Oleh : Ummu Aqeela
Kementerian Agama (Kemenang) akan merombak 155 judul buku pelajaran agama yang kontennya dianggap bermasalah, termasuk sejarah soal khilafah. Menteri Fachrul Razi mengatakan sudah ada tim untuk merombak buku pelajaran agama Islam. Sementara mengenai penghapusan sejarah khilafah masih terus dikaji. Rencananya perombakan buku agama dimulai dari literatur yang digunakan di kelas I SD hingga XII SMA. Masalah isi materi yang akan menggantikan pembahasan khilafah, kata Fachrul masih dalam pembahasan. ( Liputan6.com 12 November 2019 )
Sedikit demi sedikit namun pasti, agenda menjauhkan umat dari agama Islam sudah mulai terlihat semakin jelas saat ini. Dengan menghilangkan sejarah keemasan Islam, akan membuat umat berpikir bahwa jaman emas yang pernah tegak selam 13 abad itu hanya dongeng belaka. Sehingga umat akan lupa untuk memperjuangkan tegaknya jaman itu kembali. Ini semua adalah tujuan kaum sekulerisme dan liberalisme, mereka akan mencari berbagai macam cara untuk tetap menina bobokkan umat dalam kenikmatan duniawinya, dengan begitu mereka dengan leluasa melanjutkan agenda mereka untuk menghancurkan umat dalam kehancuran yang dalam yaitu menjauh dari Rabb nya.
Saat ini kaum muslim sendiri memang sudah tidak lagi mengenal sejarah panjang keemasan Islam. Sejarah Islam yang membentang selama 1.300 tahun itu seolah telah sirna dari ingatan mereka. Padahal, dalam sejarah peradaban manusia, belum pernah ada sebuah sistem kehidupan yang mampu bertahan sepanjang kurun itu. Sosialisme, misalnya, hanya mampu bertahan selama 74 tahun, yakni sejak ideologi tersebut eksis secara internasional tahun 1917 dengan berdirinya negara Uni Soviet hingga kehancurannya tahun 1991.
Secara garis besar mayoritas muslim saat inipun juga tidak mengenal siapa saja para khalifah yang telah membawa Islam hingga menyebar ke seluruh penjuru bumi setelah Rasulullah saw. wafat. Kalaulah mereka mengenal, kebanyakan hanya sampai masa Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Bahkan, banyak di antara mereka yang menyangka bahwa Kekhilafahan Islam berhenti hanya sampai pada masa itu.
Karena itu, penting sekali untuk menyegarkan kembali ingatan kaum Muslim terhadap sejarah panjang masa Kekhilafahan Islam. Hal ini diperlukan untuk membangun kembali kesadaran umat terhadap kewajiban utama mereka memperjuangkan kembali tegaknya Kekhilafahan Islam.
Sebagai umat Islam,mempelajari sejarah merupakan salah satu hal penting yang begitu berharga. Dengan mengenal tentangnya semakin jauh, wawasan sejarah keislaman pun juga akan semakin bertambah. Dengan wawasan tersebut pula, ruh keislaman yang saat ini sedang runtuh dari mata dunia, bisa tetap di ketahui oleh generasi-generasi berikutnya melalui sebuah sejarah lengkap.
Salah satu cara menghadapi fenomena ini adalah dengan memperbanyak majelis-majelis ilmu. Dengan berbagai cara kita membuka pemahaman umat bahwa Islam itu bukan sekadar agama tapi juga sebagai ideologi. Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah meliputi: salat, puasa, zakat, haji, dll. Islam juga mengatur hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: makan, minum, berpakaian, akhlak, dll. Islam pun mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain meliputi: muamalah, pendidikan, ekonomi, kesehatan, hukum, pemerintahan, dll. Inilah seperangkat aturan yang lengkap, yang Allah buat untuk manusia. Aturan yang lengkap menjawab semua persoalan manusia dengan tuntas. Aturan yang lengkap menunjukkan kesempurnaan Islam. Aturan yang akan memberikan kebaikan apabila diterapkan. Sempurnanya syariat yang Allah buat ini menunjukkan bahwa Allah bukan hanya sebagai pencipta (Al-Khaliq) tapi juga sebagai pengatur (Al-Mudabbir).
Seorang muslim yang mengimani Allah sebagai Al-Khaliq, juga harus mengimani Allah sebagai Al-Mudabbir. Seorang muslim yang beriman tidak boleh pilih-pilih dalam menjalankan aturan Allah. Tidak boleh hanya mengamalkan sebagian aturan-Nya dan mengingkari sebagian aturan-Nya yang lain. Tapi Islam sebagai ideologi dengan kelengkapan aturan harus diamalkan secara keseluruhan.
Wallahu'alam bishowab