Oleh : Reni Asmara
(Komunitas Pena Islam)
Demokrasi adalah sistem bobrok yang sudah cacat dari lahir. Menurut Aristoteles (348-322 SM), demokrasi adalah sistem bobrok karena rentan akan anarkisme. Menurut Plato, demokrasi dapat melahirkan penguasa korup yang anarki sehingga memunculkan tirani. Dalam Encyclopedia Britannica, Socrates mengatakan dalam demokrasi banyak orang tidak senang jika pendapatnya disanggah, sehingga mereka membalas dengan kekerasan. Orang yang berjuang untuk keadilan dalam sistem demokrasi akan terbunuh.
Rupanya bahaya demokrasi telah menjangkiti negeri ini. Negeri ini berideologi Kapitalisme Neoliberalis. Imperialis asing melalui korporat-korporat dan LSM-LSMnya menguasai segala sesuatu yang sifatnya strategis bagi masyarakat. Mereka mendukung kampanye calon pemimpin negeri hingga pemerintah mereka kuasai. Kemudian setelah terpilih, penguasa itu diharuskan melayani kepentingan mareka sebagai bentuk kompensasi.
Islam mengancam eksistensi penjajahan imperialis asing di negeri ini. Hanya Islamlah yang dapat membebaskan negeri ini dari penjajahan imperialis asing. Karena itu Islam dianggap berbahaya bagi kapitalisme dan harus diberangus.
Akibatnya, rezim terpilih menjadi represif dan anti dengan Islam. Semua kritik (muhasabah) berdasarkan Islam ditentang dan dianggap berbahaya bagi kelangsungan negeri. Hingga muncul istilah Islamophobia rezim yang mengecap Islam dengan kata radikal.
Sayangnya Islamophobia rezim yang brutal dan ganas terhadap Islam dan Ulama atas nama melawan radikal berlanjut di jilid II. Rakyat, ulama bahkan ASN dicurigai. Siapa saja yang mengritik ataupun memuhasabahi rezim pasti mendapat sanksi. Tidak sedikit ulama yang dikriminalisasi karena dianggap radikal, nyinyir ataupun hate speech.
Bahkan, pemerintah menerapkan kewaspadaan tingkat tinggi. Kebijakan dibuat untuk membungkam yang dicap radikal. Terutama bagi mereka yang berani menyuarakan Islam Kaffah (radikal), siapapun termasuk ASN. Maka, seperti dilansir dari bkn.go.id, pemerintah sepakat bentuk satuan tugas tangani radikalisme ASN. Dilansir dari detikfinance,14/10/2019, ASN harus hati-hati menggunakan media sosial karena memposting, mengeshare, upload, retweet dsb, bahkan memberi likes, love atau komen mendukung kritikan kepada pemerintah yang dianggap nyinyir bisa dihukum bahkan dipecat.
Agen untuk mencuci otak mahasiswa diturunkan agar mahasiswa tidak mengenal Islam kaffah. Agen tersebut mengajarkan Islam sekuler alias Islam moderat. Mengajarkan Islam hanya sebagai agama ritual saja tidak boleh mengatur kehidupan manusia. Seperti dilansir dari kemenag.go.id, 26/10/2019 ketika gelar pengajian akbar, mahasantri IAIN Salatiga ngaji moderasi, Gus Miftah mengatakan, aksi bela tauhid tahlilan, aksi bela nabi solawatan, aksi bela ulama manakiban, aksi bela Qur’an semaan dan aksi bela ilmu sorogan.
Padahal, Islam adalah Ideologi yang mengandung seperangkat aturan yang berasal dari Al-Khaliq Al-Mudabbir untuk mengatur kehidupan manusia. Yang harus dipatuhi oleh seluruh manusia.
Waktu pelantikan presiden dan wakil presiden pengamanan dinilai berlebihan (tempo.co, 19/10/2019). Padahal mereka tahu betul bahwa yang mereka cap radikal tidak akan melakukan perbuatan anarkis yang dilarang agama.
Itulah demokrasi menutup celah muhasabah kepada pemimpin. Berbeda dengan Islam. Dalam Islam hukum mengoreksi penguasa (muhasabah lil hukkam) dengan landasan Din adalah fardu atas kaum muslimin. Dan Sebaik-baiknya jihad adalah perkataan yang benar kepada pemimpin yang zhalim (HR. Ahmad, Ibn Majah, Abu Dawud, al-Nasa’i, al-Hakim dll). Karena itu Islam adalah sistem yang membuka lebar celah muhasabah dengan stàndar yang jelas yakni sesuai hukum syara.
Demokrasi menganggap Muhasabah adalah radikal hingga rezim Islamophobia. Solusi Islam yang notabene sebagian besar agama yang dianut rakyatnya dianggap berbahaya bagi kelangsungan negeri. Sementara penjajah imperialis asing diperlakukan layaknya tuan. Padahal mereka sekarang telah menguasai negeri.
Tidak layak demokrasi penyebab masalah negeri dipertahankan. Demokrasi harus dicampakkan. Ganti dengan sistim Islam agar negeri lepas dari penjajahan imperialis asing dan negeri mampu mandiri, sejahtera Rahmatan Lil Alamin.