Oleh: Andriyani (Mahasiswa Unhalu)
Berbagai survey membuktikan bahwa penguasa hari ini telah kehilangan jati diri sebagai pengurus dan pelindung masyarakat, berbagai macam dilakukan untuk menutupi kegagalannya dalam memimpin dan mencari simpati kembali dari masyarakat hingga melakukan cara manipulatif. Namun semua yang dilakukan penguasa hanya kesia-siaan bahkan terkesan pencitraan publik, masyarakat menyadari sebuah kebohongan yang selalu diumbar dalam setiap pemilu, janji-janji manis namun palsu membuat masyarakat tidak percaya akan segala berita dan tuduhan yang meyudutkan pemerintah atau kalangan pejabat tinggi negara.
Seperti janji yang dilontarkan presiden Jokowi diwaktu kampanye, dengan meluncurkan tiga kartu, sehingga masyarakat bertanya-tanya “kemana janji yang pernah diucapkan”. Bahkan berdasarkan hasil survey dari (www.beritasatu.com 14/10/19) pada pemerintah rezim Jokowi terdapat lima aspek terendah yang menjadi PR besar pemerintah untuk menyelesaikan problem utama bangsa ini misalanya saja ekonomi nasional 68,8%, kesejahteraan tenaga kerja 65,5%, kemudahan lapangan pekerjaan 58,9%, pengentasan kemiskinan 58,4%, dan stabilitas harga pokok 58,1%. Ini menjadi hal yang sangat urgent bagi pemerintah untuk menciptakan kembali kepercayaan itu dari masyarakat dengan diawali bagaimana pemerintah menyelesaikan apa yang menjadi kebutuan dan problem dari warganya.
Penyebab hilangnya kepercayaan umat
Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim hingga jatuh pada kesan yang buruk terhadap pengusa, bukan tanpa sebab. Pasalnya ada beberapa faktor pertama, masyarakat selalu dibohonggi dengan segala skenario pencitraan janji-janji palsu yang nyatanya adalah kepenting asing dengan utang berbunga. kedua, adanya kriminalisasi pada tokoh ulama dan ormas yang kritik membongkar kebijakan busuk dari pengusah yang menjual aset negara terhadap asing, keriga, ada upaya penguasa untuk menyudut segala hal yang berkaitan dengan kemaslahatan umat dengan terpilihnya para wakil rakyat mudah membuka pintu untuk asing.
Gambaran yang telah nyata dialami umat telah membuat umat sadar bahwa rezim saat ini telah terang-terangan menjadi kutub yang berlawanan dengan masyarakat khusus presepsi umat yang mencari sosok pemimpin untuk lima tahun kedepan. Tetapi faktanya berkata lain, berbagai manipulasi dilakukan untuk menutupi kesalahan pengusah misalnya, peningkatan ekonomi dan pelayanan kesehatan yang belum lama ini menjadi sorotan, masyarakat telah mebuktikan bagaimana kinerja penguasa yang tak serius meri’ayah umat. Namun, mengharapkan kesan yang baik dengan jalan pencitaraan sampai persekusi bagi yang mengkritik penerapan kebijakan.
Islam contoh terbaik
Hal ini tidak sejalan dari penerapan Islam, Islam memandang bahwa penguasa adalah wakil rakayat untuk menjalankan segala kebijakan dan hokum sesuai syariat Islam, yang otomatis tidak akan pernah luput dari pengawasan dan kritik dari umat jika sewaktu-waktu ditemukan pelangaran syariat Islam.
Islam juga melarang adanya manipulasi untuk menutupi kebobrokan rezim penguasa, untuk mendapatkan hak dan citra baik dihadapan rakyat. Karena dalam segala hal yang menjadi kepentingan umat harus disebarkan dan diumumkan dipublik khusus masalah pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang menjadi hak bagi setiap rakyat. Bahkan sampai pada pembohongan secara struktur dalam penerapan Islam tidak adan ditemukan. Sebagaimana yang dicontohan Abu Bakar ash-Shidiq ra.dalam pidatonya:
“aku diangakat sebagi pemimpin kalian, sementara aku bukanlah orang terbaik dari kalian. Jika aku berbuat baik maka tolonglah aku. Jika akau berbuat buruk maka luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah, sedangkan kedustaan adalah khianat. Orang yang lemah ditengah kalian adalah kuat disisiku sampai akau mengembalikan haknya, insya Allah…taatilah aku selama akau menaati Allah dan Rasul-Nya. Jika aku bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban kalian untuk taat kepadaku”. (Imam ath-Thabari, Tarikh ath-Thabari).
Ini menjadikan contoh agar penguasa hari ini untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya untuk meletakan kebijakannya sesuai dengan syariat agar tidak ada lagi yang namanya kepercayaan pada umat terhadap penguasa yang memudar bahkan hilang, karena adanya kepercayaan dari umat penguasa. Semua ini akan terwujud jika peredaban Islam telah diterap dalam segala aspek kehidupan.
Walahu a’lam bishawab