Oleh: Ai siti
Kabinet indonesia maju yang di bentuk Jokowi memfokuskan kebijakannya pada deradikalisasi bahkan beberapa kementrian pun di set-up untuk memerangi radikalisme dan dikeluarkan Surat Keputusan Bersama(SKB) bersama para 6 menteri dan 5 lembaga perihal pencegahan radikalisme di kalangan PNS.
Diduga kuat lagi-lagi umat Islam yang jadi sasaran kebijakan itu, sebab selama ini tampak sekali rezim selalu mengaitkan radikalisme dengan Islam, mulai dari mempermasalahkan pemakaian cadar bagi mereka yang masuk ke instansi pemerintahan.
Menag membandingkan cadar dengan penggunaan helm yang harus dibuka jika memasuki kantor/instansi pemerintahan dan juga pemakaian celana cingkrang, ia mengancam akan mengeluarkan aparat sipil negara yang mengenakan celana di atas mata kaki tersebut, kemudian Menag juga mempersoalkan wacana khilafah. Ia menyatakan bahwa sistem khilafah lebih banyak mudaratnya, belum juga diterapkan ide khilafah sudah dimonsterisasi sedemikian rupa, seolah-olah ide ini yang merusak negeri ini, sementara demokrasi yang bukan berasal dari Islam dan terbukti merusak negri ini dianggap sebagai dewa yang dipuja-puja bahkan rezim-rezim muslim begitu benci terhadap penerapan Islam.
Dijadikannya radikalisme sebagai agenda utama rezim jokowi jilid 2 semakin memperkuat anggapan bahwa rezim ini dikuasai oleh radikal liberal sekuler yang anti Islam. Anti radikalisme ini merupakan proyek global negara imperialis yaitu Amerika,Inggris,Australia dan sekutunya tujuan utamanya tidak lain untuk membendung aspirasi syariah Islam kaffah dan persatuan umat Islam di dunia.
Islam diturunkan oleh Allah Swt dengan seperangkat aturan yang dipergunakan untuk mengatur kehidupan, baik dalam urusan politik, ekonomi, hukum, perdagangan dan sebagainya.
Dalam sistem Islam, negara akan menjaga seluruh rakyat dalam hal agama, jiwa, kehormatan, harta, nasab/keturunan, akal, keamanan dan menjaga negara itu sendiri.
Lalu apa yang dikhawatirkan dengan penerapan sistem Islam? Hanya pelaku kemaksiatan yang takut dengan sistem/aturan Islam.
Kita hanya mengingatkan segala makar musuh-musuh islam yang ingin membendung kebangkitan Islam pastilah gagal, karena kemenangan sudah dijanjikan Alloh Swt kepada umat Islam yang sungguh-sungguh memperjuangkan islam, segala bentuk makar mereka pasti gagal karena akan berhadapan dengan makarnya Alloh Swt, sebagaimana firman Alloh Swt dalam QS. Ali-Imran ayat 54: "orang-orang kafir itu membuat tipudaya dan Alloh membalas tipudaya mereka itu dan Alloh sebaik-baik pembalas tipudaya"
Wallohu a'lam bishawab
Tags
Opini