Oleh: Ummu Fatin
Ibu Rumah Tangga
Mengimani kenabian Muhammad Saw harus diikuti dengan mencintai dan memuliakan sosoknya. Kecintaan seorang Muslim kepada beliau harus di atas kecintaan kepada orang lain. Belum sempurna keimanan seseorang bila belum ada kecintaan kepada Baginda Nabi Saw.:
_"Belum sempurna iman salah seorang di antara kalian sampai ia menjadikan aku lebih dicintai daripada orang tuanya, anaknya dan segenap manusia"_(HR al-Bukhari).
Mencintai Nabi saw. hukumnya fardhu. Allah Swt memberikan ancaman keras kepada siapa saja yang cintanya kepada Rasul saw. terpalingkan oleh kecintaan kepada yang lain:
_"Katakanlah, "Jika bapak- bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang ķalian khawatirkan kerugiannya dan tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-Nya. Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik."_ (TQS at-Taubah [9]: 24).
Orang yang mencintai Allah dan Nabi-Nya Saw. juga akan merasakan manisnya iman, sebagaimana sabdanya:
_"Ada tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman (di antaranya): Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya."_ (HR al-Bukhari dan Muslim).
Allah SWT berfirman:
_"Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah melaknati mereka di dunia dan di akhirat serta menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan"_(TQS al-Ahzab [33]: 57).
Bagi orang Islam, hukum menghina Rasul jelas haram. Pelakunya dinyatakan kafir. Hukumannya adalah hukuman mati. Karena itu jika membandingkan Nabi Saw. dengan orang lain dengan maksud merendahkan beliau sudah termasuk penistaan, apalagi mempertanyakan kontribusi beliau bagi negeri ini, jelas merupakan penistaan luar biasa. Pada zaman Nabi Saw. ada seorang pria yang amat marah kepada istrinya karena terus-menerus menghina Nabi Saw. akhirnya, sang suami membunuh istrinya tersebut. Ketika kabar ini sampai kepada Baginda Nabi Saw. dan pria ini mengakui perbuatannya, beliau bersabda:
_"Saksikanlah bahwa darah perempuan yang tertumpah itu sia-sia (tidak ada tuntutan)."_ (HR Abu Daud).
Karena itu, wahai kaum Muslim, marilah bela agama kita, belalah Nabi kita yang mulia, sungguh Nabi kita yang mulia telah berjuang membela nasib kita agar menjadi hamba-hamba Allah Swt yang layak mendapatkan jannah-Nya kelak. Penistaan terhadap Nabi Saw. terjadi karena prinsip kebebasan berbicara yang diberikan sekularisme- liberalisme yang memberikan panggung kepada orang-orang yang mendengki dan terus menyerang Islam. Agama ini sungguh tak akan dapat terlindungi jika umat tàk memiliki pelindung yang kuat nan agung yaitu Khilafah.
Wallahu 'Alam Bishawab.
Tags
Opini