Atas Nama Cinta





Oleh: Kunthi Mandasari
(Member Akademi Menulis Kreatif)

"Atas nama cinta, ku relakan jalanku merana. Asal engkau akhirnya denganku. Ku bersumpah atas nama cinta"

Sebuah penggalan lirik lagu yang pernah dipopulerkan oleh Rosa atau yang akrab dipanggil teh Ocha. Lirik tersebut tampaknya mampu mewakili perasaan seseorang yang tengah dimabuk cinta. Rela berjuang dan berkorban apa saja agar bisa bersama sang pujaan.

Cinta merupakan sebuah kecenderungan yang akan membentuk perilaku seseorang. Cinta bisa hadir karena sebuah fitrah tanpa perlu sebuah mafhum (pemahaman) apapun. Seperti cinta pada pandangan pertama atau cinta terhadap lawan jenis, kecintaan terhadap keluarga, kecintaan terhadap keindahan, kecintaan terhadap keadilan dan lain sebagainya. Jalan terbaik untuk menyalurkan cinta terhadap lawan jenis adalah melalui sebuah pernikahan. Begitupula untuk memenuhi kecenderungan lainnya harus sesuai dengan syariat agar berbuah pahala.

Namun, adapula cinta yang hadir karena terbiasa atau istilah Jawanya 'witing tresno jalaran soko kulino.' Sebuah rutinitas yang terindera sehingga akhirnya menjadi mafhum (pemahaman). Sebuah mafhum akan menjadi sebuah pemikiran seseorang yang akan mempengaruhi perilakunya. Jadi, kecenderungan seseorang yang muncul bisa tergantung sebuah informasi yang yang diperoleh dan dipahaminya.

Dalam kitab min mukowimat karya syekh Taqiyuddin an Nabani rahimakumullah dijelaskan bahwa, "Arti cinta seorang hamba terhadap Allah dan RasulNya adalah menaati dan mengikuti perintah Allah dan RasulNya," kata Al-Azhari. Menurut Al-Badhawi, cinta adalah keinginan untuk taat. Sedangkan Al-Zujaj berkata, "Cinta manusia kepada Allah dan RasulNya adalah menaati keduanya dan ridha terhadap segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa Rasulullah Saw."

Jika ada yang mengatakan cinta terhadap Rasul, tapi membenci syariah yang beliau bawa. Kemudian memusuhi khilafah, mengkriminalisasi ajaran Islam serta mengkriminalisasi para pengembannya. Tentu patut dipertanyakan. Atas dasar cinta siapa ia berbuat? Apakah cintanya untuk Rasul dan ajaran yang dibawanya? Apakah cintanya sebuah kesungguhan atau sebuah omong kosong belaka?

Karena sejatinya sebuah cinta akan mendorong seseorang untuk menggapai apa yang dicintai. Mengupayakan untuk memantaskan diri bersanding dengan yang dicintai. Begitupula ketika seseorang mengaku cinta terhadap Rasulullah Saw. dan ajaran yang beliau bawa. Dia akan berusaha meneladani setiap perbuatannya dan syariah yang beliau bawa. Tanpa nanti tanpa tapi. Sebagai wujud pembuktian cinta sejati.

Ikut mengemban dakwah Islam sesuai dengan metode dakwah beliau. Menyebarkan Islam melalui pemikiran tanpa kekerasan. Bukan menghalangi atau mengkriminalisasi. Atas nama cinta siapa engkau tegak berdiri? Dibarisan para pencinta Nabi ataukah penghalang dakwah Nabi? Semuanya terlihat jelas dari setiap perbuatan yang engkau jalani. Wallahu'alam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak