Kapitalisme Menggerus Naluri Keibuan



Oleh Ratna Nurmawati (Muslimah Peduli Umat)

JAKARTA - seorang ibu NP (21) tega menggelonggong anaknya ZNL (2,5) dengan air galon hingga tewas. NP mengaku menyiksa anaknya lantaran stres diancam akan diceraikan oleh suaminya, apabila anaknya ini dalam kondisi kurus tidak bisa gemuk.

Dengan masalah ekonomi yg dihadapinya, NP menjadi tertekan dan mengambil jalan pintas untuk 'menggemukan' anaknya dengan cara di gelonggong air minum terus menerus selama 20 menit.

Saat di gelonggong, korban menangis. Emosi NP semakin tak terkendali hingga akhirnya melakukan penganiayaan tehadap korban. Pelaku melakukan penganiayaan saat suaminya sedang bekerja. Saat dibawa ke rumah sakit, korban dalam kondisi mulutnya mengeluarkan air dan perutnya kembung.

Banyak sekali fakta kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia, bahkan di luar negeri. Dengan keadaan negara tersebut kaya, berkembang atau miskin.

Begitulah ketika sebuah keluarga berada dalam cengkeraman sekularisme dan kapitalisme. Hidupnya hanya fokus pada mengejar kesenangan dunia saja. Sehingga selalu merasa kurang dan lupa untuk bersyukur. Maka ketika anggota keluarga memiliki kekurangan, akan mudah sekali menyalahkan. Seperti contoh kejadian diatas, seorang suami sangat mudah mengatakan akan menceraikan istrinya hanya karena anaknya kurus yang dinilai akibat istrinya tak becus mengurus anak-anaknya.

Padahal dalam keluarga hendaknya dilandasi dengan iman. Haruslah saling membantu. Tak saling menyalahkan. Suami tak sepenuhnya menyalahkan istri jika ada yang kurang pada anak dan keluarganya. Apalagi seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya yang bertanggung jawab penuh terhadap istri dan anaknya.

Seorang istri juga harus bertangung jawab atas rumah dan anak-anaknya. Karena sejatinya, tugas seorang ibu adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummu warabbatul bait). Ibu adalah orang pertama yang memberikan pendidikan pada anak - anaknya.

Dengan sistem islamlah peran ibu akan dihidupkan kembali sebagaimana fitrahnya , yaitu mencetak generasi - generasi muda yang berakhlak mulia dan bermutu, sehingga dapat meneruskan kembali kehidupan islam di dunia. Semua itu akan terwujud dalam naungan Khilafah islamiyah.

Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam : "Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya" (Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak