islam yang agung. Dengan itulah Allah SWT akan mencintai kita. Dan bukti cinta kita kepada Allah SWT dan rasulnya adalah dengan mengikuti segala apa yang beliau bawa. Kecintaan kita kepada nabi Saw juga merupakan harapan akan kedudukan kita pada hari akhir.

Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah. Bertepatan dengan tahun 570 M. Pada tanggal 12 Rabiul awal pula beliau di wafatkan Allah SWT, yakni  bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 M. Peristiwa wafatnya beliau bersamaan dengan proses pengangkatan Khalifah Abu Bakar as-shiddiq sebagai pengganti beliau dalam kepemimpinan umat Islam.

Sistem kepemimpinan umat Islam yang di kenal dengan khilafah tidak berhenti dengan wafatnya Baginda Rasulullah SAW. Pembaiatan Abu Bakar ash-shiddiq sebagai Khalifah pertama kaum muslim adalah tonggak pertama syari'ah Islam dipimpin oleh selain nabi, yakni khalifah.

Risalah kenabian terputus, namun peradaban Islam terus berlanjut menerangi berbagai belahan dunia. Peradaban Islam dalam naungan khilafah menyelimuti kurang lebih dua pertiga belahan bumi. Banyak kegemilangan yang diraih di berbagai sisi kehidupan peradaban Islam di bawah satu kepemimpinan hingga  pada kekhilafahan yang terakhir, Turki Utsmani . Sistem kekhilafahan tersebut runtuh pada tanggal 3 Maret 1924 oleh penghianat Mustafa kemal yang mengubah sistem kekhilafahan menjadi sistem sekuler. Dunia menjadi gelap. Kaum muslim tercerai-berai menjadi lebih dari 50 negara, dan terjajah. Derita fisik dan non fisik kian dirasakan manusia penghuni bumi. Kaum muslim kalah di berbagai bidang kehidupan.

Dengan momentum maulid nabi Saw , menjadi penting bagi kita untuk kembali menggelorakan semangat kemuliaan Islam dengan kembali pada syari'ah nya. Semoga semangat maulid Nabi SAW kali ini juga menjadi pembangkit ghirah kaum muslim untuk mengembalikan kejayaan Islam.

Momentum kelahiran Nabi SAW menandai akan era baru, yakni sebuah era untuk mengubah wajah dunia yang diliputi kegelapan menjadi wajah baru dunia yang diliputi cahaya petunjuk ilahi, yakni ajaran Islam. Inilah makna dan esensi yang harus disadari  umat Islam.

Ekspresi kegembiraan momentum maulid Nabi SAW hendaknya menjadi sumber energi yang seharusnya melahirkan munculnya energi dan gelombang besar sebuah gerakan umat untuk menaati syari'at Islam dalam kehidupan. Dengan demikian kecintaan kita kepada neabi Muhammad SAW bukanlah kecintaan semu, akan tetapi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebuah cinta sejati, cinta yang melahirkan ketaatan dalam melaksanakan dan berpegang teguh dengan syariat Islam yang mulia.

Dengan momentum maulid Nabi SAW mewujudkan kecintaan kepada Nabi SAW secara nyata menjadi tugas dan kewajiban kita semua untuk melanjutkan risalah Nabi SAW, sekaligus melestarikan contoh dan teladan Nabi SAW. Serta mewujudkan kembali Sunnah Nabi SAW yaitu Khilafah Rasyidah 'alaminhaj an-nubuwwah. Semoga kita bisa bersama kekasih kita, Kanjeng Nabi Muhammad SAW, kelak di akhirat. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk membuktikan cinta kita pada Rasulullah SAW, meski cinta kita tak sebanding dengan cinta Rasulullah SAW kepada kita umatnya.

Wallahu a'lam bishawab. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak