Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling disorot di Indonesia. Betapa tidak, hasil riset tahun 2013 menunjukkan prevelensi balita stunting di Indonesia mencapai angka 37,8 persen. Angka yang sama dengan jumlah balita stunting di Ethiophia.Wilayah Kuningan Jawa Barat rupanya masuk salah satu dari 100 kabupaten/kota sebagai prioritas penanggulangan kasus stunting atau kekerdilan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada awal setelah bayi lahir, kondi stunting baru Nampak setelah bayi berusia 2 tahun.Penyebab Stunting diantaranya, anak sering sakit terutama diare, campak, TBC dan penyakit infeksi lainnya, keterbatasan air bersih dan sanitasi yang buruk dan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga yang rendah.
Di era kapitalis-liberal memberikan peran yang begitu besar pada masalah stunting, untuk mendapatkan akses bahan pangan saja seolah-olah susah didapatkan karena ketersediaan bahan pangan yang langka dan harga yang mahal. Walaupun Indonesia lumbung padi, Indonesia tetap masih impor bahan pangan. Biaya kesehatan luar biasa sulit diakses, akses kesehatan sudah diambil alih oleh BPJS, sehingga masyarakat pun tidak bisa mengakses kesehatan dengan mudah. Puluhan juta jiwa tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik. Krisis air bersih dan darurat kekeringan benar-benar di depan mata.
Dalam islam stunting adalah masalah serius, yang harus segera diselesaikan, stunting berkaitan erat dengan kemiskinan. Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat Islam telah menentukan kebutuhan primer itu (yang menyangkut eksistensi manusia) berupa tiga hal, yaitu sandang, pangan, dan papan.
Cara Islam Mengentaskan Kemiskinan
Pertama: Secara individual, Allah SWT memerintahkan setiap Muslim yang mampu untuk bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan keluarga yang menjadi tanggungannya.
Kedua: Secara jama’i (kolektif) Allah SWT memerintahkan kaum Muslim untuk saling memperhatikan saudaranya yang kekurangan dan membutuhkan pertolongan.
Ketiga: Allah SWT memerintahkan penguasa untuk bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya, termasuk tentu menjamin kebutuhan pokok mereka.
Penulis : Euis Hasanah
Ibu Rumah Tangga & Pendiri Ibu Hebat
Kuningan Jabar