Ekonomi Liberal Kian Menyengsarakan Rakyat



Oleh : Dara Millati Hanifah, S.Pd (Pemerhati Pendidikan)

.

Bicara  perekonomian di Indonesia  tak akan ada habisnya. Dari tahun ke tahun, masalah ini terus meningkat dan belum ada solusi yang tepat untuk mengatasinya. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah tetapi tidak membuat masyarakat di dalamnya hidup sejahtera. 

.

Asian Development Bank (ADB) melaporkan 22 juta orang Indonesia masih menderita kelaparan. Dari 22 juta orang tersebut, atau 90 persen dari jumlah orang miskin Indonesia versi Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 25,14 juta orang dikarenakan masalah di sektor pertanian, seperti upah buruh tani yang rendah dan produktivitas yang juga rendah. Ditambah kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi juga tercatat terus turun.

"Banyak dari mereka tidak mendapat makanan yang cukup dan anak-anak cenderung stunting. Pada 2016-2018, sekitar 22,0 juta orang di Indonesia menderita kelaparan," terang laporan tersebut dikutip dari laman resmi ADB, Rabu (6/11). (cnn-indonesia.com, 06/11/2019)

.

Selain itu, angka pengangguran di Indonesia dikabarkan menurun, namun nyatanya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)  tahun ini, tercatat ada 5,01 persen penduduk produktif yang menganggur. Indonesia tertinggal dari Laos dan Kamboja, yang secara berurutan mencatatkan 0,60 persen dan 0,10 persen pengangguran dalam data BPS. Artinya, ini memang menjadi angka terendah dalam sejarah Indonesia, tetapi tetap menjadi yang tertinggi kedua di Asia Tenggara. (Ittoday.co 12/10/2019)

.

Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019.  Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%. BPS mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan di era Joko Widodo. (CNBC Indonesia (05/11/2019)

.

Dari beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa perekonomian di Indonesia semakin melemah. Ini membuktikan bahwa ekonomi dengan standar liberalisme tidak menjamin rakyatnya hidup sejahtera. Seharusnya perekonomian negara itu berkembang bukan menurun dan membuat rakyatnya sengsara. Ini diakibatkan oleh ulah para oknum yang haus akan kekuasaan. Yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan urusan rakyatnya.

.

Berbagai kegiatan ekonomi  berjalan dalam rangka mencapai satu tujuan, yakni menciptakan kesejahteraan menyeluruh bagi setiap individu rakyat. Tetapi, itu tidak berlaku pada sistem saat ini. Berbeda halnya ekonomi dalam Islam. Di mana, semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk  memenuhi semua kebutuhan pokok (primer)  maupun berbagai kebutuhan pelengkap (sekunder dan tersier). Ekonomi seperti ini pada akhirnya akan menciptakan kehidupan ekonomi yang sejahtera, penuh ketenangan dan kesederhanaan, namun tetap produktif dan inovatif.

.

Hal tersebut akan berlaku jika negara meninggalkan sistem saat ini dan beralih ke sistem Islam. Hanya sistem Islam yang mampu membuat perekonomian melemah menjadi lebih baik.

Wallahu 'alam bi shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak