Oleh: Sri Mariana
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam kalender Islam setiap tanggal 12 Rabiul Awal diperingati sebagai hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW. Nabi yang menjadi suri teladan bagi umat manusia. Lahirnya Nabi Muhammad SAW ke dunia tentunya sebagai pembawa dan penyampai risalah terakhir ketauhidan.
Diutusnya rasul menjadi mukzijat wajah dunia dari kehidupan yang carut marut. Selain itu menjadi solusi kehidupan yang penuh kejahiliyahan menjadi bangsa yang terang benderang. Tak heran bila dalam banyak survei tentang tokoh- tokoh yang berpengaruh dalam merubah dunia, sosok Nabi Muhammad SAW selalu menempati urutan teratas.
Michael Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History menempatkan Nabi Muhammad SAW di urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh di dalam sejarah dunia. Berbeda dengan tokoh- tokoh berpengaruh lainnya di mana pengaruhnya pun hilang seiring dengan kematiannya. Katakanlah Adolf Hitler, Mussolini, Stalin, dan lain-lain, ketika masih hidup, pengaruhnya besar. Ketika dia sudah tiada, pengaruhnya pun hilang. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW, saat beliau masih ada di tengah-tengah ummat, pengaruhnya besar. Ketika beliau wafat, pengaruhnya pun tetap ada, bahkan hingga akhir zaman.
Untuk menunjukkan kecintaan kepada nabi, umat memeriahkan dengan berbagai macam kegiatan. Seperti yang dilakukan warga kalsel tradisi baayun mauled untuk memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW. Tradisi Baayun yang biasanya untuk anak-anak, justru diikuti seorang peserta tertua yang berumur 70 tahun(Banjarmasin.tribunnews.com).
Lantunan shalawat nabi terdengar menggema di ruangan utama Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin kalsel. Diiringi tabuhan rebana, gema cinta yang ditujukan kepada rasullullah SAW. Bahkan gubernur Kalsel mengatakan dalam sambutannya di antaranya siapa sosok pemimpin, panglima, dan lain sebagainya terbaik di muka bumi ini? Ia tidak lain adalah nabi Muhammad SAW(Banjarmasin.tribunnews.com).
Sehingga sudah sepatutnya Nabi Muhammad SAW pun menjadi suri teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Nabi yang membawa kehidupan manusia dari kegelapan menuju terang benderang sampai saat ini. Bahkan mencintai Rasulullah saw. hukumnya wajib atas setiap Muslim. Bahkan cinta seorang Muslim kepada Rasulullah saw. harus berada di atas cinta kepada yang lain, selain Allah SWT. Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan keluarga kalian, juga kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya dan tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-Nya. Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik.” (TQS at-Taubah [9]: 24).
Cinta hakiki kepada Rasulullah saw. tentu bukan sekadar ucapan di lisan ataupun tidak hanya peringatan kelahiran nabi setiap tahunnya. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat, dan dia banyak menyebut Allah. [al Ahzaab : 21].
Al Hafizh Ibnu Katsir mengatakan,”Ayat yang mulia ini sebagai prinsip yang besar untuk mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik perkataan, perbuatan dan segala keadaan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik berupa akidah, syariah atau ibadah, akhlaq, dakwah, politik, bahkan dalam mengatur negara. Kita wajib berittiba’, tidak hanya dalam hal ibadah atau akhlak beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, akan tetapi harus menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan [Tafsir Ibnu Katsir, III/522].
wallahu a’lam bis-shawab