Oleh: Khaulah Al-Azwar Al-Islamiyah
Pernyataan kontroversi yang disampaikan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi menuai polemik. Salah satunya pernyataan tentang Khilafah. Dia mengatakan Khilafah tidak boleh ada di Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya dalam sambutan di lokakarya 'Peran dan Fungsi Imam Masjid' di Hotel Best Western, Jakarta Pusat (30/10/2019).
Fachrul Razi tidak sepakat dengan adanya sistem Khilafah di Indonesia, bahkan dia menganggap bahwa Khilafah banyak sekali mudharatnya. Maka dari itu Khilafah menjadi musuh semua negara di dunia. Ia pun menambahkan, negara berdaulat pasti tidak akan menerima Khilafah.
Miris sekali, seorang Menag mengatakan hal semacam itu. Tanpa mengetahui dan menelaah kembali sejarah yang pernah terukir. Demi membela demokrasi dan membenci ajaran Islam, Khilafah. Padahal yang banyak membawa mudharat adalah demokrasi. Bisa dilihat dari bukti riilnya selama hampir 1 abad, banyak sekali kerusakan-kerusakan yang diakibatkan dari sistem demokrasi.
Sementara Khilafah merupakan ajaran Islam, janji nyata dari Allah SWT dan juga Bisyarah dari Rasulullah SAW. Telah terbukti selama kurang lebih 14 abad membawa banyak maslahat bagi umat. Namun, tak luput dari hal itu, bahwa para pengemban dakwahnya dikriminalisasi oleh rezim tirani. Yang tak lain dan tak bukan, para penguasa yang mengagung-agungkan sistem kufur — demokrasi.
Mereka terus berusaha mencari celah untuk menolak dan juga menafikan sistem Khilafah. Mereka lebih mempertahankan sekulerisme (fashludin 'anil hayah), sebagai aturan hidup mereka.
Kemudian, mereka memonsterisasi Khilafah sebagai sesuatu yang menakutkan. Mengopinikan kepada umat Islam dan menggambarkan Khilafah ala ISIS yang membombardir Suriah, Irak, dan daerah lain di sekitarnya. Padahal jauh sekali perbedaan antara Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah dengan Khilafah Ala ISIS. Jika ISIS buatan Amerika yang ingin sekali memperlihatkan pada dunia bahwa Khilafah adalah sistem yang tidak manusiawi menurut mereka. Sedangkan Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah adalah Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Yang menerapkan syariat Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Sejatinya mereka menyadari, bila mana Khilafah tegak akan menghancurkan semua mimpi-mimpi mereka. Yang berusaha menjadikan Kapitalisme menguasai dunia. Demi memenuhi hasrat dan kerakusan duniawi semata.
Suguh rugi mereka yang membenci Khilafah dan para pengemban dakwanya. Apakah mereka tidak takut dengan ancaman dan azab Allah SWT kelak di pengadilan akhirat? Sedangkan saat dunia, mereka menebar kebencian dan mengkambing hitamkan ajaran Islam, yakni Khilafah.
Dalam Kitab Al-Khilafah, kitab fikih Islam pertama di Indonesia karya ulama besar tanah air, Sulaiman Rasyid, dijelaskan:
“Al-Khilafah ialah suatu susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran agama Islam, sebagaimana yang dibawa dan dijalankan oleh Nabi Muhammad Saw. semasa beliau hidup dan kemudian dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar Bin Khaththab, Utsman Bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Kepala negaranya adalah Khalifah.” (Sulaiman Rasyid, 1951: 494)
Bahkan kelima Imam Mazhab telah bersepakat akan wajibnya menerapkan sistem Khilafah. Tak bisa dielakan lagi, sejarah yang pernah gemilang dibawah naungan sistem Islam, Khilafah.
Dan mereka (para tirani) yang berlaku semena-mena, terutama kepada umat Islam yang telah menyadari sistem Islam memang mutlak adanya. Mereka tak akan bisa berlaku semena-mena lagi jika berada di bawah aturan Islam.
Oleh sebab itu, hanya Islam yang mampu menciptakan kedamaian dan kesejahteraan hidup. Menjamin semua hak-hak umat tanpa takut dikriminalisasi lagi. Dan dengan izin Allah SWT, semoga fase kelima yaitu Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah yang kedua akan segera hadir ditengah-tengah kita semua.
Tags
Opini